Trembesi (samanea saman) - image google |
Beberapa minggu ini,
kawasan tempat tinggal saya di pinggirian kota Delta Sidoarjo mengalami kelabilan
cuaca sangat ekstrim, meskipun sebenarnya saat ini adalah musim hujan.
Setiap siang hari, suhu
udara terasa luar biasa menyiksa. Semua mengeluh. Pagi hujan, tetapi siang hari
panasnya minta ampun. Atau siangnya hujan, sore hari tetap membara.
Semua menggerutu pada
cuaca. Pada kelabilan perubahan suhu udara yang tak
bersahabat dengan Tambaksawah (nama
kampung saya). Tetapi tak banyak yang mencoba peka terhadap kondisi ini.
Dalam beberapa hari
terakhir, saya mencoba melakukan observasi
amatiran. Di sepanjang jalan sejauh 1 km yang saya lalui setiap berangkat dan
pulang kerja, hanya ada sebatang pohon besar yang bisa dijumpai.
Sungguh ironis. Bagaimana
cuaca Tambaksawah tidak selabil sekarang jika pohon besar nan rindang sulit
ditemukan disini? Pemasok oksigen di siang hari (pepohonan) semakin menipis jumlahnya.
Mungkin inilah cara bumi meluapkan kekesalan dan amarahnya kepada kita. Kepada manusia yang semakin enggan memanusiakan bumi. Pohon ibarat rambut, kaki dan tangan bagi bumi. Kalau satu per satu ditumbangkan, tentunya ia akan kesakitan. Akhirnya murka juga.
Mungkin inilah cara bumi meluapkan kekesalan dan amarahnya kepada kita. Kepada manusia yang semakin enggan memanusiakan bumi. Pohon ibarat rambut, kaki dan tangan bagi bumi. Kalau satu per satu ditumbangkan, tentunya ia akan kesakitan. Akhirnya murka juga.
Fenomena di tempat
tinggal saya ini hanyalah gambaran kecil bahwa bumi yang kita huni ini sudah
mengalami perubahan besar.
Tergerak dari hal ini,
saya mulai berfantasi. Hayalan saya tertuju pada pohon Trembesi yang semasa kecil dulu banyak saya jumpai di desa saya nan
jauh di Nganjuk sana.
Pohon Trembesi (Samanea Saman) adalah jenis pohon yang
kuat bertahan hidup selama ratusan tahun, juga dikenal sebagai pemasok oksigen
yang hebat. Disebut
pula Pohon Hujan (Rain Tree) karena sering mengeluarkan air
yang menetes dari tajuknya. Hal ini disebabkan kuatnya Trembesi menyerap dan
menyimpan air tanah.
Daunnya sangat sensitif terhadap cahaya dan
menutup secara bersamaan dalam cuaca mendung (ataupun gelap) sehingga air hujan dapat menyentuh tanah langsung
melewati lebatnya kanopi pohon ini.
Rerumputan juga berwarna lebih hijau dibawah pohon Trembesi dibandingkan dengan
rumput disekelilingnya. Eit, berarti tidak selamanya meme "Rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri" itu benar!
Oke. Kembali lagi ke pohon yang biji buahnya dapat diolah menjadi camilan ini.
Pohon Trembesi juga mampu menyerap CO2 (karbondioksida) puluhan kali dari pohon biasa. Serapan Trembesi mampu mencapai 28,5 ton CO2 setiap tahun. Bandingkan dengan pohon biasa yang hanya mampu menyerap 1 ton CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya (mohon dikoreksi jika data saya salah).
Pohon Trembesi juga mampu menyerap CO2 (karbondioksida) puluhan kali dari pohon biasa. Serapan Trembesi mampu mencapai 28,5 ton CO2 setiap tahun. Bandingkan dengan pohon biasa yang hanya mampu menyerap 1 ton CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya (mohon dikoreksi jika data saya salah).
Kanopi daun trembesi yang lebat dan lebar - google image |
Dari sinilah mimpi saya bermula. Mimpi yang sederhana.
Saya ingin setiap satu keluarga dimanapun mulai sekarang menanam satu bibit
pohon Trembesi di lingkungan tempat tinggal masing-masing (jika kesulitan mendapatkan bibit Trembesi, boleh sembarang pohon).
Tidak harus dipekarangan, di sepanjang jalanan umum pun tak ada salahnya.
Meski hasilnya tidak bisa kita nikmati sekarang,
tetapi ini akan sangat bermanfaat buat anak cucu kita kelak. Marilah kita mencoba memanusiakan bumi. Agar bumi juga memanusiakan kita.
Kalau bukan kita yang menyelamatkan bumi,
lalu siapa lagi? Kalau tidak dimulai sekarang, terus kapan? Mari menanam minimal
satu pohon untuk menyelamatkan generasi yang akan datang.
Selamat Hari Bumi.
Surabaya, 22 April 2016
(Heru D’lover)
iya..kita sebarkan ke anak cucu kita untuk menyayangi bumi
BalasHapusbtw dekat pantai po kok banyak pohon kelapa ..weh gagal fokus
Iya mbk Wiwid .. photo embah google itu
BalasHapusJleb. Tulisan yg sangat membumi. Jeli. Siip mas...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusTerima kasih pak ..
HapusSelamat hari bumi.
Wah... pengetahuan tentang pohon trembesi keren. Nadilla baru tahu dan baru liat pohon trembesi di gambar itu. Indah nian... gede pisan...
BalasHapusTerima kasih udh mampir mbk Nadila
Hapussetujuuuu Her, memanusiakan bumi
BalasHapusIya, bumi sudah terlalu banyak tersakiti
HapusTulisan yang apik... tambah ilmu juga.. aku baru tahu pohon trembesi... kudet banget saya yah...
BalasHapusTulisan yang apik... tambah ilmu juga.. aku baru tahu pohon trembesi... kudet banget saya yah...
BalasHapusHeee .. terima kasih mbk Indri
HapusNyari dimana pohon trembesi mas? Aku nanem bibit pohon ketapang kemaren..😂😂😂
BalasHapusDi sentra2 pembibitan banyak bisa kita temui.
HapusKalau di kampung asal saya, tinggal ndeder (sebar benih) mbk Sas,
Pohon Ketapang?? Udah luar biasa itu.
Wow...keren mas heru....
BalasHapussekarang hari bumi yach... lets go green ....
thanks ilmunya .... aq baru tau kalo ini pohon namanya trembesi n punya manfaat super...
Mari save our earth dg menghijaukan bumi yg sudah sekarat...
Drumah nanam tanaman kecil2 dpot..maklum ga punya lahan..hahaha
hehe .. dalam pot juga boleh
HapusGo green! Sayang tidak semua menyadari arti penting pepohonan Mas.
BalasHapusLet's go green :)
HapusLapor, saya udah nanem pohon dalam pot :d
BalasHapuswow ... keren sekali mbk raida udh menanam
HapusKalau nanam lombok, gak termasuk ya, haha...
BalasHapusSelamat Hari Bumi, mas Heru ^_^
Boleh mbk Kholifah, minimal utk menyelamatkan ubo rampe (perlengkapan) dapur kita.
HapusHeheee ..
Selamat Hari Bumi