![]() |
www.facebook.com/dewie.dean |
Jika melihat garis wajah dan penampilannya, kita
pasti akan mengatakan dia tidak beda jauh dengan bunda Helvy Tiana Rosa dan bunda
Asma Nadia di masa muda. Berciri khas wanita Indonesia yang memegang teguh
syariat Islam. Menutup aurat dengan hijab syar’i. Sepasang lensa kaca mata
tebal menegaskan bahwa dia type manusia kutu buku (baca---gemar membaca).
Saya mengenalnya semenjak sama-sama menjadi siswa
One Day One Post. Sebuah gerakan menulis setiap hari yang di prakarsasi Bang Syaiha.
Novelis, guru bloger, motivator, dan pendiri sekolah sosial Rumah Muda
Indonesia di Bogor.
Perempuan asal Tebing Tinggi, Sumatera Utara yang
fasih berbahasa Jawa ini awalnya saya pikir adalah seorang buruh migran. Sebuah
tulisannya yang mengangkat tema tenaga kerja kita di Malaysia menjadi penyebabnya. Ramadhan Tanpa Hari Raya, judul tulisan yang dia buat ketika itu, berhasil menjuarai event menulis
khusus bagi TKI. Baca cerita selengkapnya DISINI.
Dugaan saya ternyata salah.
Dewi Mariyana, pemilik nama pena Dewie Dean ini
sejatinya seorang akademis yang menyamar sebagai buruh migran. Kini, dia sedang
menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di negerinya Safee Sali.
Pemain sepakbola yang pernah memporak-porandakan gawang tim nasional Indonesia.
Malaysia.
Iya, negeri serumpun kita. Dari sanalah, suatu
hari Kak Awie ---sapaan akrabnya oleh sesama siswa One Day One Post--- pernah menghubungi saya.
“Mas, ada waktu luang enggak?” sebuah pesan
singkat melalui Whatsapp masuk ke ponsel saya.
“Iya, mbak Dewi. Ada apa ya?” saya balik bertanya.
Hari itu, ternyata Kak Awie sedang menyamar
sebagai seorang jurnalis. Melalui percakapan chat Whattsapp itu, diam-diam dia
sedang melakukan wawancara dengan saya.
Luar biasa. Hasil penggalian informasi itu yang
akhirnya menjadi sebuah tulisan yang paling berkesan bagi saya. Selengkapnya
silahkan baca DISINI.
Kini, saya harus melakukan hal yang sama. Menulis sisik melik----jejak profil----perempuan berkaca mata tebal
itu versi saya. Tentu tidak sebagus tulisan dia tentang saya.
Dewi Mariyana, penulis muda Indonesia
ini sudah mengenyam banyak pengalaman di berbagai komunitas menulis. Tak heran,
jika di kalangan siswa One Day One Post, termasuk salah satu diantara beberapa member
yang dianggap senior. Sosoknya banyak menginspirasi para penulis pemula seperti saya.
Namanya pun banyak menghiasi sampul
buku Antologi. Jejak Jejak Mas Gagah, Babu Backpacker, Seronok Negeri Jiran,
Orang Indonesia Kok Dilawan dan beberapa buku lainnya banyak yang telah terbit atas
kontribusi tulisannya.
Ratu Antologi Di
One Day One Post pun kiranya pantas saya sematkan
kepada pemilik akun Facebook Dewie Dean ini. Untuk lebih mengenalnya, silahkan
add pertemanan dengan Kak Awie DISINI.
Satu hal lagi, saya merasa bangga bisa menjadi
satu tim kontributor bersama Mbak Dewi, untuk sebuah buku yang lagi-lagi adalah
Antologi, persembahan siswa-siswa One Day One Post. Mutiara Hitam Dari Papua. Judul buku yang Insya Allah cetak pada
bulan Juli 2017 ini juga diambil dari judul tulisan dia.
Sahabat sekalian ingin membaca karya-karyanya?
Meluncurlah ke blog pribadi Mbak Dewie Dean: https://dewieajaa.blogspot.co.id
Sutau hari nanti, saya yakin bisa menemukan buku solo di rak-rak Gramedia dan Toga Mas, karya dari Sang Ratu Antologi ini.
Aamiin Ya Robbal Alaamiin.
Saya juga senantiasa mendoakan, sebagai sesama
siswa One Day One Post, juga sebagai junior kepada seniornya, Mugi prinyantunipun tansah pinaringan wilujeng
selamet, bagas kasarasan, saha lumebering rejeki dening Gusti Ingkang Murbeng
Dumadi.
Semoga panjenenganipun Mbak Dewi senantiasa
mendapatkan keselamatan, kesehatan serta rejeki yang berlimpah dari Allah SWT.
Sehingga dapat terus berkarya dan memberi warna dunia literasi tanah air.
Khususnya dalam memajukan One Day One Post.
Ayu, Hayu Rahayu Wilujeng.
Heru
Sang Mahadewa
Member of #OneDayOnePost
Aamiin allahumma aamiin .... :D
BalasHapusSetuju! (Ratu Antologi untuk Kak Wie) :D
BalasHapusHehehe ...
HapusMbk Intan juga Ratu kok :)
Hebat Jeng Dewi, tulisannya udah terbit di banyak buku antologi, semoga kita bisa nyusul
BalasHapusAamiin ...
HapusSaya yakin uncle segera melejit di jajaran nama penulis muda Indonesia.
Aamiin Alllahumma Aamiin .. ^^
BalasHapusAamiin Ya Robbal Alaamiin.
HapusDewi dan Mas Heru sama2 hebatnya...
BalasHapusTerima kasih Pak Parto,
HapusSaya masih pemula, butuh banyak belajar dari bapak, mbk Dewie, dan semua member ODOP.
Panjenengan semua luar biasa!!!
Hohoho...setuju
BalasHapusNah ...
HapusMbk Dewie emang udah seabrek buku Antologinya.
Saya terharu baget sama Tulisan sampean tentang saya. Mas Heru juga keren bgt tulisannya. Tulisan yang punya ciri khas dengan sejarah2 Di Indonesia. Jarang nemu penulis kaya smpean.
BalasHapusTrimaksh atas doanya,doa yg sma utk sampean dan temen odop lainnya.semoga bsa ktemu suatu hr nnti
Aamiin.
HapusTerima kasih mbk Wie.
mantaaaap jiwa nih
BalasHapusHehehe ... makasih Aa.
HapusLekas sembuh dari ya Aa
Wow, hebat mbak Awie. Kapan, ya, saya bisa punya buku juga?
BalasHapusTulisan bang Heru ini layak untuk jadi inspirasi untuk para siswa ODOP. :-D
Terima kasih Gus Ibnu ...
HapusSaya banyak belajar dari Mbk Dewi, juga dari panjenengan Gus, serta dari semua tulisan teman2 ODOP.
Penulisan profil yang bagus, Mas Heru. Rapi. Mantap. Ngena.
BalasHapusDan Kak Awie emang warbiasah.
Matur suwun mbak Heni.
HapusMbak Dewi memang Te-O-Pe Be-Ge-Te
:)
Tidak sabar baca buku antologi ODOP tang Mutiara Hitam dari Papua
BalasHapusKasih bocoran dong itu ttg apa??
Aduh jadi minder soalnya antologi ODOP 1 enatah di mana rimbanya.😅😅
ODOP2 yang tema Romantika Cinta juga entah kemana mbk Sabrina ... hehe
HapusHohoho...
BalasHapusEmang layak disematkan...
Tinggal perebutan gelar Raja Antologi ODOP nih yang belum ada...
^_^
Kang Fery aja ya rajanya???
Hapus^_^
Keplok keplok aaahh.. Heru dilawan.. TOP deh pokok e
BalasHapusHahaha ... ngAsal iki Lis
Hapus