Senin, 07 Maret 2016

AKU MERINDUKANMU




Detak jantungku terasa acak-acakan tak beraturan. Adrenalin dipaksa meninggi semakin kencang. Gadis di pojok bangku angkot itulah penyebabnya. Sama-sama baru menjadi anak berseragam putih abu-abu, dan selalu bersama menunggu angkot.

Tempat tinggalku memang jauh dari pusat kota. Sebuah kampung kecil bernama Sugihwaras, di pelosok kecamatan Rejoso, kota angin (sebutan untuk kota asalku, Nganjuk). Untuk mencapai sekolah yang berada di tengah kota, setiap hari aku harus naik angkot. Hal yang sama juga dialami si gadis itu, hingga membawa kami pada kebiasaan senantiasa bersama setiap berangkat sekolah.

Hampir setiap pagi, dengan seksama aku bisa mencuri gestur wajahnya. Dari bangku seberang yang sengaja kupilih agak menjauh dari tempat duduknya, agar tak sedikitpun dia curiga akan fokus perhatianku. Kulit bersih, wajah cantik, body lencir, dan lembut tutur katanya. Lengkaplah apapun yang diidamkan setiap lelaki ada padanya

Mata kami beradu, saling bertatap sesaat. Sunggingan dari bibir indahnya membuat aliran darah berhenti seketika. Aku tertunduk, lalu berpura-pura mengalihkan pandangan ke penumpang angkot yang lain tanpa membalas senyumnya.

Ah, aku seperti maling motor yang kepergok massa dengan perasaan yang terasa memerahkan muka ini.

*****

"Jam berapa tadi berangkat dari Bungurasih, mas?" sambutnya halus, seraya membantu melepaskan tas dan sepatuku.

Tubuhnya nampak lelah menahan sesuatu yang delapan bulan ini nakal di dalam perutnya. Namun, tetap dia kembangkan senyum di bibir. Teduh, membuatnya kian terlihat mempesona meski kondisi fisik sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Senyum yang masih sama dengan yang dulu kulihat di angkot.

Kukecup keningnya, kucium pula calon penerus margaku yang saat itu sedang tertidur pulas di perutnya. Lalu, kupeluk erat mereka.

Mata terasa memanas, kutahan buliran bening di pelupuk. Perasaan bahagia bercampur sedih terasa menyergap. Impitan ekonomi telah membuat lupa bahwa Allah telah mengirimkan seorang bidadari dan calon mahaputra kepadaku.

Lupa bahwa seharusnya aku senantiasa ada disampingnya menjelang persalinan. Yang ada justru aku menitipkan dia ke ibunya. Sementara aku terjebak dalam kerasnya perjuangan menyambung hidup sebagai perantauan di kota Buaya.

“Aku merindukanmu ... aku mencintaimu,” bisikku pelan kepadanya.


*****

Satu setengah dasawarsa berlalu.

Aku masih saja berkutat sebagai seorang buruh pabrik. Namun, kehadiran bidadari dan mahaputra di sampingku kini, telah memberikan kekuatan luar biasa untuk menjalani hidup. Meski kami hanya tinggal di sepetak kamar kontrakan, aku bahagia bisa tinggal bersama orang-orang tersayang.


#true_story
#ODOP
#tantangan_minggu_kedua
#memperkenalkan_diri_sendiri_di_ODOP

Catatan :
Gadis yang biasa bersamaku di angkot itu, kini hidup denganku di sebuah kamar kontrakan di daerah Tambaksawah, kota Delta (Sidoarjo). Dia juga memberiku seorang mahaputra yang bandelnya minta ampun, yang sekarang duduk di bangku kelas 6 SD.

Aku sendiri terlanjur kerasan menjadi seorang buruh pabrik di kota Delta. Mengais rejeki di sebuah Food Industry bernama PT. Siantar Top Tbk.

22 komentar:

  1. Balasan
    1. Terims mas bro,
      Ayo jgn ngejomblo mllu
      Betapa nikmat jajan ciptaan Gusti Allah lang .. hahaaa

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih, Masih hrs bnyk belajar ini mbake

      Hapus
  3. Wahh, keren, banyak yang memperkenalkan diri dengan bercerita. ^^

    BalasHapus
  4. Wow... cinta pada pandangan pertama tho mas?

    BalasHapus
  5. Kereeennn...😊semangatt mas..

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih suportnya mbak ..
      Insya Allah masih semangat, semoga bisa bertahan hingga ending ODOP Batch 2 nantinya

      Hapus
  6. true story... salut, mas heru pasti orangnya setia...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah mbak Kholifah ..
      mohon suportnya, tulisan saya masih amatiran :)

      Hapus
  7. alurnya cantik banget maaas ..
    bikin baper jugaak #eh hahhaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih, masih jauhhhh dan harus bnyk belajar ini mbak

      Hapus
  8. Balasan
    1. makasih, biasa aja ini kak .. tulisan kakak jg keren

      Hapus
  9. Keren mad heru...syukurlah nggak bertepuk sebelah tangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih ... masih harus banyak belajar menulis ini kak

      Hapus

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *