Surya Majapahit - image google |
Demi mewujudkan resolusi untuk bisa menerbitkan sebuah buku bertema fiksi sejarah
di tahun 2017 ini, kembali saya meneruskan perjalanan untuk mengeksplore situs-situs peninggalan kerajaan
Majapahit.
Setelah mengunjungi situs gunung Ratu
di Ngimbang, Lamongan, tujuan selanjutnya adalah pusat kota raja Wilwatikta di
daerah Trowulan, kabupaten Mojokerto. Melewati jalur yang masih sama dengan
yang tadi saya lalui.
Sampai di Ploso, laju sepeda motor saya
belokkan ke arah kiri (timur) menyusuri tangkis
(tanggul) sungai Brantas. Sekitar setengah jam perjalanan, setelah melewati Tapen,
Keboan, dan Gedeg, sampailah saya di pertigaan Pagerluyung, sebuah jalur
alternartiv menuju Trowulan.
Lima belas menit kemudian, saya sudah bisa
mencapai kawasan peninggalan sejarah terbesar di Indonesia. Pusat peradaban Majapahit.
Tempat yang hingga kini masih mengubur ratusan bahkan mungkin ribuan situs-situs.
Terbentang dari seluruh wilayah kecamatan Trowulan di Mojokerto hingga sebagian
Mojowarno di Jombang.
Di sana, ribuan tahun silam, negeri
ini mencapai puncak kejayaan dalam satu wilayah Nusantara
(Wilwatikta/Majapahit).
KOLAM
SEGARAN
Kolam Segaran dengan latar belakang gunung Arjuna dan Welirang |
Terletak di desa Trowulan, kecamatan
Trowulan, kabupaten Mojokerto. Berada sekitar 200 meter dari jalur besar jalan
raya Surabaya – Mojokerto – Jombang. Jika ditempuh dengan berkendara motor dari
kota Surabaya, sekitar 1 jam perjalanan darat.
Kolam Segaran adalah sebuah kolam kuno
terbesar dalam sejarah Indonesia.
Terbentang luas di pinggir jalan utama
Trowulan, memiliki luas dua hektare. Pada semua sisi kolam, masih bisa dijumpai
dinding-dinding yang terbuat dari batu bata berukuran besar.
Berdasarkan data informasi yang saya
gali dari Museum Majapahit, kolam ini dahulu dibangun selain untuk
mengendalikan banjir di kota raja, juga menjadi sarana irigasi tanah-tanah pertanian
para penduduk.
Majapahit memang dikenal sebagai
negeri yang telah mengedepankan sistem pengairan. Terbukti banyak ditemukan kanal-kanal (dam/pengendali aliran
sungai) kuno di tanah persawahan sekarang.
Dalam kitab Negarakertagama disebutkan
bahwa di tengah-tengah kota raja terdapat sebuah telaga nan indah. Mungkin kolam
Segaran inilah telaga yang dimaksud.
Pada jaman Majapahit, Kolam Segaran
menjadi tempat untuk menjamu para tamu kerajaan. Banyak ditemukan pecahan
piring, mangkok, tempat minum yang terbuat dari keramik di dasar kolam ini.
Berpose di tepi kolam Segaran |
Kevin ikut berposes di tepi kolam Segaran |
Kini, kolam Segaran menjadi salah satu
tujuan wisata di Trowulan. Terutama bagi para mancing mania. Hamparan telaga
dengan latar belakang gunung Arjuna dan Welirang semakin memanjakan
penikmatnya.
Di sepanjang jalan tepian kolam,
bertebaran warung-warung makan yang kebanyakan menyajikan menu makanan khas
Jawa Timur, penyetan (sambal) iwak (ikan) wader.
Satu hal yang menjadi daya tarik kolam
Segaran adalah gratis. Pengunjung tidak dipungut biaya untuk menikmati
keindahan telaga di tengah kota raja Majapahit itu.
Kolam Segaran sekaligus menjadi pintu
gerbang bagi situs-situs sejarah lainnya yang akan saya jelajahi di kawasan
Trowulan, Mojokerto.
BERSAMBUNG
Heru Sang Mahadewa
Member of #OneDayOnePost
0 komentar:
Posting Komentar