Kota itu telah dihancurkan,
dibangun kembali, dihancurkan dan dibangun lagi. Yerussalem bagai maniak seks
tua yang mencekik pecinta demi pecintanya sampai mati. Sebelum melepas
pecintanya yang masih ingin penetrasi, ia melepas laba-laba beracun yang
melahap pecintanya.
(Amoz
Os)
Dongeng
usang dari kota tua itu sudah di-babar
bangsa-bangsa kuno yang lebih dulu menghuninya sejak ribuan tahun sebelum
masehi. Jauh sebelum muncul tiga kubu yang kini memperebutkannya; Yahudi
(Nasrani fanatik, garis keras), Kristen Abangan
(Nasrani liberal yang condong menginginkan Yerussalem menjadi wilayah netral),
dan Islam (seluruh golongan).
Yerussalem
sendiri adalah nama yang diberikan oleh orang-orang yang pertama kali datang
dari arah tenggara kota itu. Mereka berasal dari Levant (Suriah sekarang).
Yerussalem berasal dari bahasa Summeria; Yeru
yang berarti pemukiman, dan Shalem
yang diambil dari nama Dewa sesembahan bangsa mereka: Kana’an. Secara harfiah,
Yerussalem bermakna sebagai pemukiman bangsa Kanaan.
Selama
lima ratus tahun, bangsa Kanaan menjadi penghuni tunggal Yerussalem.
Selanjutnya, secara silih berganti, kota itu jatuh ke tangan satu bangsa ke
bangsa lainnya.
Yerussalem Dari Masa
Ke Masa.
Setelah bangsa Kana’an mendatangi wilayah di
dekat laut Mati itu, lima ratus tahun kemudian, atau sekitar 2000 tahun SM,
datanglah bangsa Amorit. Suku bangsa ini dikenal juga sebagai suku Martu,
Tidnum, Aunumm, dan Emori. Bangsa Amorit sebelumnya menempati wilayah sebelah
barat sungai Eufrat.
Tak lama kemudian, masih dalam zaman yang
sama, bangsa Fenisia juga mulai memasuki Yerussalem. Fenisia adalah suku bangsa
yang sebelumnya menghuni pesisir timur Laut Tengah.
Delapan abad kemudian, yaitu 1200 SM, datang bangsa
Filistin ke Yerussalem. Mereka adalah suku yang sudah dikenal sejak zaman
Yunani Kuno. Bangsa Filistin menempati bagian selatan Yerussalem.
Meski banyak sejarawan yang menyangkal,
tetapi jika dianalisa dari toponimi, sangat
kuat dugaan bahwa Filistin adalah
cikal bakal dari penyebutan nama Palestina.
Masih pada abad yang sama, suku Bani Israel
keluar dari Mesir bersama Moses (versi Nasrani) atau Nabi Musa Allaihis Salam (versi
Islam). Suku bangsa ini lalu bermukim di bagian timur Laut Mati. Kedatangan
mereka inilah yang akhirnya mengukuhkan diri sebagai pemimpin wilayah itu dalam
rentang waktu cukup lama, sekaligus mendesak keberadaan suku bangsa Kanaan.
Selama 1025 SM – 586 SM praktis Yerussalem
berada dibawah kekuasaan raja-raja dari suku bangsa Israel.
Pada 1010 SM terjadi perlawanan oleh suku
bangsa penghuni Yerussalem lainnya. Bangsa Filistin berhasil mengalahkan Raja
Saul, lalu merampas Tabut Perjanjian,
sebuah lempeng logam yang diturunkan Tuhan kepada Musa.
Zaman 1010 SM ini sekaligus menjadi tonggak
pecahnya perang demi perang yang menandai perebutan kota Yerussalem. Secara
runtut dari masa ke masa, pertumpahan darah itu adalah sebagai berikut:
1000
SM
Raja David (Nabi Daud Allaihis Salam versi Islam)
menaklukkan Israel. Pada masa kekuasaan raja ini, Yerussalem dijadikan ibu kota kerajaan Israel.
962
SM
Raja Salomo (Nabi Sulaiman Allaihis Salam versi Islam)
mendirikan kuil pertama yang disebut Bait. Di tempat inilah konon Tabut
Perjanjian disimpan. Dalam perjalanan sejarah, kelak orang-orang Yahudi, keturunan
Yehuda, putra Yakub (Nabi Ya'qub Allaihis Salam versi Islam) menjadikan Bait pertama ini
sebagai kiblat dalam beribadah.
Dalam literasi Islam, Nabi Sulaiman
Allaihis Salam dikisahkan sebagai raja yang menguasai juga seluruh bangsa binatang dan Jin.
Tidak pernah diceritakan sedikitpun Tabut Perjanjian dan Bait pertama.
722
SM - 586 SM
Gabungan pasukan Kerajaan Asuriah (besar
kemungkinan adalah Suriah, Syiria sekarang) dan Babilonia menggempur Yerussalem
di bawah kekuasaan Yudea. Raja Nebuchadnezzar II, penguasa Babilonia Baru dari
Dinasti Kasdim menawan orang-orang Yahudi dan membawanya ke Babilonia.
587
SM
Bait Pertama dihancurkan oleh Raja
Nebuchadnezzar II, orang-orang Yahudi dibuang ke pengasingan (belum ada
literasi di mana daerah pengasingan ini).
539
SM
Kerajaan Babilonia dikalahkan oleh Cyrus dari
Kerajaan Persia. Bukan hanya itu, Cyrus juga menaklukkan Cheldania (Irak
sekarang) dan Yerussalem.
Kemenangan Persia atas Babilonia sekaligus
mengakhiri masa pengasingan orang-orang yahudi yang dulu ditawan Raja Nebuchadnezzar
II. Oleh Cyrus, mereka diperbolehkan kembali ke Yerussalem.
Pada masa inilah, Bait Kedua kembali dibangun
oleh orang-orang Yahudi.
332
SM
Kerajaan Persia takluk oleh serangan Kerajaan
Makedonia yang dipimpin Raja Alexander Yang Agung (Iskandar Zulkarnaen atau
Nabi Zulkarnain Allaihis Salam dalam versi Islam). Yerussalem pun tak luput dari penguasaan
mereka.
166
SM
Orang-orang Yahudi mendirikan kerajaan di kota Yerussalem.
35
SM
Bangsa Romawi dibawah kekuasaan Dinasti
Herodes menguasai Yerussalem.
Ketika itu, Romawi masih menyembah Dewa Zeus
(Jupiter), Ares (Mars), Aprodite (Venus), dan Dewa-Dewa lainnya. Tetapi justru
di masa Herodes, orang Yahudi diberi keleluasaan dan bantuan untuk membangun
lebih besar lagi Bait kedua.
Dalam perjalanan sejarah, Bait yang semakin
besar itu dikenal sebagai Bait Allah.
6
SM
Maria melahirkan Yesus Krestus di Bethlehem
yang hanya berjarak 10 km dari kota lama Yerussalem. Literasi Islam menyebutnya
sebagai Nabi Isa Allaihis Salam.
33
SM
Yesus Kristus wafat dan dibangkitkan kembali (versi Nasrani).
Peristiwa ini sekaligus menjadi tonggak
munculnya golongan Yahudi Mesianik/Kristus. Golongan inilah yang dalam
perjalanan sejarah tumbuh menjadi agama baru bernama Kristen (pengikut Kristus,
pengikut Mesiah, pengikut juru selamat).
Tahun
70 Masehi
Raja Titus dari Kekaisaran Romawi kembali
menginvasi Yerussalem.
Berbeda dengan Herodes yang memberi angin
segar kepada Yahudi, Raja Titus justru melakukan penghancuran besar-besaran
terhadap Bait Allah. Bangunan itu akhirnya hanya menyisakan dinding di sebelah
barat.
Kini, orang-orang mengenalnya sebagai Tembok Ratapan.
Tahun
117 – 138 Masehi
Kekaisaran Romawi melakukan pembersihan
terhadap rencana makar orang-orang Yahudi.
Semua bangunan buatan Yahudi diluluh-lantakkan.
Sebagian besar orang Yahudi tewas, tersisa beberapa persen saja yang melarikan
diri keluar Yerussalem.
Tahun
313 Masehi
Kekaisaran Romawi kian mengukuhkan kekuasaan
di Yerussalem. Agama Kristen yang lahir dari golongan Yahudi Mesianik diberi
keleluasan selebar-lebarnya untuk berkembang.
Agama Kristen sempat ditentang ketika Romawi dipimpin
Kaisar Julian, tetapi kembali berjaya pada masa pemerintahan Konstantin Agung.
Bahkan, Kristen dijadikan agama resmi imperium Romawi.
Pada masa ini, Ratu Helena, ibunda Konstantin
Agung yang sedang berziarah ke Yerussalem memerintahkan pendirian Gereja Makam
Yesus. Kejadian ini dilhami oleh penemuan kayu bekas salib dan paku bekas
penyaliban Yesus.
Konon, kayu salib itu bisa digunakan untuk
menggerakkan jenazah manusia yang telah mati. Sedangkan paku bekas penyaliban
Yesus, konon pula dilebur untuk dijadikan mahkota raja-raja penguasa Eropa
kelak.
Ratu Helena dan Konstantin Agung sekaligus menciptakan
babak baru dalam teologi Kristen modern.
Tahun
614 Masehi
Yerussalem dibawah Kekaisaran Romawi
Heraclius (614 – 641 M) ditaklukkan oleh pasukan Persia. Kota ini kembali
dihancurkan.
Tahun
627 Masehi
Kaisar Heraclius berbalik menyerang tentara
Persia dan berhasil merebut kembali Yerussalem.
Yerussalem Pada Masa
Kekhalifahan Islam.
Catatan terhadap Yerussalem setelah direbut
kembali Heraclius terputus. Berlanjut ke masa kepemimpinan Islam.
Tahun
636 Masehi
Khalifah Umar bin Khattab memasuki
Yerussalem. Patriach Yerussalem (pemimpin umat Kristen Yerussalem) menyerahkan kunci kota Yerussalem kepada Umar
bin Khattab yang menjadi tanda tunduknya Yerussalem kepada Islam dengan jalan tanpa
pertumpahan darah.
Praktis, sejak tahun 636 hingga abad X (1099
Masehi), Yerussalem menjadi bagian tak terpisahkan dari Islam.
Tahun
1099 Masehi
Orang-orang Kristen Eropa mulai berupaya merebut
Yerussalem. Terjadi Perang Salib yang akhirnya dimenangkan orang-orang Kristen.
Yerussalem kembali dihancurkan. Terjadi
pembunuhan sistematis (genosida) terhadap umat Islam. Tentara Salib juga
mengusir orang-orang Yahudi untuk memasuki Yerussalem.
1190
Masehi
Tentara Islam dibawah kepemimpinan panglima
perang yang tersyohor, Shalahuddin Al-Ayyubi menggempur Tentara Salib. Yerussalem
berhasil dikuasai kembali.
Pada masa inilah, Shalahuddin Al-Ayyubi
menghapus larangan orang Yahudi memasuki dan tinggal di Yerussalem. Semua
agama, termasuk Kristen dan Yahudi, diizinkan beribadah di kota itu.
1244
Masehi
Pasukan Tatar Kharezmia (Tar-Tar), penguasa Tiongkok
dari Dinasti Mongol, pemeluk agama Islam, menaklukkan Yerussalem. Kembali terjadi
pembersihan terhadap orang-orang Kristen dan Yahudi. Mereka kembali diusir
keluar Yerussalem.
1260
Masehi
Yerussalem ditaklukkan Kesultanan Mesir
dibawah kekuasaan kaum Mamluk.
Hingga tahun 1517 Masehi, perang antara kaum
Mamluk melawan Tentara Salib dan Tatar tidak pernah reda.
Tahun
1517 Masehi
Kesultanan Turki Ustmani (Kekhalifahan
Otoman) menaklukkan Yerussalem. Hampir empat abad lamanya, seiring kejayaan
Turki, Yerussalem tidak pernah lepas dari Islam.
Tahun
1917 Masehi
Kekhalifahan Turki Ustmani kalah dalam Perang
Dunia I dan II. Hal ini diperparah dengan tingkat korupsi yang merajalela oleh birokratnya.
Turki terpecah menjadi negara-negara kecil di
semenanjung Arab seperti yang kita kenal sekarang; Arab Saudi, Lebanon, Yordania,
Suriah, Irak, dll.
Yerussalem menjadi wilayah tanpa penguasa.
Kota tak bertuan.
Atas mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa pada
tahun 1922, Yerussalem menjadi bagian dari Britania Raya. Dalam perjalanan
sejarah, kita mengenalnya sebagai Mandat
Palestina.
Tahun
1947 Masehi
Inggris sebagai pemimpin Britania Raya
menyerahkan kembali mandat kepada PBB. Hal ini dipicu oleh tidak adanya
kesepakatan antara pihak-pihak yang terus bertikai di sana; pengungsi Yahudi
dan negara-negara (kerajaan) Arab tentang pembagian pemukiman.
Pada tahun ini, perang mulai pecah lagi.
Kelompok pro Arab (Islam) mulai menyerang kantong-kantong Yahudi. Perang
saudara pun tak terhindarkan ketika Yahudi mulai bertindak ofensif.
Runtuhnya perekonomian kaum Arab (Palestina)
menjadikan posisi mereka lemah. Sekitar 250.000 warga Palestina diusir,
sebagian melarikan diri.
Tahun
1948 Masehi.
PBB membagi wilayah konflik itu menjadi dua
bagian; bagian barat untuk orang-orang Yahudi, dan bagian timur untuk orang-orang
Arab.
Sehari paska pembagian wilayah, orang-orang
Yahudi langsung memproklamirkan berdirinya negara Israel. Kejadian ini memancing
situasi kembali memanas. Gabungan negara-negara Arab; Mesir, Suriah, Yordania,
Lebanon, dan Irak menyerang Israel.
Untuk kali pertama, pecahlah Perang Arab –
Israel.
Peristiwa ini menjadi tonggak dimulainya
perang panjang antara Israel dan negara-negara Islam (Arab).
Dalam perjalanan sejarah, Israel mendapat
sokongan (dalam tanda kutip) dari Amerika Serikat, negara adidaya yang tidak
(belum) ada bangsa yang berani menandinginya, kecuali Libya di era Muammar
Khaddafi dan Korea Utara dibawah Kim Jong Ill yang notabene atheis.
Lalu, siapa sebenarnya yang berhak mengklaim
diri sebagai pemegang hak atas kota tua Yerussalem?
Setiap orang boleh menyimpulkan sendiri dari
uraian sejarah panjang di atas.
(Heru
Sang Mahadewa)
Member of One Day One Post
Diolah dari berbagai kisah dongeng:
Sejarah
Purba Yerussalem
A
Tale of Love and Darkness
Dan lain-lain.
Sumber gambar: viva.co.id
Cuma bisa bilang WOW!!!!!
BalasHapusKomplit dah...
BalasHapusSpeechless saya. Sudah mah ini keren. Suka sy sama sejarah
BalasHapusAjiiib
BalasHapusHadirrrt
BalasHapus