Rabu, 28 September 2016

LEGENDA CINTA KAMAJAYA - KAMARATIH




image google

Kahyangan Jonggring Saloka gempar!

Tersiar berita bahwa sepasukan besar dari bangsa raksasa yang dipimpin Prabu Nilarudraka berniat ngluruk ke istana taman langit. Tujuan mereka hendak meminang salah satu bidadari Kahyangan.

Keadaan menjadi panik, ketika para Dewata mengetahui bahwa yang bisa mengalahkan raja bangsa Kala (raksasa) itu hanyalah Sang Hyang Manikmaya (Bethara Guru). Padahal, Bethara Guru sedang melakukan tapa brata.

Tidak ada yang akan sanggup membangunkan Sang Hyang Manikmaya. Raja istana taman langit.

“Satu-satunya cara memancing Bethara Guru mengakhiri tapa brata hanya dengan mengingatkan dia kepada cintanya, Bethari Durga. Karena Sang Hyang Manikmaya pasti sedang menahan rindu teramat dalam kepada istrinya yang sedang mengandung.” Jelas Bethara Ismaya.

“Rindu?” Ucap Bethara Narada sembari bertanya-tanya.

Jemparing Panca Wisaya!” Seru Bethara Ismaya seraya berdiri saat menemukan gagasan.

Para Dewata yang berkumpul di paseban Kahyangan Suralaya sepakat bahwa Sang Hyang Manikmaya harus dibangunkan dengan pengingat kerinduan.

Jemparing Panca Wisaya. Pusaka milik putra Bethara Ismaya.

Dipanggillah seorang Dewa muda, Bethara Kamajaya yang baru saja melangsungkan pernikahan dengan putri Bethara Soma. Dewi Kamaratih.

*****

Pasangan pengantin muda, Bethara Kamajaya (Dewa Asmara) dan Dewi Kamaratih (Dewi Cinta) sedang berjalan di taman Cakra Kembang ketika utusan Bethara Ismaya menghadapnya.

Pukulun, Sang Hyang Ismaya memanggil sang putra ke paseban agung.” Ucap utusan.

“Untuk apa?” Tanya Dewa yang mengemban anugerah tertinggi lelaki itu. Berupa ketampanan paling elok sejagad.

“Sepertinya ada tugas yang akan diberikan kepada pukulun.” Jelas utusan.

“Baik, kembalilah. Aku akan menyusul.” Jawab Bethara Kamajaya.

Dikecupnya kening istri tercinta, Dewi Kamaratih. Bidadari yang mendapat anugerah kecantikan paling elok sejagad.

“Adinda, aku merasa tugas yang akan diberikan kepadaku ini sangatlah berat. Jaga dirimu baik-baik.” Pamit Bethara Kamajaya.

“Jaga dirimu juga, kakanda. Untuk hatiku.” Balas Dewi Kamaratih. 

Sang istri juga merasakan kekhawatiran yang sama. Sebagai seorang Bethari, mata batinnya bisa menangkap  tanda-tanda peristiwa yang akan menimpa kekasih hatinya.

Menghadap sang putra kepada ayahnya di paseban agung Kahyangan Suralaya. Sudah berkumpul para Dewata disana. Semua menunggu kedatangan Bethara Kamajaya.

“Ada apa ayahanda memanggilku?” Sungkemnya kepada Bethara Ismaya.

“Kamajaya, Kahyangan sebentar lagi akan diserang Nilarudraka. Hanya Sang Hyang Manikmaya yang bisa mengalahkannya. Sementara, dia sedang bertapa brata saat ini. Datanglah ke pertapaan Bethara Guru. Bangunkan dia dengan Jemparing Panca Wisaya!” Perintah Bethara Ismaya.

“Sendika dhawuh, rama pukulun!” Jawab Bethara Kamajaya.

*****

Melesat Bethara Kamajaya meninggalkan paseban agung. Menuju pertapaan Bethara Guru.

Sampai di tempat persemedian, Ia mengendap-endap mendekati Sang Hyang Manikmaya yang memejamkan mata sambil duduk bersila.

Berkali-kali Bethara Kamajaya mencoba membangunkan dengan melemparkan batu kecil dan patahan ranting kayu. Tetapi Bethara Guru tak sedikitpun bergeming.

Sang Dewa Asmara pun mencabut pusaka andalannya. Jemparing Panca Wisaya.

Panca berarti lima. Wisaya adalah rindu.

Panca Wisaya berwujud anak panah dengan mata kembang. Jika dilepaskan, akan menebarkan aroma harum yang menusuk lima indera.

Melesatlah pusaka milik Bethara Kamajaya ke tempat Bethara Guru bertapa brata. Dalam sekejap, raja istana taman langit pun perlahan mulai terbangun. Dalam penciumannya, aroma harum yang membangunkannya berasal dari istri tercinta. Bethari Durga.

Betapa terkejutnya Sang Hyang Manikmaya, ketika ia membuka mata bukan sang istri yang datang. Tetapi Bethara Kamajaya.

Bethara Guru murka!

Ditatapnya Bethara Kamajaya dengan mata ketiga yang berada di dahi Sang Mahadewa. Mata yang merah menyala karena menahan amarah.

Seketika Bethara Kamajaya terbakar!

Sorot mata Sang Hyang Manikmaya membakar hangus tubuh Bethara Kamajaya hingga hancur jadi abu.

Berlari Dewi Kamaratih yang sejak keberangkatan suaminya sudah berfirasat buruk, sehingga diam-diam mengkuti. Ia menceburkan diri ke kobaran api yang membunuh Bethara Kamajaya. Putri Bethari Soma itupun ikut hangus terbakar menjadi abu.

Bersatulah pasangan suami istri itu di alam keabadian. Bersama tali cinta dan pernikahan mereka yang abadi pula.

Datang Behara Ismaya, Bethara Narada dan para Dewata ke hadapan Bethara Guru. Kepada Sang Hyang Manikmaya, mereka menjelaskan bahwa sebenarnya Bethara Kamajaya hanya menjalankan tugas dari para Dewata. Membangunkan Bethara Guru dari tapa brata demi menyelamatkan Kahyangan dari Prabu Nilarudraka.

Para Dewata memohonkan ampun kepada Sang Hayang Manikmaya. Mereka juga meminta agar Bethara Guru menghidupkan kembali Bethara Kamajaya dan Dewi Kamaratih.

“Sabdaku tidak bisa dicabut, pukulun!” Ucap Sang Mahadewa.

“Tetapi karena Kamajaya gugur sebagai pahlawan Kahyangan, aku akan mengabulkan permintaan kalian, para Dewa.” Lanjutnya.

“Bethara Kamajaya dan istrinya Dewi Kamaratih akan kuhidupkan kembali. Tetapi tidak disini. Tempat mereka ada di Arcapada. Di dunia fana, mereka akan hidup kembali di hati para suami dan istri. Cinta dan kasih sayang mereka akan abadi disana, selama pasangan suami istri itu bisa menempatkan diri dalam bhaktinya masing-masing!” Sabda Bethara Guru, Sang Hyang Manikmaya. Sang Mahadewa.

*****

Dalam tradisi masyarakat Jawa, ketika seorang pasangan hendak menikah, semua kerabat dengan dipandu sesepuh (tetua, tokoh adat) akan berdoa kepada Allah SWT agar sang pengantin menerima anugerah keabadian cinta Bethara Kamajaya dan Dewi Kamaratih. Menjadi pasangan yang Sakinah Mawaddah Warohmah.

Saat pengantin wanita (setelah menjadi istri tentunya) hamil tujuh bulan, dilakukan tradisi mitoni, piton-piton (bahasa Jawa, tujuh bulanan), disebut juga Tingkeban.

Saat itulah, akan disediakan sebuah cengkir (kelapa muda) yang pada kulitnya dilukisi sosok Bethara Kamajaya dan Dewi Kamaratih.

Harapannya, janin bayi yang sedang berada di kandungan, jika lelaki akan berparas tampan seperti Dewa Asmara (Kamajaya). Jika wanita akan cantik seperti Dewi Cinta (Kamaratih).

Bethara Kamajaya (Dewa Asmara) - image google
Dewi Kamaratih (Dewi Cinta) - image google
Sang Mahadewa (Sang Hyang Manikmaya), Bethara Guru - Dok. Pribadi

Cengkir (Kelapa Muda) berlukiskan Kamajaya & Kamaratih - google image

(Heru Sang Mahadewa)

Member Of OneDayOnePost

12 komentar:

  1. Untuk mengakhiri pertapaan dengan mengingatkan cintanya.

    Dibangunkan dengan pengingat kerinduan.

    Keren,bang. Masih ada lanjutnya?

    BalasHapus
  2. Kamajaya dan Kamaratih...baru tahu.cerita lengkapnya

    BalasHapus
  3. Kamajaya dan Kamaratih...baru tahu.cerita lengkapnya

    BalasHapus
  4. Kamajaya, kamaratih. Makamratih masih ada ha yang punya nama itu di jaman skrg. Ternyata arti ya itu. I.dah.ya sejarah dan budaya Indonesia

    BalasHapus
  5. Oh... begitu sejarahnya, Mas Heru. Keren abis.

    BalasHapus
  6. Kisahnya keren. Bisa sebagai referensi saya membuat kisah novel atau cerpen percintaan yang dikolaborasi budaya pewayangan. Terima kasih ilmunya Mas.

    BalasHapus

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *