Jumat, 17 Februari 2017

BENARKAH CANDI SEWU - PRAMBANAN DIBANGUN HANYA SEMALAM?

Candi Prambanan - image google

Kesabaran Bandung Bondowoso akhirnya habis juga. Dua kali kesatria dari PĂȘngging itu diberi harapan palsu oleh Roro Jonggrang. Kembang kencana negeri Baka.

Setelah ditimbun di sumur Jalathunda, namun berhasil mendobrak keluar dari jebakan, pembunuh manusia setengah Danawa (Prabu Baka)/ramanda Roro Jonggrang itu kembali diberi tantangan impossible.

Kembang mustikaning Baka minta dibuatkan seribu candi dalam waktu semalam suntuk. Deadline yang diberikan kepada pemuda pemujanya hanya sampai pada kĂȘlurukĂ© pithik kapisan (kokok ayam pertama).

Bukan Bandung Bondowoso jika tidak nekad menyanggupi tantangan Roro Jonggrang!

Konon, jauh sebelum kokok ayam pertama terdengar, sang ksatria PĂȘngging sudah mampu mendirikan sembilan ratus sembilan puluh sembilan candi. Satu candi lagi, maka syah Roro Jonggrang menjadi miliknya.

Nahas bagi Bandung Bondowoso, diam-diam sang gadis pujaannya dengan dibantu para cĂȘthi (pelayan wanita) dan pariyanaka (emban senior) telah membangunkan ayam-ayam piaraan mereka dengan nuthu (menumbuk) lumpang kosong.

Sontak kĂȘluruk pithik terdengar bersahut-sahutan!

Bandung Bondowoso yang mengetahui kebohongan Roro Jonggrang murka, "sungguh engkau cantik jelita, tapi kelakuanmu sebagai anak Danawa tak bisa diubah, maka candi keseribu ini adalah engkau sendiri!!!" kutuknya.

Roro Jonggrang pun berubah menjadi arca di ruang utama. Melengkapi sĂšwu candi malam itu.

-o0o-

Kisah diatas adalah forklore yang telah turun temurun memperkaya khasanah susastra Jawa.

Orang-orang Jawa kuno senantiasa menggunakan simbol dan perumpamaan dalam setiap menciptakan karya sastra baik berupa kidung, babat maupun kakawin.

Candi SĂšwu - Prambanan, berdasarkan prasasti Siwaghra, sejatinya dibangun oleh Rakai Pikatan (Wangsa Sanjaya) pada 772 Saka/850 Masehi, namun tidak terselesaikan. Finishing dari candi Syiwa yang tujuan utamanya untuk menyaingi candi Budha Mahayana (Borobudur) buatan Wangsa Syailendra ini akhirnya diteruskan oleh Balitung Maha Sumbu.

Pembangunan satu masa pemerintahan raja yang gagal inilah yang diadopsi menjadi kegagalan membangun dalam semalam suntuk.

Lalu, negeri PÚngging dan Baka yang dikisahkan berseteru adalah pengéjawantahan dari persaingan Wangsa Syailendra dengan Wangsa Sanjaya. Dua kubu di abad 9 Masehi yang saling unjuk kekuatan untuk menguasai Jawa Dwipa kala itu.

Sedangkan arca di garbhagriha (ruang utama candi) yang selama ini dianggap sebagai Roro Jonggrang setelah dikutuk, sebenarnya adalah arca Durga Mahisasuramardini, istri dari Syiwa Sang Mahadewa. Bathari Durga ini dikisahkan dalam semua kitab kuno sebagai sosok yang memiliki watak tidak baik. Dia pernah dikutuk dan dihukum oleh Syiwa ke hutan Setrogondomayit. Sebelum akhirnya diruwat oleh Sadewa. Pandawa terakhir.

Roro Jonggrang pantas mempersonalitaskan sosok Bathari Durga, dengan watak pembohong dan tipu dayanya kepada Bandung Bondowoso.

Kesimpulannya, tidak ada forklore yang salah dalam kisah asmara Candi SĂšwu - Prambanan. Semua disajikan dalam bentuk simbol yang harus dieksplore dan dipecahkan oleh generasi penerus sekarang.

(Heru Sang Mahadewa)
Member of #OneDayOnePost

6 komentar:

  1. Iya denger ceritanya begitu

    Ini bisa juga ya, jadi cerita tantangan misteri...

    BalasHapus
  2. kenapa namanya Bandung bondowoso tapi bukan orang Sunda Mas ? hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya ... padahala Bandung kan adanya di tanah Sunda.
      Hahaha

      Hapus
  3. Jadi cerita aslinya macam itu yak kang 😀😀

    BalasHapus

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *