Selasa, 03 Januari 2017

MENYUSURI JEJAK SEJARAH MAJAPAHIT (Part 2)


Surya Majapahit - image google


Demi mewujudkan resolusi untuk bisa menerbitkan sebuah buku bertema fiksi sejarah di tahun 2017 ini, kembali saya meneruskan perjalanan untuk mengeksplore situs-situs peninggalan kerajaan Majapahit.

Setelah mengunjungi situs gunung Ratu di Ngimbang, Lamongan, tujuan selanjutnya adalah pusat kota raja Wilwatikta di daerah Trowulan, kabupaten Mojokerto. Melewati jalur yang masih sama dengan yang tadi saya lalui.

Sampai di Ploso, laju sepeda motor saya belokkan ke arah kiri (timur) menyusuri tangkis (tanggul) sungai Brantas. Sekitar setengah jam perjalanan, setelah melewati Tapen, Keboan, dan Gedeg, sampailah saya di pertigaan Pagerluyung, sebuah jalur alternartiv menuju Trowulan.

Lima belas menit kemudian, saya sudah bisa mencapai kawasan peninggalan sejarah terbesar di Indonesia. Pusat peradaban Majapahit. Tempat yang hingga kini masih mengubur ratusan bahkan mungkin ribuan situs-situs. Terbentang dari seluruh wilayah kecamatan Trowulan di Mojokerto hingga sebagian Mojowarno di Jombang.

Di sana, ribuan tahun silam, negeri ini mencapai puncak kejayaan dalam satu wilayah Nusantara (Wilwatikta/Majapahit).

KOLAM SEGARAN

Kolam Segaran dengan latar belakang gunung Arjuna dan Welirang

Terletak di desa Trowulan, kecamatan Trowulan, kabupaten Mojokerto. Berada sekitar 200 meter dari jalur besar jalan raya Surabaya – Mojokerto – Jombang. Jika ditempuh dengan berkendara motor dari kota Surabaya, sekitar 1 jam perjalanan darat.

Kolam Segaran adalah sebuah kolam kuno terbesar dalam sejarah Indonesia.

Terbentang luas di pinggir jalan utama Trowulan, memiliki luas dua hektare. Pada semua sisi kolam, masih bisa dijumpai dinding-dinding yang terbuat dari batu bata berukuran besar.

Berdasarkan data informasi yang saya gali dari Museum Majapahit, kolam ini dahulu dibangun selain untuk mengendalikan banjir di kota raja, juga menjadi sarana irigasi tanah-tanah pertanian para penduduk.

Majapahit memang dikenal sebagai negeri yang telah mengedepankan sistem pengairan. Terbukti banyak ditemukan kanal-kanal (dam/pengendali aliran sungai) kuno di tanah persawahan sekarang.

Dalam kitab Negarakertagama disebutkan bahwa di tengah-tengah kota raja terdapat sebuah telaga nan indah. Mungkin kolam Segaran inilah telaga yang dimaksud.

Pada jaman Majapahit, Kolam Segaran menjadi tempat untuk menjamu para tamu kerajaan. Banyak ditemukan pecahan piring, mangkok, tempat minum yang terbuat dari keramik di dasar kolam ini.

Berpose di tepi kolam Segaran
Kevin ikut berposes di tepi kolam Segaran

Kini, kolam Segaran menjadi salah satu tujuan wisata di Trowulan. Terutama bagi para mancing mania. Hamparan telaga dengan latar belakang gunung Arjuna dan Welirang semakin memanjakan penikmatnya.

Di sepanjang jalan tepian kolam, bertebaran warung-warung makan yang kebanyakan menyajikan menu makanan khas Jawa Timur, penyetan (sambal) iwak (ikan) wader.

Satu hal yang menjadi daya tarik kolam Segaran adalah gratis. Pengunjung tidak dipungut biaya untuk menikmati keindahan telaga di tengah kota raja Majapahit itu.

Kolam Segaran sekaligus menjadi pintu gerbang bagi situs-situs sejarah lainnya yang akan saya jelajahi di kawasan Trowulan, Mojokerto.

BERSAMBUNG

Heru Sang Mahadewa
Member of #OneDayOnePost

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *