Selasa, 13 September 2016

BHAKTI SENI UNTUK LEBARAN HAJI


Dokumen Pribadi

Masih ada yang tersisa dari libur panjang akhir pekan saya kemarin, ketika saya menikmati perayaan Hari Raya Idul Adha di tanah kelahiran.

Nganjuk, sebuah kota kecil di belahan barat provinsi Jawa Timur, selain menjadi sentra penghasil bawang merah, juga dikenal sebagai Kota Seribu Jaranan (Kuda Lumping). Tak terhitung berapa ribu jumlah grup kesenian itu bertebaran di seluruh desa di Nganjuk.

Sehari sebelum jatuh Hari Raya Idul Adha 1437 H, di kampung halaman saya di adakan kirab seni dan budaya untuk menyambutnya. Pawai keliling Jaranan dan Tari Reog.

Bangga dan salut!

Ketika era teknologi sudah merongrong sebagian besar moral dan perilaku generasi penerus, justru jauh di pelosok desa masih ada anak-anak muda yang peduli dengan kesenian bangsanya.

Ya, para personil dari grup jaranan, mulai penabuh gamelan, penari kuda lumping, bujang ganong dan barongan hampir semuanya adalah para pemuda.

Tema yang mereka usung pun luar biasa. Sambut Idul Adha dengan Keindahan Seni dan Budaya.

Meski acaranya di kemas dengan sederhana, tetapi pawai hari itu mendapat sambutan yang sangat antusias dari masyarakat yang melihatnya. Di sepanjang jalanan yang dilalui kirab, tak henti-hentinya mereka mendapat aplaus dan simpati.

Beginilah kalau hari besar keagamaan disambut dengan nuansa damai dan bersahabat. Tidak dengan cara intimidasi dan aksi turun ke jalan sambil meneriakkan kalimat Takbir yang “salah tempat”. Seperti yang biasanya dilakukan sebuah ormas garis keras.

Syah-syah saja sih cara mereka. Aksi Jihad yang mereka lakukan juga tidak salah.

Namun, saya pribadi justru lebih menyukai aksi yang dilakukan anak muda Suko Budoyo (nama grup Jaranan yang mengikuti kirab) dalam menyambut hari besar agama Islam.

Agama yang damai dan senantiasa mengedepankan ajaran cinta sesama.

Meminjam ucapan Babe (Ridwan Saidi, Budayawan Betawi), masih banyak jalan menuju surga dengan cara yang indah. Melalui sastra, seni dan budaya.

Daripada memilih jalan ke surga dengan perbuatan anarkis, sweeping sana sini mengobrak-abrik warung makan, lokalisasi, dll.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi


Surabaya, 13 September 2016
-
Heru Sang Mahadewa
Member of #OneDayOnePost

9 komentar:

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *