photo: sindonews |
Hasil
imbang melawan Myanmar di partai pembukaan Piala AFF U 15 yang digelar hari
minggu, 9 Juli 2017 di Chonburry, Thailand, sedikit menghambat laju Garuda Asia (julukan tim nasional
Indonesia junior).
Meremehkan
lawan karena pada pertemuan terakhir melawan Myanmar berhasil menang dengan
skor telak 4 – 1, membuat anak asuk Fachri Husaini dipaksa ketar-ketir setelah
tertinggal 1 – 2 hingga injury time. Beruntung, pada detik-detik akhir
pertandingan, Garuda Asia berhasil menyarangkan satu gol sehingga selamat dari
kekalahan.
Sementara,
di lapangan yang lain, The War Elephant
(julukan tim nasional Thailand) di luar dugaan mampu menghempaskan The Socceros (julukan tim nasional
Australia) dengan kemenangan tipis 2 – 1.
Melihat
hasil tersebut, peta persaingan di penyisihan grup A semakin ketat. Sesuai
prediksi banyak kalangan pemerhati sepakbola, grup neraka yang dihuni
Indonesia, tuan rumah Thailand, Australia, Myanmar, Singapura dan Laos akan
menyuguhkan partai-partai hidup mati hingga pertandingan terakhir. Sedikit
lengah dengan hasil seri, atau bahkan kalah, akan mempersulit langkah menuju
babak semifinal. Semua kontestan di grup A nyaris memiliki peluang yang sama.
Tidak
adanya dominasi kekuatan di sektor junior tim nasional sepakbola mana pun di
dunia ini, sedikit banyak menjadi motivasi bagi Garuda Asia petang ini (pukul
18.00 WIB) untuk menandingi The War Elephant.
Sepakbola
Thailand selalu menjadi kekuatan yang menakutkan bagi Indonesia. Terakhir, di
partai grand final AFF Cup 2017, tim nasional senior kita juga kembali dihempaskan
negeri gajah putih untuk kesekian kalinya. Betapa sulitnya mengalahkan tim
nasional sepakbola bernama Thailand.
Tetapi,
jangan lupa bahwa di atas langit masih ada langit. Tidak selamanya Indonesia
selalu kalah dari Thailand. Pada medio 2013, ketika Garuda Muda besutan Indra
Safrie menjuarai AFF Cup U 19 di Sidoarjo, Jawa Timur, kita pernah membantai
mereka dengan skor telak 3 – 1.
Tidak
ada yang tidak bisa dikalahkan di dunia ini. Sekecil apapun peluang, Garuda Asia
harus berani memanfaatkan. Jangan mengulang lagi kesalahan di partai pembukaan
melawan Myanmar. Saatnya Indonesia menunjukkan bahwa mereka memang pantas
menjadi generasi harapan bagi pecinta sepakbola tanah air. Tidak ada kata
selain menang. Draw pun Haram hukumnya.
Rendi Juliansyah yang tampil di bawah form terbaiknya ketika melawan Myanmar, harus bisa tampil lepas dan menemukan ketajamannya. Ingat, ketika menenggelamkan China Taipe dengan skor 11 - 0 dalam turnamen Tien Phong Plastic di Vietnam bulan lalu, pemain bertubuh ceking itu berhasil mencetak 6 gol.
Rendi Julainsyah (nomor punggung 9), striker tim nasional Indonesia U 15/16 |
Garuda Asia harus berani tampil keluar, tidak demam panggung seperti pada pertandingan pembukaan kemarin. Anak-anak muda hebat itu punya modal skill. Kualitas mereka setara dengan Thailand, bahkan ada yang melebihi.
Iya,
menang atas Thailand petang ini, atau kita tidak akan pernah bisa menandingi
mereka. Selamanya!
Bravo
Garuda Asia!
(Heru Sang Mahadewa)
Member
of One Day One Post
0 komentar:
Posting Komentar