image google |
2.WERKUDARA
“Hajar terus ... hahaha!” seru Harya Suman.
Di hutan pinggiran kotaraja Astina, tampak Suyudana dan Dursasana bersama para pengawalnya mengeroyok Puntadewa yang sedang
menggendong adiknya. Raden Permadi.
“Pukul aku sepuas kalian, tapi jangan sedikitpun
menyentuh adikku.” ucap Puntadewa.
Suyudana dan Dursasana semakin menjadi-jadi. Ia meludahi
dan menjambak Puntadewa yang masih berusaha melindungi adik dalam gendongannya.
Sedikitpun putra tertua Pandu itu tidak melawan.
Bruakkkk!
Terbalik kereta Harya Suman, ketika seorang bocah
bertubuh kekar dan tinggi besar mengangkat dan menjungkalkan tunggangan sang punggawa Astina.
Bocah berpakaian Kain
Poleng Bang Bintulu Aji itu langsung menendang Suyudana dan Dursasana.
Dihajarnya dua putra Destaratra itu tanpa berucap sepatah katapun. Tanpa
memperkenalkan diri.
“Hemmmmmmmmm … lawan aku! Jangan hanya berani
mengeroyok!” ucapnya. Ia adalah Bratasena yang sedang melewati tempat itu. Hendak menuju kotaraja Astina.
Datang pula Yama Widura dan Patih Gandamana tergopoh-gopoh mengejar dari
kejauhan.
“Hentikan ngger, Bratasena. Mereka masih saudaramu!” seru
Yama Widura. Patih Gandamana juga berusaha meredam amarah Bratasena.
“Maafkan kami Harya Suman. Aku dan Patih Gandamana
kewalahan mengejar langkah putra gusti Prabu Pandudewanata ini.” jelas Yama
Widura.
Tertatih-tatih Harya Suman bangkit. Dipegang pinggang dan
kakinya yang tergencet roda kereta. Beruntung lukanya tidak parah. Tanpa membalas sapaan Yama Widura dan Patih Gandamana, adik Dewi Gandari itu langsung ngeloyor pergi bersama Suyudana dan
Dursasana.
“Terima kasih.” sapa Puntadewa sambil
mengulurkan tangannya.
“Ngger Bratasena, ini adalah kakakmu, Puntadewa. Yang
digendongnya itu adikmu. Permadi.” Jelas Yama Widura.
“Hemmmmmmm … jadi mereka ini saudaraku.” Ucap Bratasena.
Hari itu, Prabu Pandudewanata dan Dewi Kunti menyambut
dengan haru kepulangan Bratasena. Bayi bungkus yang empat belas tahun lalu dibuang ke hutan Mandalasara. Kini ia telah bisa berkumpul dengan orang tua
dan saudara-saudaranya di istana Astina.
*****
Seiring perjalanan waktu, Bratasena tumbuh menjadi sosok kesatria muda yang sakti
mandraguna. Ahli bermain gada. Seperguruan dengan Suyudana. Sama-sama belajar
kepada Prabu Baladewa.
Bratasena atau Bimasena dikenal juga sebagai Jagal
Abilawa (nama samara selama di Wiratha , saat menjalani pengasingan atas siasat licik
Harya Suman), Werkudara, Gandawastratmaja, Dwijasena, Arya Sena,
Wijasena, Dandun Wacana, Jayadilaga, Jayalaga, Kusumayuda, Kusumadilaga (selalu
menang dalam pertempuran), Arya Brata, Wayunendra, Wayu
Ananda, Bayuputra, Bayutanaya, Bayusuta, Bayusiwi, dan Bondan Peksajandu.
Prabu Sri Bathara Kresna, suka memanggilnya dengan sebutan Bungkus.
Ketika bersama ibu dan keempat saudaranya dijebak dalam
Bale Sigala-gala (sebuah rumah di tengah hutan lalu dibakar oleh Kurawa),
Bratasena diselamatkan oleh seekor musang putih (jelmaan Sang Hyang Antaboga)
yang menuntunnya kesebuah terowongan menuju Kahyangan Sapta Pratala.
Disana Werkudara berkenalan dengan Dewi Nagagini, putri
Sang Hyang Antaboga yang akhirnya dipersuntingnya. Dari pernikahan ini, ia
mendapatkan seorang anak bernama Antareja.
Sekembali dari Kahyangan Sapta Pratala, Werkudara bersama
ibu dan saudaranya hidup di hutan Amarta. Sebuah hutan angker dengan penghuni
bangsa raksasa.
Werkudara terlibat perkelahian dan menewaskan raja
raksasa penghuni hutan itu, Prabu Arimba.
Sebelum meninggal, Prabu Arimba menitipkan adik
perempuannya, Dewi Arimbi kepada Werkudara. Perempuan raseksi ini jatuh cinta,
tetapi Sang Bimasena menolaknya.
Sabda Dewi Kunti yang mengetahui ketulusan cinta Arimbi
mengubahnya menjadi sosok wanita cantik jelita, “Sopo iki, bocah kok ayu
temen?”
Werkudara pun menerima cinta Dewi Arimbi. Ia memperistri
adik Prabu Arimba itu. Dari pernikahan ini, lahir seorang putra. Gatot Kaca.
Sang Bimasena juga dikenal sebagai kesatria yang menguasai Ajian
Blabag
Pangantol-antol (diajarkan
Gandamana), Ajian Bandung Bondowoso, Ajian Bayubajra, Air Prawitasari, Ajian Sukma Kumbakarna (diperoleh di hutan Maningsraya saat mencari Arjuna yang berburu Wahyu Makutharama). Pusaka yang dimiliknya adalah Gada Rujakpala, Gada Lukitasari (warisan Resi Seta), dan
Gada Lambitamuda.
Ciri paling
menonjol dari Werkudara adalah tidak bisa berbahasa krama inggil (bahasa Jawa halus). Bimasena selalu menggunakan
bahasa ngoko (bahasa Jawa kasar) setiap berbicara dengan siapapun.
Hubungan Werkudara dengan syiar
Islam Kanjeng Sunan Kalijaga
Dalam dakwahnya
melalui pagelaran wayang kulit, Ulama Besar di tanah Jawa Sunan Kalijaga
menggambarkan putra kedua Prabu Pandudewata ini sebagai pengejawantahan rukun
Islam yang kedua. Ibadah Shalat lima waktu.
Werkudara tidak
bisa berbahasa krama inggil. Tidak
peduli sedang bercakap dengan golongan manapun, baik kesatria, brahmana maupun
rakyat jelatah. Tetap berbahasa ngoko.
Pesan yang
disampaikan Kanjeng Sunan Kalijaga melalui penokohan Werkudara ini adalah bahasa dalam ibadah Shalat dimanapun sama. Lafal niat dan
bacaannya di negara dan suku apapun tidak ada beda.
Begitu indahnya syiar Islam menggunakan seni dan budaya.
~ BERSAMBUNG ~
(Heru Sang
Mahadewa)
Member
Of OneDayOnePostCatatan :
Kain Poleng Bang Bintulu Aji = kain bercorak kotak-kotak hitam putih
Sopo iki, bocah kok ayu temen = siapa ini, anak kok cantik sekali
Baca cerita sebelumnya [ Disini ]
Werkudara - foto dokumen pribadi |
Dewi Arimbi - image google |
Permadi itu Arjuna yah Mas ?
BalasHapusIya Aa
HapusIya Aa
HapusAku paling suka.sama Bimasena, dulu waktu SD baca Bima yg menyelamatkan dr bale sigala gala, sudah suka tokoh ini
BalasHapusAku paling suka.sama Bimasena, dulu waktu SD baca Bima yg menyelamatkan dr bale sigala gala, sudah suka tokoh ini
BalasHapusIyo Lis, biyen masuk Buku Bhs Daerah
Hapusmas Heru mengerti betul tokoh pewayangan & karakternya.. salut mas
BalasHapusTran Sitampan.com
Terima kasih mas
HapusKayaknya aku ketinggalan nih belum baca episode sebelumnya. Kok tiba2 udah sampe permadi aja
BalasHapusJadi gatot kaca itu anaknya bimasena aka werkudara yah. Bersama istrinya dewi arimbi. Wah... keren2... asik ih. Lanjut mas heruuu
BalasHapusIya Mbk Vinny, Gatotkaca yang otot tulang besi itu .. hehe
Hapus