Selalu
ada yang menarik ketika saya mendengar kata tentang Republik De Timor Leste. Ketika
masih duduk di bangku SD, otak saya paling bebal kalau disuruh menghapal nama-nama
provinsi di Indonesia. Tetapi, saya ingat betul hingga sekarang bahwa provinsi
termuda kala itu adalah Timor Timur.
Berbicara
mengenai Timor Timur, ada 1001 kisah tentang perjalanan bergabungnya provinsi
ke -27 Indonesia di masa itu.
Banyak
korban dari para pejuang Fretilin (Timor timur) maupun dari pasukan
TNI (ketika itu masih bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonedia). Entah berapa ratus, atau bahkan berapa ribu
keluarga yang ditinggal mati ayah, suami, kakak, adik dan sebagainya.
Kisah
Operasi Seroja (Operasi Militer era Presiden Soeharto untuk
menumpas Gerakan Pengacau Keamanan Fretilin) benar-benar menjadi
kisah hidup yang pedih bagi orang orang yang terlibat langsung di dalamnya.
Baik rakyat Timor Timur, maupun para mantan pejuang Seroja.
Betapa
mahal harga sebuah perang. Hanya untuk menebus seorang anak agar mau kembali ke
pangkuan Ibu Pertiwi. Harga yang akhirnya sia sia. Toh si anak bungsu (provinsi
Timor Timur) pun berkhianat.
Iya,
Republik De Timor Leste (RDTL) memproklamirkan
diri sebagai negara berdaulat dan kini menyejajarkan diri dengan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Benar
benar seorang anak Durhaka!
Dalam
beberapa kesempatan acara yang mengupas tentang kenangan Operasi Seroja, dua
narasumber yaitu Letjen Purn. Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden ke-6 RI, pernah menjadi Komandan Operasi
Seroja Timor Timur) dan Mayjen Purn. Yunus Yosfiah (mantan Komandan Operasi Seroja Timor Timur
juga) sampai meneteskan air mata. Keduanya mengungkapkan betapa perih
pengorbanan anak bangsa di sana.
Tak
terhitung berapa jumlah anak buah Pak Beye (sebutan presiden ke-6 RI) dan Pak
Yunus yang gugur sebagai patriot merah putih. Meregang nyawa di bumi Loro Sae demi mempertahankan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-o0o-
Besok sore, minggu, 20 Agustus 2017, kita akan bersua lagi dengan si anak durhaka.
Selayang Municipal Council Stadium, Shah Alam, Malaysia akan menjadi titisan dari Kota Maliana,
Bobonaro dan Benteng Batugade. Kota yang menjadi saksi pertumpahan darah antara
pasukan Indonesia melawan Timor Timur.
Ribuan
pasukan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang
ketika itu menyusup ke kantong-kantong pertahanan Fretilin, menyamar sebagai
relawan bercelana jeans (The Blue Jeans Soldier), esok hari akan be-reinkarnasi ke kostum Merah Putih-nya
Timnas Garuda U-23.
Pertandingan
sepakbola antara Indonesia U-23 vs Timor Timur U-23 di ajang Sea Games 2017 Malaysia besok sore sungguh membawa imajinasi saya ke masa itu.
Ada amarah dalam dada saya. Ada geram yang ingin terlampiaskan. Kita
akan memborbardir pertahanan mereka, membobol gawang mereka sebanyak banyaknya,
menghajar dan memporak-porandakan kesebelasan Timor Timur.
Persis
ketika pasukan ABRI memborbardir kota Maliana, Bobonaro dan Baucau. Lalu
menghancurkan benteng Batu Gede hingga mengepung serta membumihanguskan
kota Los Palos selama berhari hari.
Fretilin pun
mengakhiri perlawanan disana!
Surabaya,
19 Agustus 2017
(Heru Sang Mahadewa)
Member
of One Day One Post
0 komentar:
Posting Komentar