Rahwana dalam Wayang Kulit - foto Heru Sang Mahadewa |
Ngalengko Dirojo (Alengka) geger!
Supanaka yang seharian pergi
bermain-main di hutan pulang dengan wajah bercucuran darah. Hidungnya terluka,
bukan sekedar luka biasa. Hidung Supanaka terpotong habis hingga mulut, leher
dan pakaiannya bersimbah darah.
Ia berlari tergopoh-gopoh menemui kakaknya, sembari
menangis meraung-raung memanggil sang kakak, Prabu Dosomuko (Rahwono, Rahwana, Rahvana).
“Kakang… kakang Dosomuko, tolong aku!” ratapnya
sembari mengeram menahan sakit.
“Adikku, kau kenapa? Siapa yang berani melukaimu?”
tanya Rahwana.
“Ini semua perbuatan dua pangeran Ayodya kakang, Rama
dan Laksmana!”
Ketika sedang bermain-main bersama sekawanan raseksi (raksasa
wanita) di hutan, Supanaka bertemu dengan Sri
Romowijoyo (Rama) beserta istrinya Sinta,
dan adiknya Lesmono (Laksmana). Supanaka
hendak menggoda mereka karena terpesona dengan ketampanan Rama dan Laksmana. Rama
jengkel dan kebablasan mengusir kawanan reksa denawa itu dengan mencabut pusaka
lalu menebas hidung Supanaka hingga terluka parah.
“Berani sekali Rama! Apakah dia tidak mengetahui siapa
Supanaka? Apa dia sudah punya nyawa rangkap hingga berani melukaimu?” Rahwana
tidak terima adiknya dilukai.
“Melukaimu sama halnya dengan melukaiku! Ini sebuah
penghinaan bagi Alengka, penghinaan terhadap Rahwana!”
“Jangan kuatir adikku, aku akan membalaskanmu!”
Berangkatlah Rahwana ke hutan. Ia ditemani seorang
adiknya yang lain, Marika yang bisa menjelma menjadi kijang emas. Sesampainya
di tengah hutan, Rahwana terkesima melihat Sinta.
Pesona wanita itu mampu meluruhkan
segala amarah yang ia bawa dari Alengka tadi. Kulitnya putih bersih dengan
perawakan lencir. Alis matanya nanggal
sepisan (rembulan di tanggal satu-bahasa
Jawa) laksana bulan sabit yang tipis dan melengkung tajam. Jalannya melenggak-lenggok
gemulai, mblarak sempal (seperti pelepah kelapa yang jatuh-bahasa
Jawa), pelan namun merontokkan jantung setiap lelaki yang melihatnya.
“Ya Jagad Dewa Bathara, siapa bidadari yang ada di
tengah hutan ini?”
“Kau telah mengirimkan Dewi Widowati untukku Dewa?”
Rahwana dan Marika terus memperhatikan gerak-gerik
Rama, Sinta dan Laksmana dari kejauhan. Hatinya bergetar menatap wanita cantik
di hadapannya.
“Adikku Marika, kamu pancing kedua pangeran Ayodya menjauh,
aku akan mendekati bidadari itu!”
Meloncatlah kijang emas berlarian menari-nari di
hadapan Sinta, lalu menyelinap kembali lari ke rerimbunan belukar hutan.
“Kakanda Rama, betapa lucu dan indahnya kijang tadi,
aku menginginkannya.” puji Sinta.
“Tangkap kijang itu untukku kangmas.” pintanya
“Tunggu disini sebentar istriku, aku akan menangkapnya
untukmu.
“Ayo Laksmana, bantu aku!” ajak Rama kepada Laksmana,
adiknya.
Dua pangeran negeri Ayodya yang sedang menjalani masa
pengasingan itu pun segera mengejar kijang. Sementara Sinta ditinggal sendirian
di tengah hutan.
Inilah jebakan Rahwana!
Raja Alengka yang kejam dan berwatak angkara murka itu
segera menghampiri Sinta. Tanpa basa-basi ia langsung membopong tubuh Sinta,
dibawanya terbang ke angkasa.
Sinta meronta-ronta dan berteriak meminta tolong
memanggil suaminya. Tetapi tenaga Rahwana terlalu kuat untuk Sinta yang seorang
wanita lemah lembut. Sementara Rama dan Laksmana pun sudah terlalu jauh masuk
ke tengah hutan mengejar kijang emas jelmaan Marika.
Jeritan Sinta diangkasa terdengar oleh seekor burung
rajawali yang terbang tak jauh dari Rahwana. Rajawali itu segera melebarkan kepakan
sayapnya mengejar Rahwana.
“Turunkan wanita itu wahai raja durjana!” tegurnya.
“Siapa kau? berani sekali kau rajawali!”
“Aku Jatayu, sahabat dari Rama, suami wanita ini.”
“Menyingkirlah burung emprit! atau aku akan meremukkan
sayap-sayapmu!”
Terjadi pertarungan di cakrawala, Rahwana yang
bertarung sambil membopong tubuh Sinta kewalahan. Sang Jatayu pun bisa merebut
Sinta dan membawa terbang menjauh.
Rahwana murka! Ia mencabut pusaka Trisula Syiwa miliknya. Dikejarlah Jatayu dan ditebaskan senjata
pamungkasnya itu ke tubuh dan kedua sayap burung rajawali.
Jatayu menggelepar, cengkeramannya ke tubuh Sinta
lepas. Secepat kilat Rahwana menyambar Sinta, dibawanya melesat semakin jauh.
Terbang ke Alengka.
Sementara di tengah hutan, Rama dan Laksmana yang
gagal mengejar kijang emas mencari Sinta kemana-mana. Tetapi mereka tak
menemukan keberadaan Sinta meski seisi hutan sudah ditelusuri.
Hingga tiba-tiba seekor burung rajawali jatuh dan
roboh dihadapan mereka.
“Jatayu, apa yang terjadi!” tanya Rama.
“Istrimu diculik Rahwana, raja Alengka!”
“Maafkan aku tidak bisa menyelamatkannya.” tersengal-sengal
suara Jatayu. Burung rajawali itu pun menghembuskan nafas terakhir dihapan Rama.
Rahwana menculik Sinta, Sendratari Wayang - fotoYo2k@photography2012 |
~ BERSAMBUNG ~
#OneDayOnePost
#PostingHariKetigaPuluhDua
Catatan :
Meskipun
memiliki sifat angkara murka, Rahwana dianugerahi kesaktian ilmu Rawa Rontek
yang membuatnya bisa hidup lagi meski telah terbunuh. Ia disebut juga sebagai
Prabu Dosomuko yang berarti memiliki nyawa rangkap sepuluh. Doso (sepuluh-bahasa Jawa) dan Muko (wajah-bahasa Jawa).
Rahwana
adalah pemuja setia Dewa Syiwa (taat
beribadah-versi Syiwa), sehingga dijanjikan suatu waktu akan diturunkan
titisan Dewi Widowati, bidadari taman langit untuknya.
cinta mampu mencairkan hati yg beku,
BalasHapustapi cinta juga bisa membutakan mata... ^__^
Cinta, deritanya tiada akhir.
Hapus#Cu Pat Kay .... hehee
Mksh udh mampir mbk Kholifah
Keren ya Mas, lama tak nyimak cerita seperti ini.
BalasHapusSaya mencoba membawakan dg gaya yg lain mbk Nur ...
HapusDari sudut pandang yg lain.
aku baca jaman SD pas cerita rama sinta yg ini, saat itu aku bayanginn jd sinta, hahaha
BalasHapusOrg kebanyakan melihatnya dr sisi Rama Sintanya,
HapusNanti akan terkuak di Part selanjutnta sp Rahwana.
Mulai suka jenis tulisan seperti INI. Hanya msh susah menghapal nama aktornya
BalasHapusGk ush dihapal mbk Wiwid.
HapusIni kisah paling dikenal dr Wayang.
Tp org2 kebanyakan salah nenafsirkan sosok Rahwana
Gk ush dihapal mbk Wiwid.
HapusIni kisah paling dikenal dr Wayang.
Tp org2 kebanyakan salah nenafsirkan sosok Rahwana
Kereennn mas Heru.. ditunggu lanjutannya..😊
BalasHapusTerima kasih mbk Sasmitha.
HapusComing soon : part2
Mas heru walau kadang aku gagal faham dgn cerita2 perwayangan tapi aku suka cara pnyajian tulisan sampean
BalasHapusMas heru walau kadang aku gagal faham dgn cerita2 perwayangan tapi aku suka cara pnyajian tulisan sampean
BalasHapusTerima kasih mbk Dewi..
HapusGenre tulisane sampean keren mas 👍.
BalasHapusUnik dan gak pasaran.
Bisa jd salah satu cara yg menarik untuk melestarikan budaya jawa 😊.
Mantap deh 👍
Saya bahkan tdk tau ini genre apa mbk Deasy??
HapusYg jelas saya ingin menulis dan trs menulis, terutama kisah pewayangan, yg menjadi bagian tak terlupakan dr masa kecil saya.
Mantap ini👍
BalasHapusCerita yg menarik. Mudah"an next chapter bisa dijelasin senjatanya Rahwana,Trisula Syiwa.. Salam
BalasHapus