Tak jauh dari situs gunung Pucangan, berjarak
sekitar tiga kilometer, terdapat sebuah tempat yang juga menyimpan jejak-jejak
Bathara Erlangga (Airlangga), pendiri kerajaan Kahuripan. Sendang Made.
Berada di Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten
Jombang. Jalur menuju sumber mata air ini sama dengan gunung Pucangan. Bedanya,
kondisi jalan menuju situs di tepi hutan tropis itu lebih representativ. Pemerintah
setempat telah mengganti aspal dengan cor beton. Para pengunjung seperti saya bisa bersepeda motor dengan leluasa hingga lokasi.
Sampai di pertigaan desa Made, terdapat papan
petunjuk arah yang menjadi panduan pengunjung untuk menuju dua tempat yang
menyimpan jejak Bathara Erlangga, baik ke sendang Made atau ke gunung Pucangan.
Setelah melewati sebuah kompleks pemakaman umum,
sekitar 500 meter dari jalan utama desa, kita akan sampai di Sendang Made.
Tidak ada retribusi. Pengunjung hanya dipersilahkan mengisi kotak amal seikhlasnya.
Tentang Sendang Made
Merupakan kawasan sumber mata air di kaki gunung
Pucangan, rangkaian dari pegunungan kapur Kendeng yang membentang dari wilayah
Jawa Tengah hingga sebagian Jawa Timur.
Dahulu, ketika kota Watan (Maospati, Magetan, Jawa
Timur sekarang), ibu kota Medang Kamulan dihancurkan oleh Aji Wura Wari,
penguasa Lwaram (Ngloram, Blora, Jawa Tengah sekarang) yang menyebabkan Bathara
Daharmawangsa beserta permaisuri dan seluruh punggawanya tewas, Erlangga muda
bersama istrinya Dewi Galuh Sekar Kedaton yang selamat dari pralaya itu sempat
singgah di sendang ini saat menjalani pelarian.
Di sendang Made inilah, Erlangga bersuci, beristirahat,
melepas penat dan lelah. Sebelum akhirnya bertapa di gunung Pucangan untuk
menyusun kekuatan kembali. Menjadi kesatria baru di sana, hingga berhasil
menguasai Jawa Dwipa.
Tentang Pralaya Medang yang saya sebutkan di atas,
baca selengkapnya DISINI
Sendang Made sendiri memiliki tujuh mata air. Jika
kita lihat dari indera niskala, masing-masing sendang memiliki keistimewaan
sendiri. Tentunya manfaat itu bisa digunakan dengan panduan praktisi dan
ahlinya.
Tujuh mata air yang hingga kini masih menjadi
favorit para peziarah adalah:
Sendang Pomben
Airnya dipercaya memiliki khasiat tertentu jika
diminum.
Sendang Pomben - Dok. Pribadi |
Sendang Gede
Airnya dipercaya masyarakat desa Made dan
sekitarnya bisa menyuburkan tanaman. Karenanya, hingga sekarang mata air dari
sendang yang memiliki ukuran paling besar dibanding sendang lainnya itu dialirkan
ke sawah-sawah penduduk.
Sendang Gede (kolam yang berukuran besar) - Dok. Pribadi |
Sendang Pangilon
Airnya sangat jernih, meski terkena goncangan
ataupun kejatuhan benda. Sendang Pangilon bisa digunakan untuk bercermin.
Simbol bahwa seyogyanya setiap peziarah yang datang senantiasa introspeksi
diri.
Sendang Pangilon (kolam ukuran kecil) - Dok. Pribadi |
Sendang Condong
Dikelilingi pepohonan yang tumbuh miring atau
condong. Airnya dipercaya membawa manfaat bagi orang yang memiliki hajat atau
keinginan tertentu.
Sendang Condong - Dok. Pribadi |
Sendang Sumber Payung
Airnya dipercaya bisa digunakan untuk penyembuhan.
Analisa saya, hal ini dikarenakan kandungan pegunungan kapur di sendang itu yang
banyak mengandung zat mineral.
Sendang Sumber Payung (cungkup/rumah cat putih) - Dok. Pribadi |
Sendang Kamulyan
Dipercaya memiliki khasiat bagi para biduan.
Konon, suara mereka menjadi merdu setelah memanfaatkan mata air ini.
Sendang Kamulyan - Dok. Pribadi |
Sendang Drajat
Mata air yang memiliki aura niskala paling besar.
Berbeda dengan sendang lainnya, untuk menggunakan sendang drajat, baik mandi
maupun mengambil airnya, pengunjung tidak boleh sendirian. Harus seijin Juru
Kunci dan pendampingan orang yang memiliki kemampuan indera niskala.
Konon, air sendang ini memiliki kesucian paling tinggi diantara sumber lainnya. Jika berdoa dengan khusyu', InsyaAllah akan ditinggikan derajatnya.
Saking besarnya aura niskalanya, bahkan untuk sekedar berpose pun saya harus mengucapkan salam tertentu dengan melepas alas kaki. Menghormati kesakralan dan keniskalaan sendang Drajat.
Sendang Drajat - Dok. Pribadi |
Kenapa Sendang Made dipercaya memiliki berbagai
tuah?
Wallahu Alam
Bishawab.
Betapa fakirnya ilmu dan pengetahuan kita.
Sebenarnya, bukan air sendangnya yang mengabulkan
segala hajat peziarah di sana. Tetapi sendang Made hanya merupakan sarana bagi
manusia yang dengan sungguh-sungguh mau berserah diri kepada Sang Pencipta.
Segala pengabulan atas hajat manusia, semua berasal dari-NYA.
Yang pasti, Sendang Made berada di tempat yang
agak terpencil dari kawasan penduduk. Suasanya hening, tenang dan menyimpan
kedamaian. Sudah barang tentu, bagi siapa saja yang berdoa dengan khusyu’
kepada Allah SWT, meski dengan bahasa dan lidah Jawa kolot, tentu lebih mudah
dikabulkan, dibanding jika berdoa di tempat yang bising dan penuh keramaian,
sehingga mengurangi kekhusyukan doanya.
Pendopo di Sendang Made - Dok. Pribadi |
Ayu, hayu
rahayu wilujeng.
Heru
Sang Mahadewa
Member of #OneDayOnePost
Bisa belajar sejarah sekaligus tempat2 keren klo baca tulisannya Mas Heru. 😄
BalasHapus