ilustrasi gambar: Yayasan Wacana |
PUPUH XIV
PANGKUR 1
Wahai semua pasukanku, akan menjadi lebih baik
takdir ini, juga tidak khawatir andai gugur, terkena senjata. Meski pucat namun
kita masih mampu. Jangan merasa goyah dalam batin, justru kita akan lebih makmur
lagi.
PANGKUR 2
Ayo semua membubarkan diri, bukalah lebar-lebar
pintu maaf kalian, kasihanilah kepadaku, pulanglah semua, ke rumah
masing-masing. Sedangkan imbalan dariku, gunakanlah dalam jalan hidup menafkahi
istri dan anak-anak kalian.
PANGKUR 3
Aku pulang ke Mataram, menghadap kepada kakang
prabu raja Mataram, menyerahkan hidup dan matiku, dan kangmas adipati, telah
gugur dalam perang melawan ulama sepuh, yang dibantu seorang mualaf asal China,
yang datang ke tanah Jawa.
PANGKUR 4
Senjata mereka hanya sederhana, para santri
membunyikan genderang, datang dari lubuk kalbu, membualkan kebutaan, tiada yang
tegar dan tangguh, banyak darah yang tumpah, mengalami luka hingga gugur.
PANGKUR 5
Yang tersisa hatinya telah hancur, hilang sudah
keberaniannya. Semua ini salahku, menanggung malu, sakit dan matiku dan kangmas
(Pangeran Pekik) kutanggung, janganlah ikut-ikut. Sudahlah, semoga kalian
selamat dan sejahtera.
PANGKUR 6
Mendengar Kangjeng Ratu Pandhansari meratap, semua
punggawa berkata, dengan cucuran air mata yang berderai. Duh gusti panutan
kami, janganlah paduka buru-buru pulang. Lihatlah pasukan paduka, semua
berbhakti untuk Surabaya.
PANGKUR 7
Dan keinginan kami para prajurit, tunggulah. Jika
nanti (dia) benar-benar sakti, biarlah habis sekalian semua orang Surabaya, hingga
tewas semua prajurit Surabaya. Bukan mimpi di siang hari, jika takut mati.
PANGKUR 8
Perasaan paduka, jika kecewa, lebih baik tumpas
seluruh prajurit. Hidup pun apa yang bisa kami perbuat, tidak becus memberikan
apa-apa di hadapan gusti yang datang tidak berjodoh. Jika hidup boleh berkata,
dasar manusia tidak patut.
..................
BERSAMBUNG
-o0o-
Bagian selanjutnya, baca [ DI SINI ]
Judul asli:
Suluk Tambangraras
Pengarang:
KGPAA Amengkunegara III (Sunan Pakubuwana
V)
Raden Ngabehi Yasadipura II (Ranggawarsita
I)
Raden Ngabehi Sastradipura (Ahmad Ilham)
Raden Ngabehi Ranggasutrasna
Dituturkan ulang oleh:
Heru Sang Mahadewa
(Member Of One Day One Post)
Salut atas kegigihan dan konsistensi Mas Heru menelusuri naskah2 kuno, menerjemahkan dan menyuguhkan untuk publik. #TetapSemangat #TerusBerkarya.
BalasHapusPangestune, bapak.
Hapus