Selasa, 07 Maret 2017

MEREKATKAN TALI SILATURRAHMI ANTAR PEKERJA (Part 2)


Masjid Muhammad Ceng Ho di kota Pandaan - dok. pribadi


Lepas dari taman rekreasi Selecta di kota wisata Batu, Malang, perjalanan kami lanjutkan kembali ke arah Sidoarjo. Tempat yang kami tuju selanjutnya adalah wisata religi Masjid Muhammad Ceng Ho.

Membutuhkan waktu sekitar dua jam dari Selecta, akhirnya rombongan sampai di masjid unik yang berada di kota Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur.

Kami pun memberikan kesempatan kepada peserta family gathering untuk beristirahat di sana, sembari menunggu waktu adzan Maghrib.

Masjid Muhammad Ceng Ho Pandaan.
Merupakan salah satu diantara beberapa masjid di Indonesia dengan desain arsitektur khas Tionghoa. Masjid serupa sebelumnya dibangun juga di Surabaya.

Berada di jalan raya Pandaan – Surabaya. Dari halaman depan, sekilas bangunan Masjid Muhammad Ceng Ho mirip sebuah kelenteng/vihara, tempat peribadatan umat Tri Dharma/Kong Hucu/Buddha.

Berbagai lampion khas Tingkok menghiasi sekeliling Masjid yang didominasi cat warna merah. Tak mengherankan, jika Masjid Muhammad Ceng Ho sekarang menjadi simbol kerukunan dan toleransi antar etnis dan umat beragama di kota Pandaan, Pasuruan.

Masjid Muhammad Ceng Ho Pandaan mulai dibangun pada tahun 2004. Ketika itu, peletakan batu pertama dilakukan oleh almarhum Presiden RI ke-4 Gus Dur (K.H. Abdurrahman Wahid). Cucu Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama.

Gus Dur, selain dikenal sebagai ulama besar, juga sangat lekat dengan pergerakan toleransi dan kebhinnekaan. Sebutan Bapak Pluralisme pun disematkan kepada pria bertopi miring itu.

Pembangunan Masjid Muhammad Ceng Ho selesai pada tahun 2008. Sejak itu, selain difungsikan sebagai tempat ibadah, masjid ini menjadi salah satu tujuan favorit wisata religi. Selain keunikan arsitekturnya, adanya pasar wisata Ceng Ho sebagai pusat oleh-oleh jajanan khas Jawa Timur juga menjadi daya pikat bagi wisatawan.

Pasar wisata di samping Masjid Muhammad Ceng Ho - dok. pibadi

Tal ayal, kini Masjid Muhammad Ceng Ho Pandaan menjadi ikon kebanggan kota Pasuruan, Jawa Timur.

Tentang Laksamana Ceng Ho.
Berdasarkan prasasti yang ada di Masjid, Ceng Ho adalah seorang panglima perang dari armada laut Dinasti Ming pada masa pemerintahan Kaisar Yangle.

Laksmana Ceng Ho dikenal juga sebagai Zeng He, nama aslinya adalah Ma Sanbao, dikenal orang-orang Jawa dengan sebutan Sam Po Bo/Sam Po Kong. Dia berasal dari daerah Xinjiang, China. Merupakan seorang muslim taat yang sudah menunaikan ibadah Haji. Nama Islamnya adalah Haji Mahmud Sams.

Pada abad 14, Kaisar Yangle memerintahkan Laksamana Ceng Ho untuk berlayar mengarungi tujuh samudera. Misi mereka adalah mengkampanyekan misi perdamaian dunia di setiap negara yang disinggahi.

Pelayaran samudera oleh tokoh muslim ini sudah jauh lebih awal dilakukan sebelum ekpedisi pelayar-pelayar Eropa seperti Bartholomeus Diaz, Cristhoporus Colombus, Ferdinand Magellan,dll.

Di Samudera Barat (sebutan untuk perairan Indonesia), tempat-tempat yang disinggahi Laksamana Ceng Ho diantaranya Samudera Pasai Aceh, Cirebon, Semarang dan Surabaya.

Seorang awaknya, Wang Jihong konon menderita sakit keras dalam pelayaran itu. Dia pun diturunkan di Simongan (Semarang, Jawa Tengah sekarang) untuk proses penyembuhan disana.

Wang Jihong kemudian menetap di Simongan. Dialah yang konon mendirikan sebuah tempat peribatan yang kini dikenal sebagai Kelenteng Sam Po Kong di kota Semarang, Jawa Tengah.

Ketika berlabuh di Surabaya, laksamana Ceng Ho sempat mengunjungi Majapahit yang ketika itu dipimpin raja Wikrawardhana.

Laksmana Ceng Ho yang membawa armada laut sebanyak 27.000 tentara juga memegang peranan penting dalam runtuhnya Majapahit, sekaligus ditandai dengan berdirinya kesultanan Islam Demak.

-o0o-

Setelah dua jam singgah di tempat wisata religi Masjid Ceng Ho Pandaan, rombongan kembali kami bebaskan untuk berbelanja di pasar Ceng Ho.

Berbagai oleh-oleh khas Jawa Timur ada disana. Belanja di Selecta beberapa jam sebelumnya terasa belum lengkap sebelum berburu lagi di pasar wisata Ceng Ho. Rombongan pun kembali ke bus kami dengan setumpuk bawaan.

Setengah jam dari Pandaan, tepatnya pukul 19.00 Wib, kami sampai lagi di halaman P.T. Siantar Top Tbk. Grup. Perjalanan melelahkan sehari penuh terasa terbayar lunas dengan senyum bahagia dari wajah-wajah peserta dan keluarga mereka.

Semoga family gathering ini membawa manfaat bagi karyawan, serikat pekerja, juga manajemen perusahaan.

Salam bahagia.

TAMAT

Heru Sang Mahadewa
Member of #OneDayOnePost

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *