Sinta bersimpuh meratap di hadapan Sinta - google image |
Sebulan setelah berkumpul lagi dengan Rama di istana
Ayodya, Sinta mengandung. Tetapi keadaan ini justru menjadi awal dari retaknya hubungan
cinta Rama dan Sinta.
“Aku tak menyangka, kau telah mengkhianatiku adinda!”
ucap Rama ketika istrinya bercerita tentang kehamilannya.
“Janin yang ada dalam perutmu itu pasti hasil
perselingkuhanmu dengan Rahwana!”
“Selama di Argasoka, Rahwana telah menodaimu!”
Sinta tersentak, tak disangka Rama tega mengatakan tuduhan itu.
“Demi Dewa Wisnu yang menitis kepadamu, demi Dewi
Laksmi yang bereinkarnasi dalam jiwaku, aku bersumpah! Tak pernah sekalipun
Dasamuka menyentuhku!” Sinta menangis sambil bersimpuh dihadapan Sri Rama.
“Kau telah membuat aib bagi Ayodya! Kau tidak pantas
lagi menjadi permaisuriku Sinta!”
Meski sudah berkata sejujurnya bahwa selama tiga
tahun diculik Rahwana dan dikurung di taman Argasoka, Sinta masih terjaga
kesuciannya, namun Sri Rama tetap tak percaya bahwa janin dalam kandungan
istrinya adalah buah darinya.
Akhirnya Sinta nekad memberanikan diri bahwa untuk
membuktikan kejujuran dan kesuciannya, ia rela menjalani Sumpah Obong (menceburkan
diri ke bara api). Jika tubuh Sinta hangus terbakar, maka ia telah ternoda
seperti yang dituduhkan Rama. Tetapi sebaliknya bila ia tak mempan oleh api, itu
pertanda bahwa kesucian Sinta benar-benar masih terjaga.
Upacara sumpah obong pun dilaksanakan. Saat api yang
disiapkan para prajurit Ayod telah membara, seketika Sinta menceburkan diri ke
bara api itu. Tanpa sepengatuhan siapa pun, Dewi Agni (Dewi Api) telah
menunggu didalam dan menolong Sinta hingga ia tak terbakar sedikitpun.
Sinta pun keluar dari puing-puing bara api yang telah padam. Tubuhnya masih utuh, tak ada luka bakar sedikitpun.
“Aku masih belum percaya, begitu cepatnya kau hamil!
Padahal baru saja engkau berkumpul denganku adinda!”
“Kau harus menjalani masa pengasingan lagi di hutan
Barata untuk menguji kesucianmu!” sabda Sri Rama.
“Laksmana adikku, bawa Sinta ke tengah hutan Barata
lagi! Biarkan dia menjalani pembuktian disana!”
“Wahai kakakku Sri Ramawijaya, pikirkan
sekali lagi keputusanmu ini.” Bujuk Laksmana.
“Dewi Sinta sedang mengandung, aku tidak tega
menjalankan titahmu!”
“Laksmana, ini perintah raja!”
“Sendiko dawuh gusti.” sembah Laksmana sembari segera
membawa Sinta.
Sesampainya di tengah hutan Barata, Laksmana lagi-lagi tidak tega melihat kondisi kakak iparnya yang tengah mengandung. Ia pun
membuatkan sebuah gubug kecil sebagai tempat tinggal Sinta.
“Kakak, maafkan aku tidak bisa menemanimu
disini, aku harus kembali ke Ayodya.” penuh dengan cucuran air mata Laksmana
pamit.
“Kembalilah adikku, jika ini bisa membuat prabu Rama
sadar, aku rela menjalani semuanya.” jawab Sinta dengan penuh ketegaran.
Beberapa lama tinggal sendirian di tengah hutan, akhirnya tiba waktunya Sinta akan melahirkan. Didalam gubug yang sempit ia berbaring menahan sakit teramat
sangat dari perutnya. Ditahan sekuat-kuatnya rasa nyeri yang kian mendorong sesuatu
keluar dari rahimnya. Nafasnya tersengal-sengal, dicengkeramnya apa pun yang
bisa diraih oleh kedua tangan.
Naas nasib wanita malang itu. Benda yang dipegang Sinta dan dicengkeramnya ternyata seekor ular berbisa yang langsung mematuknya. Sinta menjerit
sekeras-sekarasnya menahan gigitan ular yang sontak membuat dua janin kembar
keluar dari rahimnya.
Tangisan dan jeritan Dewi Sinta terdengar oleh Rahwana
yang sedang dalam perjalanan menuju alam Dhurma (alam keabadian setelah alam kematian). Rahwana seketika berontak
dari kawalan Begawan Yomodipathi (Malaikat
Kematian) dan nekad menerobos keluar. Ia segera melesat menembus alam
kehidupan. Ditolongnya dua jabang bayi kembar Sinta yang baru lahir. Namun nyawa Sinta
tak dapat ia selamatkan.
Rahwana pun membawa kedua jabang bayi Sinta terbang ke
Kahyangan, Suralaya untuk menitipkan kepada para Dewa. Dalam perjalanan menuju
taman langit, ia mengutuk penderitaan yang menimpa pujaannya hatinya.
“Wahai alam semesta… lihatlah ini, siapa sebenarnya
yang lebih biadab? Rama atau Rahwana?” kutuk Rahwana.
Rahwana menerobos keluar alam Dhurma - google image |
Rahwana menembus alam kehidupan dan mengutuk penderitaan yang menimpa Sinta - google image |
~ TAMAT ~
#OneDayOnePost
#PostingHariKetigaPuluhEmpat
#MahaFiksi
Mesakke, kasihan Shinta
BalasHapusHeheee ..
HapusAku suka ceritanya. 😊
BalasHapusTerima kasih mbk Na, udh mampir
HapusIya aku suka juga ceritanya. Kok sad ending yo
BalasHapusKisah paling pasaran ini adalah Rukun Pertama kl kita belajar pewayangan ... heheee
HapusSaya mencoba membawakannya dr sudut pandang berbeda mbk Wiwid.
Kisah paling pasaran ini adalah Rukun Pertama kl kita belajar pewayangan ... heheee
HapusSaya mencoba membawakannya dr sudut pandang berbeda mbk Wiwid.
Belajar kisah pewayangan.nih aq...dr mas heru....bagus mas
BalasHapusSama2 bljar ... sy jg blm ada apa-apanya.
HapusTrims udh mampir gubuk sy mbk Riendra