Selasa, 26 September 2017

PENUTURAN ULANG SERAT CENTHINI JILID I (25)


ilustrasi gambar: Yayasan Wacana


PUPUH XIV
PANGKUR 1
Wahai semua pasukanku, akan menjadi lebih baik takdir ini, juga tidak khawatir andai gugur, terkena senjata. Meski pucat namun kita masih mampu. Jangan merasa goyah dalam batin, justru kita akan lebih makmur lagi.

PANGKUR 2
Ayo semua membubarkan diri, bukalah lebar-lebar pintu maaf kalian, kasihanilah kepadaku, pulanglah semua, ke rumah masing-masing. Sedangkan imbalan dariku, gunakanlah dalam jalan hidup menafkahi istri dan anak-anak kalian.

PANGKUR 3
Aku pulang ke Mataram, menghadap kepada kakang prabu raja Mataram, menyerahkan hidup dan matiku, dan kangmas adipati, telah gugur dalam perang melawan ulama sepuh, yang dibantu seorang mualaf asal China, yang datang ke tanah Jawa.

PANGKUR 4
Senjata mereka hanya sederhana, para santri membunyikan genderang, datang dari lubuk kalbu, membualkan kebutaan, tiada yang tegar dan tangguh, banyak darah yang tumpah, mengalami luka hingga gugur.

PANGKUR 5
Yang tersisa hatinya telah hancur, hilang sudah keberaniannya. Semua ini salahku, menanggung malu, sakit dan matiku dan kangmas (Pangeran Pekik) kutanggung, janganlah ikut-ikut. Sudahlah, semoga kalian selamat dan sejahtera.

PANGKUR 6
Mendengar Kangjeng Ratu Pandhansari meratap, semua punggawa berkata, dengan cucuran air mata yang berderai. Duh gusti panutan kami, janganlah paduka buru-buru pulang. Lihatlah pasukan paduka, semua berbhakti untuk Surabaya.

PANGKUR 7
Dan keinginan kami para prajurit, tunggulah. Jika nanti (dia) benar-benar sakti, biarlah habis sekalian semua orang Surabaya, hingga tewas semua prajurit Surabaya. Bukan mimpi di siang hari, jika takut mati.

PANGKUR 8
Perasaan paduka, jika kecewa, lebih baik tumpas seluruh prajurit. Hidup pun apa yang bisa kami perbuat, tidak becus memberikan apa-apa di hadapan gusti yang datang tidak berjodoh. Jika hidup boleh berkata, dasar manusia tidak patut.

..................

BERSAMBUNG

-o0o-

Bagian sebelumnya, baca [ DI SINI ]
Bagian selanjutnya, baca [ DI SINI ]

Judul asli:
Suluk Tambangraras

Pengarang:
KGPAA Amengkunegara III (Sunan Pakubuwana V)
Raden Ngabehi Yasadipura II (Ranggawarsita I)
Raden Ngabehi Sastradipura (Ahmad Ilham)
Raden Ngabehi Ranggasutrasna

Dituturkan ulang oleh:
Heru Sang Mahadewa
(Member Of One Day One Post)

2 komentar:

  1. Salut atas kegigihan dan konsistensi Mas Heru menelusuri naskah2 kuno, menerjemahkan dan menyuguhkan untuk publik. #TetapSemangat #TerusBerkarya.

    BalasHapus

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *