Rabu, 19 Juli 2017

4 FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN TIMNAS U 15 DI AFF CUP


Tim nasional Indonesia U 15/16 - foto viva.co.id


Berangkat ke Thailand dengan predikat sebagai juara turnamen Thien Phong Plastic Vietnam 2017, Garuda Asia (julukan tim nasional Indonesia U 15) justru gagal total di kejuaraan sepakbola antar negara Asia Tenggara bertajuk AFF Cup U 15.

Garuda Asia bukan hanya gugur di babak penyisihan grup A, tetapi juga babak belur menghadapi lawan-lawan yang sejak awal memang sudah diprediksi akan memberikan persaingan ketat di grup neraka ini.

Setelah hanya mampu menahan imbang Myanmar dengan skor 2 – 2 di pertandingan perdana, anak asuh Fachri Husaini dibuat tak berdaya oleh lawan-lawan berikutnya.

Thailand kembali menunjukkan diri sebagai negeri yang mustahil untuk dikalahkan Indonesia. The War Elephant (julukan tim nasional Thailand) menumbangkan Garuda Asia dengan skor tipis 0 – 1. Di laga penentuan, The Socceros (sebutan tim nasional Australia) masih terlalu perkasa untuk partai bertajuk David versus Goliath. Negeri Kanguru menghajar pasukan Merah Putih dengan skor telak 2 – 7. Indonesia pun dipastikan sebagai peserta yang pertama kali gugur di fase kualifikasi grup AFF Cup U 15.

Tidak berhenti sampai di situ, pada pertandingan yang sudah tidak menentukan lagi, Garuda Asia kembali dipermalukan oleh Laos dengan skor 2 – 3. Beruntung, di penghujung babak penyisihan, Rendi Julansyah dkk. mampu mengalahkan Singapura 0 – 2 sebagai partai pelipur lara.

Iya, begitulah. Garuda Asia yang digadang-gadang akan bisa berbuat banyak di event junior sepakbola ASEAN ini, justru menambah catatan buruk prestasi tim nasional Indonesia.

Kenapa tim nasional U 15 yang begitu perkasa di turnament pra kejuaraan resmi, justru gagal total di AFF Cup U 15?

Berikut ini adalah empat faktor penyebab kegagalan Garuda Asia:

OVER CONFIDENT
Status juara turnamen Tien Phong Plastic Vietnam 2017, sedikit banyak melambungkan kepercayaan diri anak-anak muda yang tergabung dalam skuad Garuda Asia.

Turnamen yang digelar bulan Juni lalu di Vietnam itu dijuarai Indonesia dengan mengalahkan salah satu negara peserta AFF Cup U15, Myanmar. Kebetulan mereka berada satu grup dengan pasukan junior Merah Putih di grup A.

Ketika itu, anak asuh Fachri Husaini berhasil memukul Myanmar dengan skor 4 – 1. Sebuah kemenangan yang layak dijadikan modal untuk kembali bersua dengan mereka di AFF Cup 15.

Namun, di luar dugaan pengamat sepakbola, Myanmar melakukan banyak perubahan frontal di ajang resmi AFF Cup U 15. Mereka merubah total gaya permainan, seolah belajar dari kekalahan di turnamen Tien Phong Plastic Cup Vietnam 2017. Sementara, Garuda Asia terkesan meremehkan lawan, bahkan cenderung over confident dengan menerapkan gaya bermain yang nyaris sama saat turun di turnamen Tien Phong Plastic Cup.

Alhasil, Myanmar berhasil menahan Indonesia dengan skor 2 – 2 di laga pembukaan AFF Cup U 15. Sebuah hasil akhir yang sangat merugikan Garuda Asia, mengingat ini adalah pertandingan kunci untuk menapaki laga penyisihan berikutnya di grup A.

MEMFORSIR KEKUATAN DI TURNAMEN PRA KEJUARAAN RESMI
Sebelum menjuarai turnamen Tien Phong Plastci Vietnam 2017, Garuda Asia telah melakukan serangkaian uji coba melawan tim-tim kuat. Salah satunya adalah Philipina dan Singapura.

Meski hanya partai persahabatan, tetapi dalam dua laga itu anak didik Fachri Husaini tampil ngotot, penuh determinasi tinggi dan pantang menyerah. Philipina dan Singapura pun dibuat tak berdaya di stadion Maguwoharjo, Sleman dan stadion Gelora Bandung Lautan Api, kota Bandung.

Berlanjut di Vietnam, ketika mengikuti turnamen Tien Phong Plastic Vietnam 2017, Garuda Asia melanjutkan permainan penuh determinasi-nya ketika berjumpa dengan Myanmar, China Taipe dan tuan rumah Vietnam sendiri.

Garuda Asia begitu perkasa di turnamen pra kejuaraan resmi AFF Cup U 15 ini. Indonesia berhasil tampil sebagai juara. Tetapi ternyata keperkasaan ini menjadi klimaks dari penampilan anak-anak Merah Putih.

AFF Cup U 15 menjadi anti klimaks bagi Indonesia. Seluruh tenaga dan kekuatan mereka seolah-olah telah diforsir habis di laga uji coba dan turnamen pemanasan. Justru saat tampil di kejuaraan resmi, kita telah habis.

RENDI – HAMSA CENTRIS
Tidak bisa dipungkiri, roh permainan Garuda Asia, sejak uji coba hingga turun di turnamen Tien Phong Plastic Cup Vietnam 2017, terletak pada dua pemain utamanya, striker Rendi Juliansyah dan gelandang jenius Hamsa Lestaluhu.

Rendi Juliansyah sukses menggelontorkan 6 gol ke gawang China Taipe, sekaligus menyabet predikat top score di Vietnam. Sementara Hamsa Lestaluhu terpilih sebagai the best player pada ajang yang sama.

Permainan Garuda Asia, diakui atau tidak, sangat bergantung pada dua pemain itu. Hampir seluruh serangan tim, selalu dikreatori Hamsa Lestaluhu, lalu berakhir dengan umpan matang kepada Rendi Juliansyah.

Nahas, tiga hari sebelum berangkat ke kejuaraan AFF Cup U 15 di Thailand, Hamsa Lestaluhu mengalami cedera lutut saat latihan. Musibah ini membuat ketar-ketir seluruh pecinta Garuda Asia. Menjadi semacam pertanda kesialan bagi tim nasional Indonesia U 15.

Absennya Hamsa Lestaluhu ternyata benar-benar membawa dampak luar biasa bagi Garuda Asia ketika tampil menghadapi lawan-lawannya di grup A. Tidak ada kreator serangan, sedangkan gaya permainan terlanjur bertumpu pada pemain asal Maluku ini.

Bukan hanya itu, tim-tim yang menjadi kontestan penyisihan grup A kejuaraan AFF Cup U 15 rupanya telah membedah kekuatan Indonesia. Di seluruh pertandingan, striker Rendi Juliansyah selalu dimatikan. Strategi lawan itu ternyata cukup berhasil. Garuda Asia benar-benar lumpuh.

Centrisnya permainan Garuda Asia kepada Rendi dan Hamsa, menjadikan mereka kehilangan akal ketika Rendi dimatikan dan Hamsa absen.

Sedangkan Bagus Kahfi, striker pelapis yang tampil menggila di laga-laga akhir, terlambat diberi kepercayaan oleh Fachri Husaini untuk menggantikan peran Rendi dan Hamsa.  

EKPEKTASI BERLEBIHAN KEPADA ANAK USIA BELIA
Siapa yang tidak takjub dengan prestasi tim nasional Indonesia U 15? Naif jika kita mengatakan permainan Garuda Asia di serangkaian partai uji coba dan turnamen Tien Phong Plastic Vietnam 2017 biasa-biasa saja.

Iya, sekumpulan anak-anak usia belia yang terbentuk menjadi sebuah tim dibawah besutan legenda sepakbola Indonesia, Fachri Husaini, memberikan warna lain dalam permainan kulit bundar. Mereka, anak-anak bangsa itu tampil luar biasa dengan tehnik tinggi, stylist, dan penuh determinasi.

Tidak salah, jika seluruh pecinta sepakbola di tanah air memberikan apresiasi tinggi kepada Garuda Asia. Salah satunya adalah saya.

Namun, kita semua rupanya lupa bahwa skuad tim nasional Indonesia U 15 diisi oleh anak-anak yang masih berusia muda, bahkan sangat beliau. Kita lupa bahwa psikis mereka masih labil. Begitu besarnya harapan yang kita bebankan ke pundak anak-anak U 15, akhirnya justru menghancurkan mental pasukan Fachri Husaini.

Ekspektasi terlalu tinggi kepada Garuda Asia menjadi faktor pelengkap kenapa kita gagal total di AFF U 15.

-o0o-

Tetapi, kita tidak boleh meratapi kegagalan ini. Apapun yang terjadi, merekalah calon pemain masa depan. Tim nasional Indonesia sepuluh tahun mendatang, akan bergantung kepada kemajuan anak-anak penghuni skuad U 15 saat ini. Jadi, secepatnya harus segera dilakukan pembenahan dan evaluasi total terhadap kegagalan kemarin.

Ingat, bulan September nanti, tim ini pula yang akan mewakili Indonesia dalam kualifikasi AFC Cup U16. Lagi-lagi, kita akan bertemu Thailand dan Myanmar.

Sekali lagi jangan menyerah. Terlepas dari kegagalan di AFF Cup U 15, Indonesia masih menjadi kekuatan yang selalu mengerikan bagi negara-negara Asia lainnya.

Bravo Garuda Asia.

( Heru Sang Mahadewa)
Member Of OneDayOnePost

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *