![]() |
image google |
Kahyangan
Jonggring Saloka gempar!
Tersiar
berita bahwa sepasukan besar dari bangsa raksasa yang dipimpin Prabu
Nilarudraka berniat ngluruk ke istana taman langit. Tujuan mereka hendak
meminang salah satu bidadari Kahyangan.
Keadaan
menjadi panik, ketika para Dewata mengetahui bahwa yang bisa mengalahkan raja
bangsa Kala (raksasa) itu hanyalah Sang Hyang Manikmaya (Bethara Guru). Padahal,
Bethara Guru sedang melakukan tapa brata.
Tidak
ada yang akan sanggup membangunkan Sang Hyang Manikmaya. Raja istana taman
langit.
“Satu-satunya
cara memancing Bethara Guru mengakhiri tapa brata hanya dengan mengingatkan dia
kepada cintanya, Bethari Durga. Karena Sang Hyang Manikmaya pasti sedang
menahan rindu teramat dalam kepada istrinya yang sedang mengandung.” Jelas
Bethara Ismaya.
“Rindu?”
Ucap Bethara Narada sembari bertanya-tanya.
“Jemparing Panca Wisaya!” Seru Bethara Ismaya seraya berdiri saat menemukan gagasan.
Para
Dewata yang berkumpul di paseban Kahyangan Suralaya sepakat bahwa Sang Hyang
Manikmaya harus dibangunkan dengan pengingat kerinduan.
Jemparing
Panca Wisaya. Pusaka milik putra Bethara Ismaya.
Dipanggillah
seorang Dewa muda, Bethara Kamajaya yang baru saja melangsungkan pernikahan
dengan putri Bethara Soma. Dewi Kamaratih.
*****
Pasangan
pengantin muda, Bethara Kamajaya (Dewa Asmara) dan Dewi Kamaratih (Dewi Cinta) sedang
berjalan di taman Cakra Kembang ketika utusan Bethara Ismaya menghadapnya.
“Pukulun,
Sang Hyang Ismaya memanggil sang putra ke paseban agung.” Ucap utusan.
“Untuk
apa?” Tanya Dewa yang mengemban anugerah tertinggi lelaki itu. Berupa ketampanan paling elok sejagad.
“Sepertinya
ada tugas yang akan diberikan kepada pukulun.” Jelas utusan.
“Baik, kembalilah. Aku akan menyusul.” Jawab Bethara Kamajaya.
Dikecupnya
kening istri tercinta, Dewi Kamaratih. Bidadari yang mendapat anugerah kecantikan
paling elok sejagad.
“Adinda,
aku merasa tugas yang akan diberikan kepadaku ini sangatlah berat. Jaga dirimu baik-baik.” Pamit Bethara
Kamajaya.
“Jaga
dirimu juga, kakanda. Untuk hatiku.” Balas Dewi Kamaratih.
Sang istri juga merasakan kekhawatiran yang sama. Sebagai seorang Bethari, mata batinnya bisa menangkap tanda-tanda peristiwa yang akan menimpa kekasih hatinya.
Menghadap
sang putra kepada ayahnya di paseban agung Kahyangan Suralaya. Sudah berkumpul
para Dewata disana. Semua menunggu kedatangan Bethara Kamajaya.
“Ada
apa ayahanda memanggilku?” Sungkemnya kepada Bethara Ismaya.
“Kamajaya,
Kahyangan sebentar lagi akan diserang Nilarudraka. Hanya Sang Hyang Manikmaya
yang bisa mengalahkannya. Sementara, dia sedang bertapa brata saat ini. Datanglah
ke pertapaan Bethara Guru. Bangunkan dia dengan Jemparing Panca Wisaya!” Perintah Bethara Ismaya.
“Sendika
dhawuh, rama pukulun!” Jawab Bethara Kamajaya.
*****
Melesat
Bethara Kamajaya meninggalkan paseban agung. Menuju pertapaan Bethara Guru.
Sampai
di tempat persemedian, Ia mengendap-endap mendekati Sang Hyang Manikmaya yang
memejamkan mata sambil duduk bersila.
Berkali-kali
Bethara Kamajaya mencoba membangunkan dengan melemparkan batu kecil dan patahan
ranting kayu. Tetapi Bethara Guru tak sedikitpun bergeming.
Sang
Dewa Asmara pun mencabut pusaka andalannya. Jemparing
Panca Wisaya.
Panca berarti lima. Wisaya adalah rindu.
Panca Wisaya berwujud
anak panah dengan mata kembang. Jika dilepaskan, akan menebarkan aroma harum
yang menusuk lima indera.
Melesatlah
pusaka milik Bethara Kamajaya ke tempat Bethara Guru bertapa brata. Dalam
sekejap, raja istana taman langit pun perlahan mulai terbangun. Dalam
penciumannya, aroma harum yang membangunkannya berasal dari istri tercinta.
Bethari Durga.
Betapa
terkejutnya Sang Hyang Manikmaya, ketika ia membuka mata bukan sang istri yang
datang. Tetapi Bethara Kamajaya.
Bethara
Guru murka!
Ditatapnya
Bethara Kamajaya dengan mata ketiga yang berada di dahi Sang Mahadewa. Mata
yang merah menyala karena menahan amarah.
Seketika
Bethara Kamajaya terbakar!
Sorot
mata Sang Hyang Manikmaya membakar hangus tubuh Bethara Kamajaya hingga hancur
jadi abu.
Berlari
Dewi Kamaratih yang sejak keberangkatan suaminya sudah berfirasat buruk,
sehingga diam-diam mengkuti. Ia menceburkan diri ke kobaran api yang membunuh
Bethara Kamajaya. Putri Bethari Soma itupun ikut hangus terbakar menjadi abu.
Bersatulah
pasangan suami istri itu di alam keabadian. Bersama tali cinta dan pernikahan
mereka yang abadi pula.
Datang
Behara Ismaya, Bethara Narada dan para Dewata ke hadapan Bethara Guru. Kepada
Sang Hyang Manikmaya, mereka menjelaskan bahwa sebenarnya Bethara Kamajaya
hanya menjalankan tugas dari para Dewata. Membangunkan Bethara Guru dari tapa
brata demi menyelamatkan Kahyangan dari Prabu Nilarudraka.
Para
Dewata memohonkan ampun kepada Sang Hayang Manikmaya. Mereka juga meminta agar
Bethara Guru menghidupkan kembali Bethara Kamajaya dan Dewi Kamaratih.
“Sabdaku
tidak bisa dicabut, pukulun!” Ucap Sang Mahadewa.
“Tetapi
karena Kamajaya gugur sebagai pahlawan Kahyangan, aku akan mengabulkan
permintaan kalian, para Dewa.” Lanjutnya.
“Bethara
Kamajaya dan istrinya Dewi Kamaratih akan kuhidupkan kembali. Tetapi tidak disini.
Tempat mereka ada di Arcapada. Di dunia fana, mereka akan hidup kembali di hati
para suami dan istri. Cinta dan kasih sayang mereka akan abadi disana, selama pasangan suami istri itu bisa menempatkan diri dalam bhaktinya masing-masing!” Sabda
Bethara Guru, Sang Hyang Manikmaya. Sang Mahadewa.
*****
Dalam
tradisi masyarakat Jawa, ketika seorang pasangan hendak menikah, semua kerabat dengan
dipandu sesepuh (tetua, tokoh adat) akan berdoa kepada Allah SWT agar sang
pengantin menerima anugerah keabadian cinta Bethara Kamajaya dan Dewi
Kamaratih. Menjadi pasangan yang Sakinah Mawaddah Warohmah.
Saat
pengantin wanita (setelah menjadi istri tentunya) hamil tujuh bulan,
dilakukan tradisi mitoni, piton-piton (bahasa Jawa, tujuh bulanan), disebut
juga Tingkeban.
Saat
itulah, akan disediakan sebuah cengkir (kelapa muda) yang pada kulitnya
dilukisi sosok Bethara Kamajaya dan Dewi Kamaratih.
Harapannya,
janin bayi yang sedang berada di kandungan, jika lelaki akan berparas tampan seperti
Dewa Asmara (Kamajaya). Jika wanita akan cantik seperti Dewi Cinta (Kamaratih).
![]() |
Bethara Kamajaya (Dewa Asmara) - image google |
![]() |
Dewi Kamaratih (Dewi Cinta) - image google |
![]() |
Sang Mahadewa (Sang Hyang Manikmaya), Bethara Guru - Dok. Pribadi |
![]() |
Cengkir (Kelapa Muda) berlukiskan Kamajaya & Kamaratih - google image |
Untuk mengakhiri pertapaan dengan mengingatkan cintanya.
BalasHapusDibangunkan dengan pengingat kerinduan.
Keren,bang. Masih ada lanjutnya?
Bidadari... Hehe keren nih
HapusSementara tamat.
BalasHapusHeheee
Kamajaya dan Kamaratih...baru tahu.cerita lengkapnya
BalasHapusKamajaya dan Kamaratih...baru tahu.cerita lengkapnya
BalasHapusWe biyen tingkeban mbacok cengkir pora Lis bojomu?
Hapusora her...aku nggak pake tingkeban...
Hapusora her...aku nggak pake tingkeban...
HapusKamajaya, kamaratih. Makamratih masih ada ha yang punya nama itu di jaman skrg. Ternyata arti ya itu. I.dah.ya sejarah dan budaya Indonesia
BalasHapusanakku namanya bathara kamajaya
HapusOh... begitu sejarahnya, Mas Heru. Keren abis.
BalasHapusKisahnya keren. Bisa sebagai referensi saya membuat kisah novel atau cerpen percintaan yang dikolaborasi budaya pewayangan. Terima kasih ilmunya Mas.
BalasHapus