Sabtu, 13 Mei 2017

HILANG



Oleh: Heru Sang Mahadewa


Kupanggil kalian, tiada jawaban!
Barangkali tak mendengar, kuulang dengan bibir bergetar.
Barangkali bersembunyi, mengajakku bermain-main lagi.
Kucari kalian, hanya ada kesunyian!

Ke mana kalian, yang dulu menyapa, tawarkan canda?
Ke mana kalian, yang dulu menari, sajikan dolanan penentram hati?
Ke mana kalian, yang dulu mengajak, jingkrak yang tiada bisa kutolak?
Ke mana kalian, yang dulu bersuntuk, jika sehari saja tak kujenguk?

Kupanggil kalian, tiada jawaban!
Lalu, aku jatuh bersimpuh.
Ketika nyaris senja, kita tak jua bersua.
Kucari kalian, hanya ada kesunyian!

Aku berdiri, lalu melangkah, 
:pasrah.
Meninggalkan kalian, yang entah ke mana,
:tiada 

"Kami di sini," kudengar suara lirih,
Merintih, bagai menahan rasa perih.
"Oh, kawan," kudengar lagi ratapan,
Tertahan, bagai memohon lindungan.

Air mata kalian berlinang.
Berkilauan luka, disengat Nur sang jingga.
Angin surup ikut berduka,
semilirnya bagai tangis pralaya.

Kini, aku menyaksikan, ahangkara menggilas kalian. 
Aku menyaksikan, keserakahan terbahak kegirangan. 
Aku menyaksikan, kalian saling berpelukan,
:menyambut kematian.

22 : 20
13.05.2017
Anjuk Ladang  

------------------
Sajak ini saya tulis sebagai ungkapan keprihatinan atas lenyapnya sawah dan sungai di kampung halaman saya. Tempat di mana dulu anak-anak desa bergumul dengan lumpur, bermain, mencari ikan dan mandi di sana. Kini, mereka telah berganti urug-urug proyek pembangunan kawasan industri. Menjadi pelampiasan ahangkara para penguasa.

Related Posts:

  • HALTE (2) Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 … Read More
  • AIRLANGGA Wora Wari! menjangan bidikanku kaupunya pasukan sepuluh seribu kubangun seratus ribu siksamu menjelma Wisnu dalam getihku beranak pinak kedigdayaan Wora Wari! Kahuripan mengerang tak lagi menahan diri menagih… Read More
  • SRI ISANA WIKRAMADHARMOTTUNGGADEWA Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 … Read More
  • HALTE BIRU berdiri di halte biru tak kunjung nampak yang ia tunggu disapa deru mesin berpelukan debu ia hanya mengusap dagu sepasang merpati hinggap di pucuk dahan bagai hendak menuntaskan hutang kasmaran ia menghela nap… Read More
  • Di Ujung Napas photo: keajaiban dunia di ujung napas yang tinggal seutas tanpa desah seperti pasrah  saat jiwa lemah merebah di ujung napas yang tinggal seutas berlintasan bayangan ahangkara kekuasaan  saat… Read More

7 komentar:

  1. Daerah kita bisa bergeser menjadi daerah industri dan perumahan, mas Heru. Di sekitar tempa tinggalku saja, area persawahan mulai menyempit, berubah menjadi perumahan.

    BalasHapus
  2. Sedih, bayangkannya. 😭😭

    BalasHapus
  3. Saya suka puisinya, Mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aish, mbk Na ini, saya mah masih ecek-ecek.
      Matur suwun sudah hadir.

      Hapus
  4. Balasan
    1. Matur suwun, mbkyu.
      Ini puisi-puisian dari penulis-penulisan.

      Hapus

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *