Senin, 25 April 2016

BELAJAR DARI PARA LEGENDA




Beberapa jam lalu, saya melihat tayangan balapan Moto GP di televise. Race bertajuk Jerez, Spanyol ini akhirnya menampilan Valentino Rossi sebagai jawara. Terlihat istimewa. Karena sejak lima tahun terakhir, inilah untuk pertama kalinya pembalap asal Italia itu meraih pole position (memulai balapan dari posisi terdepan).

Selain itu, istimewanya dari menangnya sang legenda hidup Moto GP ini adalah pole position itu diraih saat usianya sudah 37 tahun. Sebuah angka yang boleh dikatakan uzur untuk ukuraN seorang pembalap. Para kompetitiornya semacam Marc Marques dan Jorge Lorenzo adalah bekas pengagumnya saat keduanya masih anak-anak. Kini Vale (saapaan Valentino Rossi) masih cukup tangguh untuk bertarung dengan mereka.

“Saya akan terus balapan hingga tak ada lagi pabrikan yang mau mengontrak saya!” tegasnya ketika ditanya sampai kapan Valentino Rossi akan tetap bertahan di sirkuit Moto GP.

Ketika ditanya lagi apa rahasia Vale tetap mampu bersaing hingga di usia seperti sekarang? Ia menjawab bahwa latihan dan terus berlatih setiap hari, yang membuatnya bisa menjadi legenda hidup.

Lain Rossi, lain pula cerita Cristian Gonzales.

Pemain naturalisasi asal Urugay yang kini sudah menjadi Muallaf itu masih menjadi andalan tim Singo Edan, Arema Cronos. Meski sudah tidak setajam ketiga menjadi Top Skor (pencetak gol terbanyak) selama lima musim kompetisi berturut-turut beberapa tahun yang lau, namun El Loco (panggilan Cristian) masih menjadi striker yang sangat ditakuti barisan pertahan tim lawan.

Kini usia El Loco sudah 40 tahun. Tetapi ia masih bisa bersaing di tim utama Singo Edan.

“Saya terus berlatih dan berlatih setiap hari. Meski tidak ada kompetisi!” tegasnya saat ditanya rahasianya mampu eksis di usia setua ini.


Legenda hidup lainnya yang tak kalah inspiratip adalah mantan Menteri di era pemerintahan orde baru. Tokoh yang berasal dari sebuah desa di dekat kampung asal saya (di kabupaten Nganjuk) ini adalah Harmoko.

Di usianya yang kini sudah berkepala tujuh, menteri yang akrab dengan kalimat “Menurut instruksi bapak Presiden …” masih aktiv menulis. Catatan-catatan beliau masih bisa kit abaca di kolom “Kopi Pagi” harian Koran Pos.

“Saya akan tetap menulis sampai mati!” ucap pak Harmko.

“Terus menulis dan menulis. Itu yang membuat saya masih bisa eksis hingga sekarang.”


*****
Apa yang bisa kita ambil dari para legenda hidup ini?

Mereka bisa bertahan sejauh ini karea terus berlatih setiap hari. Jika kita yang masih pemula dan di usia yang masih sangat memungkinkan untuk berkarya ini mau berlatih dan terus berlatih setiap hari, tidak mustahil jika suatu saat nanti diantara para siswa-siswa ODOP batch 2 akan ada yang menjadi legenda hidup di dunia literasi.

Sekali lagi kuncinya adalah berlatih dan terus menulis setiap hari.

Surabaya, 25 April 2016
(Heru D’lover)

#OneDayOnePost
#TantanganMenulisSekaliDuduk

---------------------------------------
Catatan saya tulis selama setengah jam, tanpa edit. Maaf jika banyak typo dan alurnya amburadul.

12 komentar:

  1. Balasan
    1. terima kasih .. tetapi amburadul mbk Mahmudah

      Hapus
  2. Wah....jadi tambah semangat ini untuk terus berlatih menulis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo terus menulis dan menulis setiap hari mbk Denik:)

      Hapus
  3. Sepatu aku Her, bener sekali, kuncinya berlatih setiap hari

    BalasHapus
  4. Sepatu aku Her, bener sekali, kuncinya berlatih setiap hari

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga kita semua tetap semangat untuk berlatih

      Hapus
  5. Keren mas Heru, aku jadi bisa belajar dari para tokoh legenda hidup itu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. banyak typo ... pingin nulis "Pos Kota" kok jadi "Koran Pos" ya :) hehe

      Hapus
  6. Hmm bagus..typo hanya 2
    Kuncinya memang berkatih terus tiada Henti

    Aku sik rung reti nulis opo

    BalasHapus
  7. menginspirasi bangettt....

    BalasHapus

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *