Sabtu, 19 Agustus 2017

THE NEW OF OPERASI SEROJA




Selalu ada yang menarik ketika saya mendengar kata tentang Republik De Timor Leste. Ketika masih duduk di bangku SD, otak saya paling bebal kalau disuruh menghapal nama-nama provinsi di Indonesia. Tetapi, saya ingat betul hingga sekarang bahwa provinsi termuda kala itu adalah Timor Timur.

Berbicara mengenai Timor Timur, ada 1001 kisah tentang perjalanan bergabungnya provinsi ke -27 Indonesia di masa itu.

Banyak korban dari para pejuang Fretilin (Timor timur) maupun  dari pasukan TNI (ketika itu masih bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonedia). Entah berapa ratus, atau bahkan berapa ribu keluarga yang ditinggal mati ayah, suami, kakak, adik dan sebagainya.

Kisah Operasi Seroja (Operasi Militer era Presiden Soeharto untuk menumpas Gerakan Pengacau Keamanan Fretilin) benar-benar menjadi kisah hidup yang pedih bagi orang orang yang terlibat langsung di dalamnya. Baik rakyat Timor Timur, maupun para mantan pejuang Seroja.

Betapa mahal harga sebuah perang. Hanya untuk menebus seorang anak agar mau kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Harga yang akhirnya sia sia. Toh si anak bungsu (provinsi Timor Timur) pun berkhianat.

Iya, Republik De Timor Leste (RDTL) memproklamirkan diri sebagai negara berdaulat dan kini menyejajarkan diri dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Benar benar seorang anak Durhaka!

Dalam beberapa kesempatan acara yang mengupas tentang kenangan Operasi Seroja, dua narasumber yaitu Letjen Purn. Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden ke-6 RI, pernah menjadi Komandan Operasi Seroja Timor Timur) dan Mayjen Purn. Yunus Yosfiah (mantan Komandan Operasi Seroja Timor Timur juga) sampai meneteskan air mata. Keduanya mengungkapkan betapa perih pengorbanan anak bangsa di sana.

Tak terhitung berapa jumlah anak buah Pak Beye (sebutan presiden ke-6 RI) dan Pak Yunus yang gugur sebagai patriot merah putih. Meregang nyawa di bumi Loro Sae demi mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

-o0o-

Besok sore, minggu, 20 Agustus 2017, kita akan bersua lagi dengan si anak durhaka.

Selayang Municipal Council Stadium, Shah Alam, Malaysia akan menjadi titisan dari Kota Maliana, Bobonaro dan Benteng Batugade. Kota yang menjadi saksi pertumpahan darah antara pasukan Indonesia melawan Timor Timur.

Ribuan pasukan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang ketika itu menyusup ke kantong-kantong pertahanan Fretilin, menyamar sebagai relawan bercelana jeans (The Blue Jeans Soldier), esok hari akan be-reinkarnasi ke kostum Merah Putih-nya Timnas Garuda U-23.

Pertandingan sepakbola antara Indonesia U-23 vs Timor Timur U-23 di ajang Sea Games 2017 Malaysia besok sore sungguh membawa imajinasi saya ke masa itu.

Ada amarah dalam dada saya. Ada geram yang ingin terlampiaskan. Kita akan memborbardir pertahanan mereka, membobol gawang mereka sebanyak banyaknya, menghajar dan memporak-porandakan kesebelasan Timor Timur.

Persis ketika pasukan ABRI memborbardir kota Maliana, Bobonaro dan Baucau. Lalu menghancurkan benteng Batu Gede hingga mengepung serta membumihanguskan kota Los Palos selama berhari hari.

Fretilin pun mengakhiri perlawanan disana!

Surabaya, 19 Agustus 2017
(Heru Sang Mahadewa)
Member of One Day One Post

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *