Kamis, 15 Juni 2017

GUA SUROWONO, LORONG RAHASIA PENINGGALAN PANJALU





Canggu, sebuah desa di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dikenal sebagai kawasan yang memiliki banyak peninggalan sejarah.

Selain terdapat candi yang menjadi pendharmaan Bhre Wengker yaitu Candi Surowono (Wisnuprabhana/Curabhawana) sebagai peninggalan Majapahit, desa Canggu juga menyimpan jejak sejarah Panjalu. Berupa terowongan rahasia atau disebut dengan nama Gua Surowono.

Gua Surowono adalah sebuah rangkaian sungai bawah tanah yang memiliki arus lumayan deras sedalam pinggang orang dewasa. Airnya yang jernih berasal dari mata air yang keluar dari dinding tebing gua.

Pintu masuk gua berjarak sekitar 5 meter di bawah permukaan tanah. Untuk mencapainya, kita melewati susunan anak tangga yang belum dibangun secara permanen. Jadi, perlu kewaspadaan ekstra untuk menghindari tergelincir. Terutama saat hujan turun. Lokasi tangga masuk ini berada di rerimbunan kebun bambu.

Shoot terakhir sebelum melepas baju untuk menyusuri gua Surowono


Sampai di anak tangga terakhir, tepat berada di depan pintu gua, arus sungai bawah tanah sudah menyapu kaki kita. Terdapat sebuah papan tata tertib yang melarang semua pengunjung untuk memasuki gua tanpa bimbingan pemandu. Pintu gua juga ditutup dengan gerbang yang terbuat dari jeruji besi.

Busyet! Lebar sungai bawah tanah itu hanya seukuran tubuh manusia dewasa. Bisa dibayangkan betapa sulitnya kita menyusuri lorong itu. Suara gemuruh air dengan penerangan yang minim, sempat membuat saya bergidik.

Salah satu sumber mata air di depan pintu gua Surowono


Di dalam gua atau sungai bawah tanah Surowono, terdapat beberapa cabang lorong. Inilah alasan kenapa pengunjung harus didampingi pemandu, agar tidak tersesat ke aliran sungai yang salah.

Jantung terasa berdegup kencang, ketika saya mulai menyusuri lorong pertama. Di area ini, pengunjung masih bisa berjalan tegak, meskipun arus sungai menerpa hingga setinggi perut.

Namun, nyali akan benar-benar diuji ketika memasuki lorong kedua. Saya harus berjongkok untuk menyusuri derasnya arus sungai. Mau tidak mau, badan kita akan terendam seluruhnya.

Puncak ketegaran terasa nyaris runtuh, ketika sampai di lorong ketiga dan keempat, saya dipaksa berjalan dengan duduk, bahkan merangkak. Atap sungai bawah tanah yang sangat rendah menjadi penyebabnya. Arus sungai sudah sejajar dengan leher. Bisa dibayangkan, bagaimana jika tiba-tiba terjadi banjir. Nyawa tentu menjadi taruhannya.

Setelah menyusuri gua yang konon merupakan sebuah terowongan rahasia kerajaan Panjalu sejauh kurang lebih lima puluh meter, akhirnya terlihat sebuah titik cahaya. Semakin didekati, cahaya itu tampak kian terang benderang.

Iya, aliran sungai bawah tanah di Gua Surowono itu memiliki banyak cabang yang salah satunya akan membawa penelusurnya kembali ke atas permukaan tanah.

Menurut kepercayaan masayarakat desa Canggu, salah satu lorong dari Gua Surowono itu terhubung hingga di bawah keraton Panjalu/Kadhri/Kadhiri (Kabupaten Kediri, Jawa Timur sekarang). Konon, sungai bawah tanah itu merupakan sebuah terowongan rahasia untuk melarikan diri, jika terjadi sebuah prahara di keraton.

Benarkah lorong itu terhubung hingga kota Kediri sekarang?

Wallahu Alam Bishawab.

Jangan sekali-kali mencoba membuktikannya. Selain faktor kemanan yang rentan, dibutuhkan nyali besar, juga kemampuan olah spiritual dan mistisisme untuk menyusuri lorong demi lorong goa Surowono. Tentu, harus didampingi seorang pemandu yang mumpuni di bidangnya.


Heru Sang Mahadewa
Member of #OneDayOnePost

1 komentar:

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *