foto jadwal2.com |
Satu tahun sepakbola kita terisolasi oleh dunia
internasional akibat banned dari Football Internationale Federation and Asociation (FIFA) karena adanya sanksi pembekuan Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia oleh Menpora yang dianggap sebagai bentuk intervensi pemerintah terhadap independensi PSSI.
Setahun lebih sepakbola Indonesia seperti mati suri.
Tidak ada aktivitas di lapangan hijau, mulai level divisi dua hingga tim
nasional. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Olahraga memang melarang keras (tidak
mengakui) segala kegiatan sepakbola dibawah naungan PSSI.
Enam bulan silam, tepatnya Mei 2016 sanksi banned itu resmi dicabut oleh FIFA. Asa kita pun
tumbuh kembali.
Pada bulan yang sama, wakil Indonesia pada ajang Gothia Cup
U15, ASIOP Apacinti sukses menjadi jawara turnamen sepakbola dunia kategori junior yang diadakan di Swedia,
setelah dalam partai final mampu menundukkan wakil tuan rumah, IF Elfsborg dengan skor 3-1.
Iya, Juara Dunia. Bukan
sekedar menjadi kampiun di regional Asia Tenggara atau Asia.
Bukti bahwa sepakbola Indonesia
masih ada.
Sayangnya, prestasi emas
anak-anak Indonesia itu tidak berbanding lurus dengan senior-seniornya. Sejak
lepas dari sanksi FIFA, praktis Garuda (julukan tim nasional Indonesia) masih
tertatih-tatih membentuk sebuah tim yang ideal. Jadwal training center yang berbenturan dengan kompetisi Torabika Super
Championship menjadi salah satu penyebabnya.
Alhasil, dalam beberapa
bulan ini tim nasional kita justru hanya sibuk mencari komposisi pemain yang
layak memakai kostum Garuda. Padahal, negeri-negeri tetangga di ASEAN yang
menjadi rival Indonesia sudah jauh melesat meninggalkan kita dalam hal
mempersiapkan tim nasional.
Thailand misalnya, mereka
sukses menembus kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Asia. Negeri Gajah Putih itu
bahkan mampu menahan The Socceroos
Australia yang banyak dihuni pemain bintang di English Premier League dengan skor 2 – 2.
The Elephant
War (julukan tim nasional
Thailand) kebetulan akan menjadi pesaing Indonesia dalam Piala AFF 2016.
Turnamen sepakbola tertinggi antar negara Asia Tenggara yang akan digelar
mulai 19 November 2016 di Philipina dan Myanmar.
Selain Thailand, tuan rumah
Philipina dan Singapura akan melengkapi momok kita di grup A nantinya. Sementara grup B dihuni oleh Myanmar, Malaysia, Vietnam, dan Kamboja.
Drawing grup AFF Cup 2016 - foto @GarnierMenID |
Di turnamen ini, tim nasional
Merah Putih yang baru saja bebas dari sanksi banned FIFA ibarat sedang merangkak dari dasar jurang dengan tebing
curam dan tinggi.
Lawan-lawan mereka di grup A
sudah berlari kencang selama dua tahun diatas puncak gunung. Sementara kita
masih kesulitan mencari pijakan demi pijakan menuju bibir jurang nun jauh diatas
sana.
Alih-alih berhayal menjadi
juara AFF Cup 2016, tidak menjadi juru kunci klasemen
grup saja sudah prestasi luar biasa bagi Indonesia.
Iya, kita memang harus mawas
diri dan bisa mengukur kekuatan kali ini. Bukan bermaksud mengecilkan tim
nasional, tetapi bisa bermain bagus dan menghindari kebobolan banyak gol, bagi
saya sudah jauh melampaui ekspektasi.
Target kita bukanlah di turnamen
ini. Tetapi pembenahan, reformasi dan perbaikan system tata kelola sepakbola
Indonesia. Itu yang jauh lebih utama.
Melalui pembinaan tim usia muda
secara serius, transparansi laporan keuangan, dan bergulirnya kompetisi yang sehat
secara berjenjang, tentu akan membawa sepakbola kita ke masa depan yang jauh
lebih baik.
Semoga harapan ini sepaham
dengan visi dan misi pengurus PSSI yang baru saja terbentuk.
Salam Merah Putih.
(
Heru Sang Mahadewa)
Member
Of OneDayOnePost
0 komentar:
Posting Komentar