Jumat, 11 Maret 2016

GUGUR BETHORO KOLO





Sekembalinya dari Bumi memburu manusia jenis sukerta, Bethoro Kolo ingin mendapatkan Tirta Amerta Sari atau air keabadian, karena ingin menjadi Dewa yang abadi seperti yang lain.

Keinginan Bethoro Kolo tidak disetujui oleh ayahnya, Sang Hyang Manikmaya (Bethoro Guru). Karena putranya itu tercipta dari sifat buruknya yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsu atas pesona istrinya Dewi Uma, sehingga Bethoro Kolo berperingai buruk pula.

Bethoro Kolo tetap berontak, dengan kesaktiannya diam-dam ia berhasil mendapatkan air keabadian tersebut. Namun ketahuan oleh Bethoro Suryo (Dewa Matahari) dan Bethari Condro (Dewi Bulan) yang langsung melaporkan kejadian itu kepada Bethoro Guru.

Bethoro Guru segera memerintahkan Bethoro Wisnu (Dewa Wisnu) untuk merebut Tirta Amerta Sari sebelum Bethoro Kolo meminumnya. Bethoro Wisnu segera menyisir seluruh wilayah istana taman langit dan akhirnya bertemu Bethoro Kolo dibalik awan hitam.

Saat itu Bethoro Kolo baru saja meminum air keabadian. Sebelum air tersebut sampai ditenggorokan atau tertelan, Bethoro Wisnu melemparkan senjata Cakra tepat mengenai leher Bethoro Kolo. Maka terpisahlah kepala dan tubuh Bethoro Kolo. Tubuh Bethoro Kolo jatuh ke bumi dan hancur berkeping-keping, sedangkan kepalanya gentayangan dilangit dan abadi karena sudah sempat terkena Air Keabadian.

Bethoro Kolo lalu bersumpah akan menelan Bethoro Suryo dan Bethari Condro kalau bertemu. Maka ketika Matahari (Bethoro Suryo) dan Bulan (Dewi Condro) ditelan kepala Bethoro Kolo, pasti akan keluar lagi lewat lehernya yang sudah putus.

foto dari mbah google


Gugurnya Bethoro Kolo sekaligus menjadi segmen kisah terjadinya Gerhana yang sudah saya kupas pada catatan sebelumnya.

#ODOP
#posting_hari_kesepuluh
#gugur_bethoro_kolo

10 komentar:

  1. syereeemm critane...kereeenn abis poko e

    BalasHapus
  2. syereeemm critane...kereeenn abis poko e

    BalasHapus
  3. Jadi teringat pak guru bahasa jawa yg bercerita tentang betoro kolo

    BalasHapus
  4. Jadi teringat pak guru bahasa jawa yg bercerita tentang betoro kolo

    BalasHapus
  5. kok mas heru bisa ngerti banget sama sastra jawa sih??*edisi kepo hehehe

    BalasHapus
  6. Waktu kecil, saya selalu nimbrung numpang tidur di bawah kolong Bonang (gamelan) setiap ada pementasan wayang ... hehee

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Bethoro kolo ki sang waktu, biyen jarang onok bocah sing gelem sekolah ,mergo males, seneng dolanan, nk g gelem sekolah di mongso wektu utowo sang kolo , nk sak iki bocah cilik wis di sekolahne paud, gedi sitik TK, trus SD,minimal pendidikan sampek SMP Bethoro kolo wis raonok cah sak iki pinter pinter

    BalasHapus

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *