Selasa, 04 Juli 2017

PENUTURAN ULANG SERAT CENTHINI JILID I (9)



ilustrasi gambar: Yayasan Wacana


Penguasa tanah Jawa di Demak bergeser ke Pajang. Yang bertahta adalah Sultan Hadiwijaya, menghadap ke Sunan Giri Prapen ketika ditentang oleh para bupati Brang Wetan (Jawa belahan timur).

Sultan Pajang didampingi Ki Ageng Pemanahan yang diramalkan oleh Sunan Giri Prapen bahwa kelak akan menurunkan raja-raja yang menguasai tanah Jawa, termasuk Giri. Setelah mangkatnya Sultan Pajang, kekuasaan tanah Jawa diduduki oleh Panembahan Senopati di Mataram. Setelah meninggal, digantikan oleh putranya Sultan Anyakrawati yang lantas digantikan pula oleh putranya, Sultan Agung Anyakrakusuma.

-o0o-

MIJIL 1
Menyalin syariat Kanjeng Nabi, Muhammad yang sangat indah dan jelas, maka Kanjeng Sunan Giri Prapen, lalu pergi ke negeri Demak, berkumpul dengan para Wali, mukmin dan ulama.

MIJIL 2
Setelah runtuhnya Majapahit, muksanya sang raja, di dalam keraton tidak ada penghuni, Sunan Giri Prapen sementara menjadi pemimpin, hanya empat puluh hari, lamanya menduduki.

MIJIL 3
Menanam jimat untuk menghilangkan, bekas keraton, dari pemimpin Budha, dengan cepat menobatkan diri menjadi raja, setelah empat puluh hari lamanya, Kanjeng Sunan Giri, menyerahkan tahta.

MIJIL 4
Kepada Raden Patah menerima, telah menjadi raja, di negeri Demak yang membawahi, seluruh tanah Jawa Kanjeng Sunan Giri, selesai menunaikan tugasnya, telah pulang terlebih dulu.

MIJIL 5
Setelah hancur negeri Demak, pindah ke keraton Pajang, Adipati Pajang yang berdaulat, adalah menantu Sultan (Demak) Bintoro terakhir, di negeri Demak, memiliki pasukan yang besar.

MIJIL 6
Kanjeng Sultan Pajang yang, telah menjadi raja, berkehendak meminta restu ke Prapen, didampingi Ki Ageng Pemanahan, agar seluruh bupati, berangkat tanpa ada yang tertinggal.

MIJIL 7
Sultan Pajang datang ke Giri, hatinya terkejut melihat, ada di pesanggrahan, seluruh bupati dan anak-anak, dari Sunan Giri Prapen, telah berkumpul.

MIJIL 8
Sunan Giri Prapen tidak langsung membuka pertemuan, Sultan Pajang gugup, menghadap bersama banyak bupati, duduk di samping sang ulama, yang didampingi para pengikut, di belakangnya.

MIJIL 9
Setelah lengkap seluruh yang hadir di pertemuan, Sunan berkata pelan, anakmas Pajang diijinkan, telah duduk dekat dan sang ulama, berkata indah, manis dan harum.

MIJIL 10
Putra-putraku yang sedang menghadiri pertemuan, jangan ada keributan, dan menerima kenyataan, bahwa saat ini Adipati Pajang, telah kurestui, dalam bertahta.

..................

BERSAMBUNG

-o0o-

Bagian sebelumnya, baca [ DI SINI ]
Bagian selanjutnya, baca [ DI SINI ]

Judul asli:
Suluk Tambangraras

Pengarang:
KGPAA Amengkunegara III (Sunan Pakubuwana V)
Raden Ngabehi Yasadipura II (Ranggawarsita I)
Raden Ngabehi Sastradipura (Ahmad Ilham)
Raden Ngabehi Ranggasutrasna

Dituturkan ulang oleh:
Heru Sang Mahadewa
(Member Of One Day One Post)

2 komentar:

  1. Wahh keren, isinya tentang sejarah gitu ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini baru sekelumit awal Serat Centhini, masih jauh dari isi, mas Ian.

      Hapus

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *