Jumat, 23 Juni 2017

PENUTURAN ULANG SERAT CENTHINI JILID I (4)



ilustrasi gambar: Yayasan Wacana


KINANTHI 11
Lalu tiada pernah pulang, berlanjut tinggal di Giri, pemimpin ulama Satmata, julukan dari Sunan Giri, Gajah kedhaton yang mulia, tersyohor hingga ke negeri lain.

KINANTHI 12
Dan telah dijadikan menantu, oleh Sunan Ampel, dinikahkan dengan putrinya, bernama Nyai Ageng Ratu, membangun rumah tangga yang rukun, abadi hingga menurunkan anak.

KINANTHI 13
Sang istri pergi, Nyai Ageng telah mendahului, pulang ke rahamatullah, makamnya berada satu tempat, dengan mertua laki-laki dan perempuannya, suami dan anak-anaknya sangat bersedih.

KINANTHI 14
Sampai disini berganti kisah, sang raja Brawijaya, mendengar kabar yang telah nyata, bahwa Sunan Giri, memiliki banyak pengikut, diam tanpa dengan peperangan.

KINANTHI 15
Sang prabu segera mengirim utusan, Rakryan Patih Gajah Tanada, seketika bergeraklah pasukan, menyerang ke Giri Gresik, tidak dikisahkan (bagaimana) perjalanan mereka, tiba-tiba telah datang menduduki Giri.

KINANTHI 16
Gempar seperti dilandai badai, yang menerjang tiada henti, (larilah) naik ke kedhaton, bersamaan dengan Kanjeng Sunan Giri, sedang membaca dan menulis Al-Qur’an, terkejut mendengar suaranya.

KINANTHI 17
Orang-orang berteriak “musuh datang!”, semua merusak Giri, pena yang sedang digunakan menulis, lalu segera dilempar dengan cepat, sambil berdoa kepada Pangeran (Allah SWT), memohon perlindungan.

KINANTHI 18
Lalu pena itu berubah menjadi keris, melesat dan mengamuki tubuh, para prajurit Majapahit, banyak yang terluka, lalu meninggal, sebagian lagi lari tunggang langgang.

KINANTHI 19
Pulang ke Majapahit, setelah musuh pergi, keris kembali ke wujud asalnya, tergeletak di hadapan, tempat menulis sang ulama, dan berlumuran darah.

KINANTHI 20
Terkejut sang prabu, mengetahui keris berlumuran darah, sangat bersedih dan menyesal, lalu berdoa kepada Hyang Widhi (Allah SWT), semoga Allah mengampuni, segala perbuatan khilaf hamba.


............

BERSAMBUNG

-o0o-


Bagian sebelumnya, baca [ DI SINI ]
Bagian selanjutnya, baca [ DI SINI ]

Judul asli:
Suluk Tambangraras

Pengarang:
KGPAA Amengkunegara III (Sunan Pakubuwana V)
Raden Ngabehi Yasadipura II (Ranggawarsita I)
Raden Ngabehi Sastradipura (Ahmad Ilham)
Raden Ngabehi Ranggasutrasna

Dituturkan ulang oleh:
Heru Sang Mahadewa
(Member Of One Day One Post)

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *