Jumat, 09 Desember 2016

BEKUKAN PSSI SAMA DENGAN BUNUH DIRI



Serentetan kegagalan mewarnai perjalanan pasukan merah putih dipenghujung tahun 2014 ini. Mulai dari kegagalan timnas U19 di penyisihan grup AFC Cup, timnas U23 yang terhenti di babak 16 besar Asian Games, dan terakhir adalah timnas senior yang tak berdaya di babak penyisihan grup AFF Cup.

Banyak tudingan miring ditujukan ke PSSI sebagai induk persepakbolaan tanah air. Banyak pula yang mendesak agar segera dilakukan Moratorium ke PSSI oleh Menpora, bahkan tak jarang yang menuntut agar Menpora segera membekukan PSSI (buka halaman FB Forum Diskusi Suporter Seluruh Indonesia). Bak gayung bersambut, Menpora telah membentuk Tim Sembilan untuk hal ini.

Membekukan?

Saya hanya mengernyitkan dahi, sembari tidak habis pikir. Membekukan yang seperti apa?

Ada yang lebih ekstrim dengan kalimat “Tenggelamkan PSSI,Tuan!” meminjam trending topik quotenya Menteri KKP Susi Pujiastuti yang berani menenggelamkan kapal pencuri ikan dari Vietnam di perairan Anambas. Meski banyak yang tertawa terbahak-bahak karena yang ditenggelamkan Susi tak lebih dari sebuah perahu kecil nelayan Vietnam (baca rakit) seperti kicauan putra mantan presiden Suharto, Tommy Suharto (tweeter Hutomo Mandala Putra@TommySoeharto62, December-5-2014)

Jangan lupa bahwa sejelek apapun PSSI, sebobrok apapun kepengurusan Johar Arifin dengan La Nyalla Mattaliti sebagai kreatornya, mereka adalah satu-satunya organisasi sepakbola yang diakui FIFA. PSSI punya AD/ART yang telah teregistrasi di federasi sepakbola dunia itu.

FIFA hanya akan mengakui segala kebijakan federasi anggotanya yang sesuai dengan regulasi mereka. Termasuk suksesi kepengurusan PSSI. Tuntutan yang diserukan oleh sebagian insan sepakbola tanah air.

Langkah membekukan atau menenggelamkan kapal PSSI oleh Menpora adalah salah satu bentuk Intervensi Pemerintah RI (dalam hal ini Kemenpora). Dalam regulasi FIFA, hal itu sangat terlarang!

Jika dilakukan, maka konsukuensinya adalah Indonesia siap menanggung sanksi dari FIFA. Banned terhadap timnas Garuda tinggal menunggu waktu. Bukannya PSSI yang berhasil kita bekukan, tetapi tim nasional kebanggaan Indonesia yang justru akan ditenggelamkan FIFA.

Alhasil, pupus sudah asa kita untuk tampil di semua ajang internasional. Berlaku untuk semua level timnas dari yunior hingga senior.

Marilah berpikir dewasa.

Kita semua sama-sama gerah dengan ketidakbecusan PSSI membuat sistem pembinaan, kompetisi yang aneh jadwal per musimnya, hingga penuntasan kasus pengaturan skor (baca Sepak Bola Gajah) oleh PSS Sleman dan PSIS Semarang yang tak kunjung ketemu ujung pangkalnya.

Tetapi kita tak boleh terbawa gerakan berlatar belakang sakit hati. Perjuangan tanpa mengenal regulasi sama juga dengan Bunuh Diri! Saling hujat sana-sini antar kelompok di forum diskusi suporter tak akan ada gunanya.

Percepatan Kongres PSSI dari jadwal semula bulan Januari 2015 adalah langkah yang paling bijak. Kita rombak total kepengurusan PSSI, benahi sistem pembinaan usia muda, lalu perbaiki kompetisi.

Mustahil memang. Mimpi, mungkin iya. Tapi tidak ada yang 'impossible' jika kita mau berbenah.

Selamatkan sepakbola Indonesia!

Salam Damai Suporter Merah Putih.

(Heru Sang Mahadewa)
Member of #OneDayOnePost
-----------------------------------------

Menyikapi talk show “Mata Najwa” bersama FDSI (Metro TV).

Repost tulisan dua tahun silam, ketika saya belum bisa ngeblog.


0 komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *