Allahu Akbar!
Allahu Akbar!
Allahu Akbar!
Merdeka!
Teriakan kalimar Takbir dari Walikota Tri Rismaharini
yang sontak disambut dengan kalimat yang sama oleh puluhan ribu peserta dan masyarakat
Surabaya menandai dimulainya Parade Juang Surabaya tahun 2016.
Acara yang rutin digelar setiap bulan November itu, tahun ini dikemas lebih heroik. Banyak teatrikal dan adegan rekonstruksi sejarah yang ditampilkan. Rute yang diambil juga jauh lebih panjang. Jika biasanya hanya start dari Tugu Pahlawan dan finish di Balai Kota, maka Parade Juang Surabaya 2016 mengambil rute sepanjang 6 kilometer dari Tugu Pahlawan hingga Taman Bungkul.
Parade dibuka oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang kemarin berpakaian ala pejuang veteran 45.
Dalam pernyataannya, Tri Rismaharini berharap warga
Surabaya dapat mengambil pesan penting
dari agenda rutin Parade Surabaya Juang. Utamanya generasi muda (era kekinian) diharapkan
bisa mengetahui betapa beratnya potret perjuangan para pahlawan dalam
pertempuran 10 November 71 tahun silam.
"Pada 10 November 1945 lalu, arek-arek Suroboyo
berani berjuang mempertahankan kemerdekaan dengan keterbatasan alat (senjata)
dan sarana. Tetapi mereka mampu mempertahankan kemerdekaan. Karena itu, warga
Surabaya sebagai penerusnya, harus bisa meneruskan perjuangan para
pahlawan," tegas wali kota yang sempat diisyukan akan maju dalam perebutan
kursi DKI 1 beberapa bulan lalu itu.
"Kita harus bisa membuktikan bahwa kita adalah anak
cucu dan cicitnya para pejuang. Kita harus punya semangat yang sama untuk
mempertahankan kemerdekaan dengan bekerja keras dan pantang menyerah,"
sambung Tri Rismaharini.
Pekikan kata “Merdeka!” terus bergema di seantero kota
Surabaya hari itu, minggu 6 November 2016. Tak kurang dari 6000 peserta dari TNI,
Polri, instansi pemerintah, pelajar, dan berbagai kelompok pecinta sejarah se-Indonesia
turut berpartisipasi dalam acara yang diselenggerakan untuk mengenang peristiwa
November 1945.
Sepanjang jalan yang dilalui parade, puluhan ribu masyarakat
Surabaya tak henti-hentinya meneriakkan kalimat takbir dan pekik kemerdekaan. Andai
ada media yang meliput secara live kegiatan itu, mungkin semua ikut merinding
menyaksikannya di televisi.
Lautan manusia berpakaian pejuang kemerdekaan
membludak mulai Tugu Pahlawan, Jl. Kramat Gantung, Siola, Jl Tunjungan, Jl
Gubernur Suryo, Jl. Panglima Sudirman, Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Raya Darmo, Monumen
Polri di Jl. Polisi Istimewa, Sekolah Santa Maria Jl Darmo, hingga berujung di Taman
Bungkul.
Andai boleh membandingkan, hari itu Surabaya tak kalah
bergetar dengan aksi damai bela agama 4 November 2016 di Jakarta dua hari
sebelumnya.
Di beberapa titik, adegan teatrikal perang Surabaya mewarnai
parade itu. Para peserta parade menampilkan aksi rekonstruksi sejarah yang
membawa imajinasi kita seakan berada di peristiwa-peristiwa heroik pada jaman
perang 10 November 1945.
Di depan Siola, dilakukan teatrikal perang Madun dan
perang Benteng Kedungcowek. Dentuman meriam dan letusan membuat bulu kudu
merinding. Puluhan legiun veteran yang ikut mengikuti parade di atas kursi roda,
membuat air mata menetes ketika beliau-beliau dengan suara lantangnya
berteriak,”Merdeka!” setiap kali mendengar suara letusan meriam.
Allahu Akbar!
Kalimat mengagungkan asma Allah terus menggaung. Sampai
di Hotel Majapahit (dahulu bernama Yamato Hotel), tempat yang menjadi saksi
sejarah ketika arek-arek Suroboyo menurunkan bendera Belanda, menyobek warna
birunya, lalu menderek lagi bendera yang tinggal berwarna merah putih, dilakukan
upacara bendera. Di pimpin oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.
Aksi teatrikal juga berlanjut di Jl. Gubernur Suryo. Kemudian
di Monumen Bambu Runcing dilakukan rekonstruksi sejarah pidato Bung Tomo dan
perang Surabaya 45.
Sampai di Jl Polisi Istimewa (SMAK St Louis) dilakukan teatrikal
penurunan bendera Jepang dan pengibaran bendera Merah Putih. Berikutnya di
depan gedung SMAK Santa Maria, ada teatrikal perang 10 November 1945.
Sampai di Taman Bungkul, parade diakhiri dengan kembali melakukan
teatrikal pidato Bung Tomo yang melibatkan seluruh peserta parade.
Luar biasa Surabaya!
Allahu Akbar … Allahu Akbar … Allahu Akbar! … Merdeka!
Merdeka! Merdeka!
(
Heru Sang Mahadewa)
Member Of OneDayOnePost
Sumber gambar: antarafoto
allohu akbar..Allohu Akbar..merdeka..merdeka
BalasHapusAllahu Akbar!
HapusMerdeka!
Allahu Akbar.
BalasHapusAllahu Akbar!
HapusAllahu akbar....mntap bang...pengen liat langsung, kayak apa aksi-aksinya...
BalasHapusDatang aja ke Surabaya mas, setiap tahun agenda ini rutin diselenggarakan.
Hapus