Jumat, 10 Februari 2017

RATU ANTOLOGI DI ONE DAY ONE POST



www.facebook.com/dewie.dean

Jika melihat garis wajah dan penampilannya, kita pasti akan mengatakan dia tidak beda jauh dengan bunda Helvy Tiana Rosa dan bunda Asma Nadia di masa muda. Berciri khas wanita Indonesia yang memegang teguh syariat Islam. Menutup aurat dengan hijab syar’i. Sepasang lensa kaca mata tebal menegaskan bahwa dia type manusia kutu buku (baca---gemar membaca).

Saya mengenalnya semenjak sama-sama menjadi siswa One Day One Post. Sebuah gerakan menulis setiap hari yang di prakarsasi Bang Syaiha. Novelis, guru bloger, motivator, dan pendiri sekolah sosial Rumah Muda Indonesia di Bogor.

Perempuan asal Tebing Tinggi, Sumatera Utara yang fasih berbahasa Jawa ini awalnya saya pikir adalah seorang buruh migran. Sebuah tulisannya yang mengangkat tema tenaga kerja kita di Malaysia menjadi penyebabnya. Ramadhan Tanpa Hari Raya, judul tulisan yang dia buat ketika itu, berhasil menjuarai event menulis khusus bagi TKI. Baca cerita selengkapnya DISINI.

Dugaan saya ternyata salah.

Dewi Mariyana, pemilik nama pena Dewie Dean ini sejatinya seorang akademis yang menyamar sebagai buruh migran. Kini, dia sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di negerinya Safee Sali. Pemain sepakbola yang pernah memporak-porandakan gawang tim nasional Indonesia. Malaysia.

Iya, negeri serumpun kita. Dari sanalah, suatu hari Kak Awie ---sapaan akrabnya oleh sesama siswa One Day One Post--- pernah menghubungi saya.

“Mas, ada waktu luang enggak?” sebuah pesan singkat melalui Whatsapp masuk ke ponsel saya.

“Iya, mbak Dewi. Ada apa ya?” saya balik bertanya.

Hari itu, ternyata Kak Awie sedang menyamar sebagai seorang jurnalis. Melalui percakapan chat Whattsapp itu, diam-diam dia sedang melakukan wawancara dengan saya.

Luar biasa. Hasil penggalian informasi itu yang akhirnya menjadi sebuah tulisan yang paling berkesan bagi saya. Selengkapnya silahkan baca DISINI.

Kini, saya harus melakukan hal yang sama. Menulis sisik melik----jejak profil----perempuan berkaca mata tebal itu versi saya. Tentu tidak sebagus tulisan dia tentang saya.

Dewi Mariyana, penulis muda Indonesia ini sudah mengenyam banyak pengalaman di berbagai komunitas menulis. Tak heran, jika di kalangan siswa One Day One Post, termasuk salah satu diantara beberapa member yang dianggap senior. Sosoknya banyak menginspirasi para penulis pemula seperti saya.

Namanya pun banyak menghiasi sampul buku Antologi. Jejak Jejak Mas Gagah, Babu Backpacker, Seronok Negeri Jiran, Orang Indonesia Kok Dilawan dan beberapa buku lainnya banyak yang telah terbit atas kontribusi tulisannya.

Ratu Antologi Di One Day One Post pun kiranya pantas saya sematkan kepada pemilik akun Facebook Dewie Dean ini. Untuk lebih mengenalnya, silahkan add pertemanan dengan Kak Awie DISINI.

Satu hal lagi, saya merasa bangga bisa menjadi satu tim kontributor bersama Mbak Dewi, untuk sebuah buku yang lagi-lagi adalah Antologi, persembahan siswa-siswa One Day One Post. Mutiara Hitam Dari Papua. Judul buku yang Insya Allah cetak pada bulan Juli 2017 ini juga diambil dari judul tulisan dia.

Sahabat sekalian ingin membaca karya-karyanya? Meluncurlah ke blog pribadi Mbak Dewie Dean: https://dewieajaa.blogspot.co.id

Sutau hari nanti, saya yakin bisa menemukan buku solo di rak-rak Gramedia dan Toga Mas, karya dari Sang Ratu Antologi ini.

Aamiin Ya Robbal Alaamiin.

Saya juga senantiasa mendoakan, sebagai sesama siswa One Day One Post, juga sebagai junior kepada seniornya, Mugi prinyantunipun tansah pinaringan wilujeng selamet, bagas kasarasan, saha lumebering rejeki dening Gusti Ingkang Murbeng Dumadi.

Semoga panjenenganipun Mbak Dewi senantiasa mendapatkan keselamatan, kesehatan serta rejeki yang berlimpah dari Allah SWT. Sehingga dapat terus berkarya dan memberi warna dunia literasi tanah air. Khususnya dalam memajukan One Day One Post.

Ayu, Hayu Rahayu Wilujeng.

Heru Sang Mahadewa
Member of #OneDayOnePost

25 komentar:

  1. Aamiin allahumma aamiin .... :D

    BalasHapus
  2. Setuju! (Ratu Antologi untuk Kak Wie) :D

    BalasHapus
  3. Hebat Jeng Dewi, tulisannya udah terbit di banyak buku antologi, semoga kita bisa nyusul

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ...
      Saya yakin uncle segera melejit di jajaran nama penulis muda Indonesia.

      Hapus
  4. Aamiin Alllahumma Aamiin .. ^^

    BalasHapus
  5. Dewi dan Mas Heru sama2 hebatnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Pak Parto,
      Saya masih pemula, butuh banyak belajar dari bapak, mbk Dewie, dan semua member ODOP.
      Panjenengan semua luar biasa!!!

      Hapus
  6. Balasan
    1. Nah ...
      Mbk Dewie emang udah seabrek buku Antologinya.

      Hapus
  7. Saya terharu baget sama Tulisan sampean tentang saya. Mas Heru juga keren bgt tulisannya. Tulisan yang punya ciri khas dengan sejarah2 Di Indonesia. Jarang nemu penulis kaya smpean.

    Trimaksh atas doanya,doa yg sma utk sampean dan temen odop lainnya.semoga bsa ktemu suatu hr nnti

    BalasHapus
  8. Wow, hebat mbak Awie. Kapan, ya, saya bisa punya buku juga?

    Tulisan bang Heru ini layak untuk jadi inspirasi untuk para siswa ODOP. :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Gus Ibnu ...
      Saya banyak belajar dari Mbk Dewi, juga dari panjenengan Gus, serta dari semua tulisan teman2 ODOP.

      Hapus
  9. Penulisan profil yang bagus, Mas Heru. Rapi. Mantap. Ngena.

    Dan Kak Awie emang warbiasah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Matur suwun mbak Heni.
      Mbak Dewi memang Te-O-Pe Be-Ge-Te
      :)

      Hapus
  10. Tidak sabar baca buku antologi ODOP tang Mutiara Hitam dari Papua

    Kasih bocoran dong itu ttg apa??

    Aduh jadi minder soalnya antologi ODOP 1 enatah di mana rimbanya.😅😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. ODOP2 yang tema Romantika Cinta juga entah kemana mbk Sabrina ... hehe

      Hapus
  11. Hohoho...
    Emang layak disematkan...

    Tinggal perebutan gelar Raja Antologi ODOP nih yang belum ada...

    ^_^

    BalasHapus
  12. Keplok keplok aaahh.. Heru dilawan.. TOP deh pokok e

    BalasHapus

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *