Surya Majapahit - image google |
Setelah menelusuri Candi Kedaton dan
Sumur Upas beberapa saat, saya melanjutkan perjalanan dengan berbalik ke arah utara.
Masih berada di kawasan Trowulan,
sampai di peremptan Desa Sentonorejo, laju sepeda motor saya belokkan ke kanan
(timur). Situs yang menjadi tujuan selanjutnya adalah Candi (gapura) Bajang
Ratu dan Candi Tikus.
SITUS
CANDI (GAPURA) BAJANG RATU
Terletak di desa Temon, kecamatan
Trowulan, kabupaten Mojokerto.
Situs ini berupa sebuah gapura
menyerupai pintu gerbang. Seperti ciri khas peninggalan-peninggalan purbakala
yang ada di Trowulan, Candi Bajang Ratu terbuat darai batu bata merah.
Dari berbagai catatan yang ada di pos sekretariat
komplek Candi Bajang Ratu dan Museum Majapahit, situs ini dahulu digunakan
untuk memperingati wafatnya Prabu Jayanegara. Raja kedua Wilwatikta (Majapahit)
yang meninggal dalam usia masih belia (bajang). Itulah sebabnya kemudian bangunan
tersebut dinamakan Bajang Ratu----bahasa
Jawa, artinya raja yang masih anak-anak.
Beberapa pendapat juga menyebutkan,
Candi Bajang Ratu sudah ada sebelum Prabu Jayanegara wafat. Gapura ini
merupakan pintu belakang sebelah selatan dari istana Majapahit. Konon, beliau
sering bermain-main di bangunan itu, hingga pernah jatuh dari bangunan candi
dan mengakibatkan salah satu kakinya cacat.
Untuk memasuki situs ini, pengunjung
tidak dikenakan biaya alias gratis. Hanya memberi uang seikhlasnya untuk biaya
perawatan candi.
CANDI
TIKUS
Tak jauh dari situs sebelumnya,
tepatnya di dusun, desa Temon, kecamatan Trowulan, kabupaten Mojokerto terdapat
situs Candi Tikus. Jaraknya sekitar setengah kilomter ke arah timur dari Candi
Bajang ratu.
Candi Tikus merupakan sebuah petirtaan.
Tempat permandian para ratu dan putri kerajaan Majapahit. Terbuat dari batu
merah, dengan ornamen banyak pancuran air di sepanjang dinding kolam. Meski
kondisinya telah aus di beberapa bagian, secara keseluruhan situs ini masih
terlihat sangat indah.
Berdasar data yang ada di sekretariat
candi Tikus dan Museum Majapahit, petirtaan ini ketika dipugar pada tahun 1985
ditemukan sarang tikus ratusan ekor. Sehingga akhirnya dinamakan Candi Tikus.
Pada tengah-tengah kolam, terdapat
miniatur candi yang dipercaya sebagai perwujudan puncak gunung Mahameru
(Semeru). Salah satu gunung yang dianggap suci oleh orang-orang Majapahit.
Sama seperti situs-situs lainnya di
Trowulan, untuk memasuki Candi Tikus, kita juga masih dimanjakan dengan biaya
gratis. Hanya mengisi retribusi seikhlasnya untuk perawatan peninggalan
bersejarah ini.
BERSAMBUNG
Heru Sang Mahadewa
Member of #OneDayOnePost
0 komentar:
Posting Komentar