ilustrasi gambar: Yayasan Wacana |
KINANTHI 21
Sang ulama berkata pelan, kepada pasukan (pengikutnya),
kalian semua lihatlah, dan jadilah saksi, pusaka ini kuberi nama, si Kalam
Munyeng yang baik.
KINANTHI 22
Semua pengikutnya menjawab dengan
bersahutan, lalu semua kembali, ke tempat tinggal masing-masing, lestari(aman)lah
pesantren Giri, dengan dinobatkannya Kanjeng Sunan, sebagai Prabu Satmata yang
memiliki ilmu lebih.
KINANTHI 23
Makmur dan semakin ramai, semakin tecukupi
kebutuhan hidup pengikutnya, tidak ada yang miskin, setelah berselang lama,
Sunan Giri menderita sakit, datanglah kehendak takdir.
KINANTHI 24
Pulang ke rahamatullah, pecah tangis di
dalam puri, laki perempuan semua berduka, setelah jasad disucikan, dimakamkan
tidak jauh, dari tempat tinggal beliau.
KINANTHI 25
Mangkatnya (Sunan Giri) meninggalkan
keturunan, sepuluh anak laki-laki dan perempuan, yang dua dari istri pertama, dialah
Pangeran Pasirbata, dan Siti Rohbayat, yang delapan dari istri kedua.
KINANTHI 26
Disebut Nyi Geng Ratu, nama yang diberikan
ke anak tertua, Ratu Gede di Kukusan, lalu Sunan Dalem, yang ketiga diberi
nama, Sunan Tegalwangi.
KINANTHI 27
Empat Nyi Geng Saluluhur, lima iya Sunan
Luhur, Ratu Gedhe, Sunan Kulon yang ketujuh, Sunan Waruju bungsunya, diceritakan
dengan jelas.
KINANTHI 28
Setelah dimakamkan, berkumpullah para kerabat
Giri, membahas siapa yang akan menggantikannya, kedudukan Sunan Giri, semua
kerabat telah sepakat, Sunan Dalem yang menggantikan.
KINANTHI 29
Maka diangkatlah dia dengan julukan, Sunan
Giri Kedua, Sunan Giri Kedhaton, menikahi dua istri, belum sempat tersyohor (berjaya),
Kanjeng Sunan telah tiada.
KINANTHI 30
Pulang ke rahamatullah, juga dimakamkan di
Giri, meninggalkan sepuluh anak, bungsunya Sunan Sedarmagi, yang kedua dikenal,
Sunan Giri Prapen Adi.
KINANTHI 31
Ketiga Nyi Geng Karugangurung, Nyi Geng
Kulakan yang suci, Pangeran Lor, Pangeran Dheket, Pangeran Bongkok, lalu Nyi Ageng
Waru namanya, dan Pangeran Bulu kakak
dari si bungsu.
KINANTHI 32
Bungsunya bernama Pangeran Sedalaut,
setelah selesai mengurusi almarhum, dibahas siapa pantas menggantinya, berkumpullah
semua pengikutnya, Sunan Prapen terpilih, (dia) memiliki ilmu lebih seperti eyangnya
(Sunan Giri).
KINANTHI 33
Mandirinya Giri Kedhaton, disebut tetap abadi,
Sunan Giri Prapen yang memiliki ilmu lebih, semua pengikutnya baik anak-anak
maupun orang dewasa (rajin) sujud, terkenal hingga ke negeri lain, tiada pernah
putus disuara(kabar)kan.
BERSAMBUNG
-o0o-
Bagian selanjutnya, baca [ DI SINI ]
Judul asli:
Suluk Tambangraras
Pengarang:
KGPAA Amengkunegara III (Sunan Pakubuwana V)
Raden Ngabehi Yasadipura II (Ranggawarsita
I)
Raden Ngabehi Sastradipura (Ahmad Ilham)
Raden Ngabehi Ranggasutrasna
Dituturkan ulang oleh:
Heru Sang Mahadewa
(Member Of One Day One Post)
0 komentar:
Posting Komentar