Selasa, 12 September 2017

3 FAKTOR PENYEBAB KEKALAHAN INDONESIA ATAS VIETNAM


Egi "Messi" Vikri dikepung pemain Vietnam - foto tribunnews



Melakoni dua pertandingan kualifikasi grup B Piala AFF U18 dengan hasil gemilang, Sang Garuda (julukan tim nasional Indonesia U 18) justru gagal total di matchday ketiga. Anak asuh Indra Safrie dihajar The Golden Star (julukan tim nasional Vietnam) dengan tiga gol tanpa balas.

Kekalahan dengan skor mencolok itu bukan saja menjadi antiklimaks bagi permainan Sang Garuda, tetapi juga membuat posisi Indonesia melorot ke urutan ketiga dalam klasemen grup B. Bahkan, kini nasib Rachmad Irianto dkk. berada di ujung tanduk untuk bisa lolos ke babak semifinal. Penyebabnya, tuan rumah Myanmar kemarin berhasil menggulung tim terlemah, Philipina, dengan skor 7-0.

Bermain tanpa gelandang yang sedang naik daun, Febri Eka Putra, sebenarnya Indonesia mendominasi permainan. Nahas, kiper utama Muhammad Riyandi mengalami cedera pada menit ke – 30. Masuklah penjaga gawang cadangan, Muhammad Aqil Saviq. Belum genap sepuluh menit, Vietnam berhasil memanfaatkan situasi dengan menyarangkan dua gol. Le Van Nam memborong semua gol Vietnam. Hingga turun minum, skor tidak berubah.

Pada babak kedua, Indra Safrie mencoba merubah gaya bermain dengan mendorong the rising star, Megi “Messi” Vikry dari posisi gelandang menjadi striker. Namun, upaya serangan yang terus dilancarkan Indonesia selalu membentur tembok kokoh pertahanan Vietnam yang menerapkan strategi parkir bis. Bahkan, menjelang berakhirnya pertandingan, pemain The Golden Star, Bul Hoang Viet Anh kembali mampu menceploskan gol melalui sundulan, setelah memanfaatkan umpan dari tendangan sudut.

Tiga gol tanpa balas, Indonesia menyerah kepada Vietnam.

Apa yang membuat permainan Sang garuda mendadak tidak berkembang, jauh dari apa yang telah mereka tampilkan saat memalukan Myanmar 2-1 dan menggulung Philipina 9-0?

Inilah 3 faktor penyebab kekalahan Indonesia atas Vietnam:

1. OVER CONFIDENT
Kemangan atas tuan rumah Myanmar pada pertandingan pertama grup B, juga keberhasilan menggulung Philipina pada matchday kedua, sedikit banyak melambungkan kepercayaan diri anak-anak muda yang tergabung dalam skuad Sang Garuda.

Statistik menunjukkan bahwa Indonesia selalu menjadi momok bagi Vietnam. Dalam setahun terakhir, dua kali laskar Merah Putih berhasil membuat The Golden Star menangis. Semifinal Piala AFF 2016 dan kualifikasi Sea Games adalah helatan yang menjadi ajang terhentinya langkah negeri Aung An Syu Kyi oleh Indonesia.

Statistik itu pula yang terkesan kian melambungkan kepercayaan diri anak-anak Indonesia, termasuk sang arsitek, coach Indra Safrie. Terbukti, tidak ada determinasi tinggi sepanjang pertandingan. Berbeda dengan dua laga yang telah mereka lakoni sebelumnya.

Sebaliknya, di luar dugaan pengamat sepakbola, Vietnam U18 telah banyak belajar dari dua kegagalan pendahulunya, tim nasional senior dan tim nasional Sea Games U23. Mereka merubah total karakter permainan. Jika biasanya The Golden Star selalu mengambil inisiativ penyerangan, dalam pertandingan kemarin justru sebaliknya. Anak asuh Hoang An Tuan lebih banyak menumpuk pemain di kotak penalti, lalu secara mengejutkan melakukan counter attack yang mematikan. Strategi yang berhasil memporak-porandakan pertahan Indonesia. Terbukti, tiga gol bersarang ke gawang M Aqil Saviq.

2. Cedera Pemain Kunci
Beberapa jam menjelang kick off, terjadi sedikit maslah pada tim nasional Indonesia. Gelandang serang enerjik yang sedang naik daun, Feby Eka Putra mendadak demam tinggi. Tim dokter memutuskan bahwa arek Sidoarjo, Jawa Timur itu tidak bisa tampil dalam laga kontra Vietnam.

Indra Safrie pun harus merubah formasi. Skuad yang berhasil tampil memukau dalam dua pertandingan sebelumnya, terkesan pincang tanpa Feby. Gelandang yang mencetak hattrick ke gawang Philipina itu memang menjadi kreator serangan Sang Garuda selama ini.

Malapetaka kembali datang, ketika kiper utama Indonesia, Muhammad Riyandi salah tumpuan setelah menendang bola pada menit ke-30. Meski kualitasnya sepadan, tetapi Muhammad Aqil Saviq yang dimasukkan menggantikan penjaga gawang utama ternyata tidak siap. Selain nampak demam panggung, kiper kedua Sang Garuda itu juga belum sempat melakukan warming up. Akibatnya, dua gol cepat harus ia pungut dari jala gawangnya sendiri.

Cedera dua pemain kunci yang benar-benar memberikan kontribusi luar biasa terhadap kekalahan Indonesia.

3. Lemahnya Koordinasi Pertahanan
Banyak kalangan pengamat bola yang mengatakan bahwa dua laga yang dilakoni Indonesia belum memberikan ujian bagi barisan pertahanan yang dimotori Rachmad Irianto, kapten tim yang juga putra legenda sepakbola nasional dan Persebaya, Bejo Sugiantoro.

Laga kontra Vietnam kemarinlah yang dianggap sebagai ujian sesungguhnya bagi pertahanan tim asuhan Indra Safrie.

Terbukti, menghadapi strategi counter attack Vietnam, barisan pertahanan Indonesia kocar-kacir. Jarak yang cukup renggang antar empat bek, memudahkan para pemain The Golden Star menerobos kotak enam belas meter. Transisi para gelandang saat menyerang ke bertahan juga lambat. Hal ini menambah semakin pontang-panting para pemain mengamankan area pertahanan.

Bukan hanya itu, para pemain bertahan Indonesia juga lemah dalam mengantisipasi umpan crosing, terutama bola-bola atas. Gol kedua dan ketiga Vietnam lahir karena kesalahan mutlak mereka yang kalah dalam duel heading.

Lemahnya koordinasi barisan pertahanan inilah yang harus segera dibenahi tim pelatih.

-o0o-

Nasi sudah menjadi bubur. Kita tidak boleh meratapi kekalahan telak itu. Masih ada matchday terakhir ketika Sang Garuda bertemu Brunei Darussalam besok rabu, 13 September 2017.

Peluang Indonesia boleh dibilang paling kecil di antara para pesaing, yaitu Vietnam yang 99.9% sudah pasti lolos dan Myanmar yang telah surplus dengan 13 gol, sementara kita hanya surplus 7 gol. Namun, kita tidak boleh menyerah. Segala sesuatu masih bisa terjadi.

Kuncinya terletak pada kedisplinan pemain, strategi yang jitu dari pelatih, dan semangat pantang menyerah. Tidak ada yang impossible dalam pertandingan sepakbola.

Jebret ... Bravo Sang Garuda!

( Heru Sang Mahadewa)
Member Of One Day One Post

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *