Hari
masih pagi, jam dinding masih menunjukkan tepat pukul 5 pagi. Deringan nada short message service dari ponsel tua
memaksa saya yang sebelumnya masih bermalas-malasan di tempat tidurpun membuka
mata.
“Cak,
ayo budal golek tiket saiki, infone arek-arek tok GOR wis dibleki wong ewuan!”
bunyi pesan dari Chandra, teman kerja saya.
“(Mas, ayo berangkat cari tiket
sekarang, info dari anak-anak Gedung Olah Raga sudah diserbu ribuan orang!)”
“Susulen
aku saiki”.
“(Jemput aku sekarang!)”
Sekitar
10 menit kemudian, Chandra sudah sampai di depan kontrakan saya. Perjalanan
menuju stadion Gelora Delta kami tempuh sekitar 15 menit bersepeda motor.
Sampai
di stadion saya tercengang. Matahari bahkan belum tampak, tetapi ribuan orang
sudah tumpah ruah di depan loket. Padahal disitu terpampang jelas tempelan tulisan
“Loket Buka Jam 9”. Luar biasa
Indonesia! Animo masyarakat begitu besar untuk menyaksikan pertandingan final
sepakbola Piala AFF 2013 antara Indonesia melawan Vietnam.
Ribuan
orang yang semula tertib mulai terpancing emosinya ketika jam 9 loket belum
juga dibuka. Aparat berseragam Brimob lengkap dengan pentungan / pemukul sudah
membentuk barikade di depan loket.
Bisa
dibayangkan, ketika loket nanti dibuka pasti ribuan massa yang mulai kepanasan
seiring terik mentari yang kian naik akan langsung menyerbu kedepan loket.
Sehingga chaos pasti tak akan
terhindarkan.
Dugaan
saya benar, begitu dua loket dibuka oleh panitia, sontak ribuan massa langsung
berhamburan mendekat. Terjadi aksi saling dorong dan desak-desakan yang tak
terkontrol. Beberapa orang terlihat jatuh dan terinjak pengantri yang lain.
Beruntung tidak terjadi korban jiwa, karena segera ditolong oleh orang-orang
disebelahnya.
Aparat
yang dari pagi siaga di lokasi juga tak mampu berbuat banyak. Mereka hanya
berteriak-teriak menenangkan. Sesekali ikut mendorong beberapa orang yang
berusaha menerobos barikade itu. Atas pertimbangan situasi yang kian rusuh,
akhirnya loket ditutup kembali.
Situasi
semakin tak terkendali ketika barikade aparat akhirnya jebol oleh rangsekan
ribuan orang, yang saling menyelamatkan diri. Bukan lagi bertujuan mendekat
kearah loket.
Saya
pun memilih menyingkir dari kerumunan. Beruntung saya bersama teman bisa
melepaskan diri dari kerumunan. Di trotoar depan stadion Delta, kami duduk
sambil menyalakan rokok, mencoba menenangkan diri setelah ikut terjebak dalam
situasi chaos sesaat tadi.
Tak
berselang lama, seorang pria berumur paruh baya menghampiri kami. Tampak
ditangannya sudah tergenggam sebendel tiket.
“Suwidak
ewu cak, timbangane koen uyel-uyelan tok loket, iki asli kok cak!”
“(Enam puluh ribu mas, daripada kamu
berdesak-desakan di loket, dijamin asli ini mas)!” pria itu menawarkan
tiket kepada kami, oh ternyata bapak ini seorang calo pikirku.
“Cek
larange pak? regone tok tiket ae telung puluh ewu!”
“(Kok mahal sekali pak? harga di loket
aja tiga puluh ribu!” sanggah
Chandra, teman saya.
Terjadi
tawar-menawar sesaat. Akhirnya kami menyerah dan memutuskan membeli tiket
kepada bapak calo ini dengan harga 60 ribu rupiah. Padahal harga yang tercetak
pada tiket itu hanya 30 ribu rupiah.
Ah,
yang penting tiket sudah ditangan pikir saya. Biarlah ini menjadi rejeki bapak
calo itu. Kapan lagi bisa menyaksikan dan mendukung timnas Garuda menjadi juara
kalau bukan hari ini?
*********
Seharian
itu semua media massa membahas jelang pertandingan final AFF Cup 2013. Selama
dua puluh dua tahun, sejak terakhir kali menjuarai Sea Games 1991 di Filipina,
timnas kita merah putih belum pernah sekalipun mengenyam gelar juara. Bahkan di
tingkat ASEAN.
Indonesia
seperti terkena kutukan final. Selalu tampil garang sepanjang turnamen yang
mereka ikuti, namun selalu kalah di partai final saat memperebutkan posisi
juara.
Serangkaian
“kutukan partai final” yang terus
menghantui kita diantaranya :
·
Final Sea Games 1997 : Indonesia kalah Adu Penalti 2-3
dari Thailand.
·
Final AFF Cup 2000 : Indonesia kalah 1-4 dari Thailand.
·
Final AFF Cup 2002 : Indonesia kalah Adu Penalti 1-4
dari Thailand.
·
Final AFF Cup 2004 : Indonesia kalah Aggregate 2-5
dari Singapura.
·
Final AFF Cup 2010 : Indonesia kalah Aggregate 2-4
dari Malaysia.
·
Final Sea Games 2011 : Indonesia kalah Adu Penalti 4-5
dari Malaysia.
·
Final H. Bolkiah Cup 2012 : Indonesia kalah 0-2 dari
Brunei.
·
Final AFF U-16 2013 : Indonesia kalah Adu Penalti 2-3
dari Malaysia.
Asa
dan harapan untuk mengakhiri mitos itu tumbuh, ketika dua hari sebelum final
hari ini, timnas merah putih berhasil menumbangkan Malaysia. Negeri Jiran itu
selama ini selalu menjadi momok bagi kita. Dengan menyingkirkan Malaysia di
semifinal, artinya setengah dari mitos kutukan sudah kita tepis.
Maka
malam nanti saatnya Indonesia melengkapi patahnya kutukan itu.
********
Sore
harinya, kejadian chaos pagi tadi nyaris
terulang lagi didepan pintu gerbang ekonomi. Pemicunya adalah kegeraman kami
kepada Panpel yang tidak juga membukakan pintu gerbang saat pertandingan kick
off pertama antara Laos – Timor Leste sudah dimulai. Padahal ribuan orang sudah
berjuang susah payah untuk mendapatkan tiket.
Kembali
terjadi desak-himpitan ribuan orang. Beruntung panitia cepat tanggap dan segera
membuka gerbang.
Saya
kembali tercengang saat memasuki stadion. Puluhan ribu orang memenuhi seluruh
tribun stadion Delta. Tak ada satu kursi pun tersisa. Mereka yang biasanya terkotak-kotak oleh fanatisme kedaerahan dan klub kebanggaan kota masing-masing, hari itu bersatu demi Indonesia.
Kami
begitu khidmad ikut menyanyikan Lagu Indonesia Raya saat opening ceremony. Ketika
pertandingan dimulai, selama 2 x 45 menit hingga perpanjangan waktu tak
henti-hentinya kami berteriak, bersorak, dan bernyanyi memberikan semangat
kepada para pemain Merah Putih.
Suasana
menjadi kian mencekam ketika pertandingan harus ditentukan dengan adu tendangan
penalti. Jantung terasa mengempis sekempis-kempisnya. Seluruh bagian yang ada
pada tubuh saya bergemetar. Puluhan ribu penonton memilih bergandengan tangan
dan berpelukan. Saling menguatkan, tak sanggup lagi untuk sekedar berdiri
ditopang kedua kaki sendiri.
Mata
saya seperti beku dan kaku, ketika penendang terakhir kita melangkah menuju
titik putih 16 pass.
“Yok
opo cak? wis po gurung?” tanya beberapa penonton disamping saya yang sengaja membalikkan
badan karena tak sanggup memandang kearah lapangan.
“(Bagiamana mas? Sudah ditendang apa
belum?”
"Gurung, sik katene iki."
"(Belum, masih mau ditendang ini"
Jebret
.. ! gol dari tendangan terakhir timnas
Merah Putih oleh Ilhamudin Armayn
sontak disambut teriakan histeris dari seluruh penonton.
“Allahu
Akbar .. Allahu Akbar!” kalimat Takbir menggema dan menggetarkan seisi stadion
Delta Sidoarjo. Semua menangis, menjerit dan meneriakkan kalimat agung itu,
bahkan tak jarang yang memekikkan kata “merdeka!”
Dahaga
akan gelar juara selama 22 tahun telah terobati. Tim Nasional Indonesia
benar-benar meneguhkan diri sebagai raja baru di Asia Tenggara. Kutukan final
itu telah berakhir.
Beberapa
waktu setelahnya, malam itu Sidoarjo menjadi lautan merah putih. Semua orang
turun ke jalan membawa bendera, berpawai di sepanjang jalan di pusat kota
Delta, menyambut kembalinya Sang Garuda.
Saya
bangga dengan kemenangan Indonesia ini. Saya mencintai perjuangan ini.
#ODOP
#PostingHariKedelapanBelas
#PengalamanHidupPalingBerkesan
goooollll..aku cm seneng liat bila masuk ke gawang, meski ga tahu itu gawang milik siapa. Yg penting ada bila masuk aku teriak goal..hehehe
BalasHapusgoooollll..aku cm seneng liat bila masuk ke gawang, meski ga tahu itu gawang milik siapa. Yg penting ada bila masuk aku teriak goal..hehehe
BalasHapusHahahaa ..
BalasHapusAncene emak-emak senenge gol thok
Hahahaa ..
BalasHapusAncene emak-emak senenge gol thok
aku juga nggak terlalu ngerti sepak bola tapi ikut seneng Indonesia akhirnya bisa menang..hehehe
BalasHapusIyahh... saya ngga terlalu demen sepak boka, tapi pas pertandingan kmrn bener bener dag dig dug doarrrrr sampai lumpat lumpat ke atas mejaa... dwuh kebayang serunya pas nonton langsung di stadion
BalasHapuswahh,, pengalamannya kereennn^^
BalasHapustiba2 rasanya mau bangett nnton timnas langsung😂