ilustrasi gambar: Yayasan Wacana |
KINANTHI 11
Lalu tiada pernah pulang, berlanjut tinggal
di Giri, pemimpin ulama Satmata, julukan dari Sunan Giri, Gajah kedhaton yang
mulia, tersyohor hingga ke negeri lain.
KINANTHI 12
Dan telah dijadikan menantu, oleh Sunan
Ampel, dinikahkan dengan putrinya, bernama Nyai Ageng Ratu, membangun rumah
tangga yang rukun, abadi hingga menurunkan anak.
KINANTHI 13
Sang istri pergi, Nyai Ageng telah
mendahului, pulang ke rahamatullah, makamnya berada satu tempat, dengan mertua
laki-laki dan perempuannya, suami dan anak-anaknya sangat bersedih.
KINANTHI 14
Sampai disini berganti kisah, sang raja
Brawijaya, mendengar kabar yang telah nyata, bahwa Sunan Giri, memiliki banyak
pengikut, diam tanpa dengan peperangan.
KINANTHI 15
Sang prabu segera mengirim utusan, Rakryan
Patih Gajah Tanada, seketika bergeraklah pasukan, menyerang ke Giri Gresik,
tidak dikisahkan (bagaimana) perjalanan mereka, tiba-tiba telah datang menduduki
Giri.
KINANTHI 16
Gempar seperti dilandai badai, yang
menerjang tiada henti, (larilah) naik ke kedhaton, bersamaan dengan Kanjeng
Sunan Giri, sedang membaca dan menulis Al-Qur’an, terkejut mendengar suaranya.
KINANTHI 17
Orang-orang berteriak “musuh datang!”,
semua merusak Giri, pena yang sedang digunakan menulis, lalu segera dilempar dengan
cepat, sambil berdoa kepada Pangeran (Allah SWT), memohon perlindungan.
KINANTHI 18
Lalu pena itu berubah menjadi keris,
melesat dan mengamuki tubuh, para prajurit Majapahit, banyak yang terluka, lalu
meninggal, sebagian lagi lari tunggang langgang.
KINANTHI 19
Pulang ke Majapahit, setelah musuh pergi,
keris kembali ke wujud asalnya, tergeletak di hadapan, tempat menulis sang
ulama, dan berlumuran darah.
KINANTHI 20
Terkejut sang prabu, mengetahui keris berlumuran darah, sangat bersedih
dan menyesal, lalu berdoa kepada Hyang Widhi (Allah SWT), semoga Allah mengampuni,
segala perbuatan khilaf hamba.
............
BERSAMBUNG
-o0o-
Bagian selanjutnya, baca [ DI SINI ]
Judul asli:
Suluk Tambangraras
Pengarang:
KGPAA Amengkunegara III (Sunan Pakubuwana V)
Raden Ngabehi Yasadipura II (Ranggawarsita
I)
Raden Ngabehi Sastradipura (Ahmad Ilham)
Raden Ngabehi Ranggasutrasna
Dituturkan ulang oleh:
Heru Sang Mahadewa
(Member Of One Day One Post)
0 komentar:
Posting Komentar