Senin, 18 Desember 2017

YERUSSALEM, KOTA TUA DI NEGERI DONGENG






Kota itu telah dihancurkan, dibangun kembali, dihancurkan dan dibangun lagi. Yerussalem bagai maniak seks tua yang mencekik pecinta demi pecintanya sampai mati. Sebelum melepas pecintanya yang masih ingin penetrasi, ia melepas laba-laba beracun yang melahap pecintanya.

(Amoz Os)

Dongeng usang dari kota tua itu sudah di-babar bangsa-bangsa kuno yang lebih dulu menghuninya sejak ribuan tahun sebelum masehi. Jauh sebelum muncul tiga kubu yang kini memperebutkannya; Yahudi (Nasrani fanatik, garis keras), Kristen Abangan (Nasrani liberal yang condong menginginkan Yerussalem menjadi wilayah netral), dan Islam (seluruh golongan).

Yerussalem sendiri adalah nama yang diberikan oleh orang-orang yang pertama kali datang dari arah tenggara kota itu. Mereka berasal dari Levant (Suriah sekarang). Yerussalem berasal dari bahasa Summeria; Yeru yang berarti pemukiman, dan Shalem yang diambil dari nama Dewa sesembahan bangsa mereka: Kana’an. Secara harfiah, Yerussalem bermakna sebagai pemukiman bangsa Kanaan.

Selama lima ratus tahun, bangsa Kanaan menjadi penghuni tunggal Yerussalem. Selanjutnya, secara silih berganti, kota itu jatuh ke tangan satu bangsa ke bangsa lainnya.

Yerussalem Dari Masa Ke Masa.
Setelah bangsa Kana’an mendatangi wilayah di dekat laut Mati itu, lima ratus tahun kemudian, atau sekitar 2000 tahun SM, datanglah bangsa Amorit. Suku bangsa ini dikenal juga sebagai suku Martu, Tidnum, Aunumm, dan Emori. Bangsa Amorit sebelumnya menempati wilayah sebelah barat sungai Eufrat.

Tak lama kemudian, masih dalam zaman yang sama, bangsa Fenisia juga mulai memasuki Yerussalem. Fenisia adalah suku bangsa yang sebelumnya menghuni pesisir timur Laut Tengah.

Delapan abad kemudian, yaitu 1200 SM, datang bangsa Filistin ke Yerussalem. Mereka adalah suku yang sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Bangsa Filistin menempati bagian selatan Yerussalem.

Meski banyak sejarawan yang menyangkal, tetapi jika dianalisa dari toponimi, sangat kuat dugaan bahwa Filistin adalah cikal bakal dari penyebutan nama Palestina.

Masih pada abad yang sama, suku Bani Israel keluar dari Mesir bersama Moses (versi Nasrani) atau Nabi Musa Allaihis Salam (versi Islam). Suku bangsa ini lalu bermukim di bagian timur Laut Mati. Kedatangan mereka inilah yang akhirnya mengukuhkan diri sebagai pemimpin wilayah itu dalam rentang waktu cukup lama, sekaligus mendesak keberadaan suku bangsa Kanaan.

Selama 1025 SM – 586 SM praktis Yerussalem berada dibawah kekuasaan raja-raja dari suku bangsa Israel.

Pada 1010 SM terjadi perlawanan oleh suku bangsa penghuni Yerussalem lainnya. Bangsa Filistin berhasil mengalahkan Raja Saul, lalu merampas Tabut Perjanjian, sebuah lempeng logam yang diturunkan Tuhan kepada Musa.

Zaman 1010 SM ini sekaligus menjadi tonggak pecahnya perang demi perang yang menandai perebutan kota Yerussalem. Secara runtut dari masa ke masa, pertumpahan darah itu adalah sebagai berikut:

1000 SM
Raja David (Nabi Daud Allaihis Salam versi Islam) menaklukkan Israel. Pada masa kekuasaan raja ini, Yerussalem dijadikan ibu kota kerajaan Israel.

962 SM
Raja Salomo (Nabi Sulaiman Allaihis Salam versi Islam) mendirikan kuil pertama yang disebut Bait. Di tempat inilah konon Tabut Perjanjian disimpan. Dalam perjalanan sejarah, kelak orang-orang Yahudi, keturunan Yehuda, putra Yakub (Nabi Ya'qub Allaihis Salam versi Islam) menjadikan Bait pertama ini sebagai kiblat dalam beribadah.

Dalam literasi Islam, Nabi Sulaiman Allaihis Salam dikisahkan sebagai raja yang menguasai juga seluruh bangsa binatang dan Jin. Tidak pernah diceritakan sedikitpun Tabut Perjanjian dan Bait pertama.

722 SM - 586 SM
Gabungan pasukan Kerajaan Asuriah (besar kemungkinan adalah Suriah, Syiria sekarang) dan Babilonia menggempur Yerussalem di bawah kekuasaan Yudea. Raja Nebuchadnezzar II, penguasa Babilonia Baru dari Dinasti Kasdim menawan orang-orang Yahudi dan membawanya ke Babilonia.

587 SM
Bait Pertama dihancurkan oleh Raja Nebuchadnezzar II, orang-orang Yahudi dibuang ke pengasingan (belum ada literasi di mana daerah pengasingan ini).

539 SM
Kerajaan Babilonia dikalahkan oleh Cyrus dari Kerajaan Persia. Bukan hanya itu, Cyrus juga menaklukkan Cheldania (Irak sekarang) dan Yerussalem.

Kemenangan Persia atas Babilonia sekaligus mengakhiri masa pengasingan orang-orang yahudi yang dulu ditawan Raja Nebuchadnezzar II. Oleh Cyrus, mereka diperbolehkan kembali ke Yerussalem.

Pada masa inilah, Bait Kedua kembali dibangun oleh orang-orang Yahudi.

332 SM
Kerajaan Persia takluk oleh serangan Kerajaan Makedonia yang dipimpin Raja Alexander Yang Agung (Iskandar Zulkarnaen atau Nabi Zulkarnain Allaihis Salam dalam versi Islam). Yerussalem pun tak luput dari penguasaan mereka.

166 SM
Orang-orang Yahudi mendirikan kerajaan di kota Yerussalem.

35 SM
Bangsa Romawi dibawah kekuasaan Dinasti Herodes menguasai Yerussalem.

Ketika itu, Romawi masih menyembah Dewa Zeus (Jupiter), Ares (Mars), Aprodite (Venus), dan Dewa-Dewa lainnya. Tetapi justru di masa Herodes, orang Yahudi diberi keleluasaan dan bantuan untuk membangun lebih besar lagi Bait kedua.

Dalam perjalanan sejarah, Bait yang semakin besar itu dikenal sebagai Bait Allah.

6 SM
Maria melahirkan Yesus Krestus di Bethlehem yang hanya berjarak 10 km dari kota lama Yerussalem. Literasi Islam menyebutnya sebagai Nabi Isa Allaihis Salam.

33 SM
Yesus Kristus wafat dan dibangkitkan kembali (versi Nasrani).

Peristiwa ini sekaligus menjadi tonggak munculnya golongan Yahudi Mesianik/Kristus. Golongan inilah yang dalam perjalanan sejarah tumbuh menjadi agama baru bernama Kristen (pengikut Kristus, pengikut Mesiah, pengikut juru selamat).

Tahun 70 Masehi
Raja Titus dari Kekaisaran Romawi kembali menginvasi Yerussalem.

Berbeda dengan Herodes yang memberi angin segar kepada Yahudi, Raja Titus justru melakukan penghancuran besar-besaran terhadap Bait Allah. Bangunan itu akhirnya hanya menyisakan dinding di sebelah barat.

Kini, orang-orang mengenalnya sebagai Tembok Ratapan.

Tahun 117 – 138 Masehi
Kekaisaran Romawi melakukan pembersihan terhadap rencana makar orang-orang Yahudi.

Semua bangunan buatan Yahudi diluluh-lantakkan. Sebagian besar orang Yahudi tewas, tersisa beberapa persen saja yang melarikan diri keluar Yerussalem.

Tahun 313 Masehi
Kekaisaran Romawi kian mengukuhkan kekuasaan di Yerussalem. Agama Kristen yang lahir dari golongan Yahudi Mesianik diberi keleluasan selebar-lebarnya untuk berkembang.

Agama Kristen sempat ditentang ketika Romawi dipimpin Kaisar Julian, tetapi kembali berjaya pada masa pemerintahan Konstantin Agung. Bahkan, Kristen dijadikan agama resmi imperium Romawi.

Pada masa ini, Ratu Helena, ibunda Konstantin Agung yang sedang berziarah ke Yerussalem memerintahkan pendirian Gereja Makam Yesus. Kejadian ini dilhami oleh penemuan kayu bekas salib dan paku bekas penyaliban Yesus.

Konon, kayu salib itu bisa digunakan untuk menggerakkan jenazah manusia yang telah mati. Sedangkan paku bekas penyaliban Yesus, konon pula dilebur untuk dijadikan mahkota raja-raja penguasa Eropa kelak.

Ratu Helena dan Konstantin Agung sekaligus menciptakan babak baru dalam teologi Kristen modern.

Tahun 614 Masehi
Yerussalem dibawah Kekaisaran Romawi Heraclius (614 – 641 M) ditaklukkan oleh pasukan Persia. Kota ini kembali dihancurkan.

Tahun 627 Masehi
Kaisar Heraclius berbalik menyerang tentara Persia dan berhasil merebut kembali Yerussalem.


Yerussalem Pada Masa Kekhalifahan Islam.
Catatan terhadap Yerussalem setelah direbut kembali Heraclius terputus. Berlanjut ke masa kepemimpinan Islam.

Tahun 636 Masehi
Khalifah Umar bin Khattab memasuki Yerussalem. Patriach Yerussalem (pemimpin umat Kristen Yerussalem) menyerahkan kunci kota Yerussalem kepada Umar bin Khattab yang menjadi tanda tunduknya Yerussalem kepada Islam dengan jalan tanpa pertumpahan darah.

Praktis, sejak tahun 636 hingga abad X (1099 Masehi), Yerussalem menjadi bagian tak terpisahkan dari Islam.

Tahun 1099 Masehi
Orang-orang Kristen Eropa mulai berupaya merebut Yerussalem. Terjadi Perang Salib yang akhirnya dimenangkan orang-orang Kristen.

Yerussalem kembali dihancurkan. Terjadi pembunuhan sistematis (genosida) terhadap umat Islam. Tentara Salib juga mengusir orang-orang Yahudi untuk memasuki Yerussalem.

1190 Masehi
Tentara Islam dibawah kepemimpinan panglima perang yang tersyohor, Shalahuddin Al-Ayyubi menggempur Tentara Salib. Yerussalem berhasil dikuasai kembali.

Pada masa inilah, Shalahuddin Al-Ayyubi menghapus larangan orang Yahudi memasuki dan tinggal di Yerussalem. Semua agama, termasuk Kristen dan Yahudi, diizinkan beribadah di kota itu.

1244 Masehi
Pasukan Tatar Kharezmia (Tar-Tar), penguasa Tiongkok dari Dinasti Mongol, pemeluk agama Islam, menaklukkan Yerussalem. Kembali terjadi pembersihan terhadap orang-orang Kristen dan Yahudi. Mereka kembali diusir keluar Yerussalem.

1260 Masehi
Yerussalem ditaklukkan Kesultanan Mesir dibawah kekuasaan kaum Mamluk.

Hingga tahun 1517 Masehi, perang antara kaum Mamluk melawan Tentara Salib dan Tatar tidak pernah reda.

Tahun 1517 Masehi
Kesultanan Turki Ustmani (Kekhalifahan Otoman) menaklukkan Yerussalem. Hampir empat abad lamanya, seiring kejayaan Turki, Yerussalem tidak pernah lepas dari Islam.

Tahun 1917 Masehi
Kekhalifahan Turki Ustmani kalah dalam Perang Dunia I dan II. Hal ini diperparah dengan tingkat korupsi yang merajalela oleh birokratnya.

Turki terpecah menjadi negara-negara kecil di semenanjung Arab seperti yang kita kenal sekarang; Arab Saudi, Lebanon, Yordania, Suriah, Irak, dll.

Yerussalem menjadi wilayah tanpa penguasa. Kota tak bertuan.

Atas mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1922, Yerussalem menjadi bagian dari Britania Raya. Dalam perjalanan sejarah, kita mengenalnya sebagai Mandat Palestina.

Tahun 1947 Masehi
Inggris sebagai pemimpin Britania Raya menyerahkan kembali mandat kepada PBB. Hal ini dipicu oleh tidak adanya kesepakatan antara pihak-pihak yang terus bertikai di sana; pengungsi Yahudi dan negara-negara (kerajaan) Arab tentang pembagian pemukiman.

Pada tahun ini, perang mulai pecah lagi. Kelompok pro Arab (Islam) mulai menyerang kantong-kantong Yahudi. Perang saudara pun tak terhindarkan ketika Yahudi mulai bertindak ofensif.

Runtuhnya perekonomian kaum Arab (Palestina) menjadikan posisi mereka lemah. Sekitar 250.000 warga Palestina diusir, sebagian melarikan diri.

Tahun 1948 Masehi.
PBB membagi wilayah konflik itu menjadi dua bagian; bagian barat untuk orang-orang Yahudi, dan bagian timur untuk orang-orang Arab.

Sehari paska pembagian wilayah, orang-orang Yahudi langsung memproklamirkan berdirinya negara Israel. Kejadian ini memancing situasi kembali memanas. Gabungan negara-negara Arab; Mesir, Suriah, Yordania, Lebanon, dan Irak menyerang Israel.

Untuk kali pertama, pecahlah Perang Arab – Israel.

Peristiwa ini menjadi tonggak dimulainya perang panjang antara Israel dan negara-negara Islam (Arab).

Dalam perjalanan sejarah, Israel mendapat sokongan (dalam tanda kutip) dari Amerika Serikat, negara adidaya yang tidak (belum) ada bangsa yang berani menandinginya, kecuali Libya di era Muammar Khaddafi dan Korea Utara dibawah Kim Jong Ill yang notabene atheis.

Lalu, siapa sebenarnya yang berhak mengklaim diri sebagai pemegang hak atas kota tua Yerussalem?

Setiap orang boleh menyimpulkan sendiri dari uraian sejarah panjang di atas.


(Heru Sang Mahadewa)
Member of One Day One Post

Diolah dari berbagai kisah dongeng:
Sejarah Purba Yerussalem
A Tale of Love and Darkness
Dan lain-lain.

Sumber gambar: viva.co.id


5 komentar:

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *