This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 05 September 2015

JIWA KORSA, KESATRIA & LOYALITAS PEKERJA

jokowarino.id


Beberapa pekan setelah kasus penyerbuan LP Cebongan oleh 11 Anggota Kopassus sebagai reaksi spontan atas dinodainya kehormatan Kesatuan (terbunuhnya salah satu anggota korps mereka oleh sekawanan preman), saya mencoba mencari–cari berbagai artikel seputar apa yang selama ini santer dikumandangkan para Jenderal purnawirawan mantan pimpinan Korps Baret Merah itu.

Jiwa Korsa, Kesatria, Totalitas, Dedikasi dan Loyalitas.

Kata-kata terakhir itu menarik perhatian saya. Loyalitas dan dedikasi yang maha tinggi terhadap profesi. Berbagai pernyataan para mantan Jenderal pimpinan pasukan elit itu yang membuat saya tersenyum simpul. Jenderal Purn. Agum Gumelar dengan lantang menyatakan “Jiwa pengabdian korps kami terhadap profesi tidak perlu diragukan lagi. Dengan gaji yang jauh dibawah anggota-anggota korps yang lain, seorang prajurit Para Komando (Kopassus) tetap memberikan 200% jiwa raganya demi profesi.”

Saya jadi ingat pernyataan jenderal kami dalam sebuah forum meeting beberapa waktu lau, jauh sebelum ada kenaikan bombastis UMK tahun ini.

“Tanamkan prinsip seperti Pak Probowo (Letjen Purnawirawan, mantan Danjen Kopassus maksudnya ) di hati kita. Tirulah jiwa pengabdian para prajurit Kopassus!” ungkap beliau singkat. Tapi penuh makna.

Dan sekarang saya baru bisa mencerna makna kata-kata beliau. Menginjak tahun ketiga saya ditarik beliau ke Head Office, dengan tuntutan load pekerjaan yang beberapa digit jauh melonjak dari bagian sebelumnya, ternyata kompensasi yang saya terima bukanlah alasan untuk mengendurkan totalitas dan loyalitas. Lebih tepatnya mungkin "Dengan gaji yang jauh dibawah seorang karyawan outsourching pun, saya harus siap memberikan 200% kemampuan saya untuk kelangsungan tugas ini.”

Saya hanya terdiam, bukan semata-mata merenung karena gaji saya yang sekarang jauh terlampaui level terbawah seorang buruh (meski saya menyandang posisi yang cukup untuk membusungkan dada), tetapi juga berpikir dua kali bagaimana dengan angsuran kartu kredit saya? cicilan motor? karena saya terlanjur memberanikan diri dengan sesuatu berlebih atas posisi baru saya.

Duhhhh Jendral … beginilah jadinya kalau jiwa Baret Merah harus kita terapkan pada diri seorang buruh.

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *