
berdiri di halte biru tak kunjung nampak yang ia tunggu disapa deru mesin berpelukan debu ia hanya mengusap dagu
sepasang merpati hinggap di pucuk dahan bagai hendak menuntaskan hutang kasmaran
ia menghela napas bagai dicumbu rasa yang tak terbalas entah sejak kapan benih itu bertunas hanya terjawab ulu hati yang was-was
lalu, ia pandang lalulalang orang...