PUPUH X
MEGATRUH 11
Pangeran Pekik telah kembali ke kediamannya, semua
yang menghadap pun membubarkan diri, Bakda Isya’ waktunya, Kangjêng Pangeran
pergi diam-diam, tiada seorang pun prajuritnya yang tahu.
MEGATRUH 12
Berangkat menuju Giri (dan) masuk ke kedhaton,
ketika itu Sunan Giri Prapen, sedang duduk dihadap para punggawa dan
prajuritnya, Endrasena selalu berada di depan, Lalu Kangjêng Sunan berkata
pelan.
MEGATRUH 13
Wahai anak-anak, kabarnya Sultan Mataram, mengirim
utusan kepadaku, meminta agar aku menghadap Sultan Agung, jika membangkang akan
digempur, oleh pasukan yang akan meghancurkan Giri.
MEGATRUH 14
Yang diutus adalah ramanda Pangeran Surabaya,
tetapi secara usia masih lebih tua aku, hanya (secara garis keturunan) masih
terhitung bapak, istri ratu Pandhansari, jadi ikut segan.
MEGATRUH 15
Seperti apa nak, tekad kalian, nantinya aku hanya
mendukung, menurut tekadmu, baik tunduk ataupun tidak, kalian yang akan
menjalani beratnya perjuangan.
MEGATRUH 16
Endrasena dipanggilan sang ulama, karena merasa
seperti disebut, pandangan matanya berkaca-kaca, terlontar amarah di lidah, sontak
berkata kepada sang ulama.
MEGATRUH 17
Duh Kangjêng ramanda yang sungguh sebagai, teladan
di tanah Jawa, Waliyullah dan cucu Rosul, yang telah dipilih Allah S.W.T, jika
menjadi kenyataan.
MEGATRUH 18
Sultan Agung yang belum mendengar, bahwa di keraton
Giri, ada seorang prajurit yang memiliki kelebihan, dia tak tertandingi di negeri China, lalu ke Jawa dan sekarang siap berperang pupuh.
MEGATRUH 19
Datang saja menyuruh anak yang bau kencur,
istrinya diajak berperang pula, demi membela Sultan Agung, harusnya datang seorang
diri, lalu melakukan perang tanding denganku.
MEGATRUH 20
Yang sudah-sudah (lalu) Kangjêng Rama telah mau
menghadap, pantaslah itu kepada Sultan di Mataram, menghaturkan bhakti sebagai panutan,
(sekarang giliran beliau yang seharusnya) datang seorang diri ke Giri, tenang
saja.
MEGATRUH 21
(Tiba-tiba) Pangeran Pekik mengucapkan salam, sang
ulama terkejut lalu menjawab, Walaikum
salam, tergopoh-gopoh segera menyambutnya, keduanya pun mengambil posisi tempat
duduk.
MEGATRUH 22
Sunan Giri Prapen menanyakan kedatangan Kangjêng
Rama Pangeran Pekik, apakah dalam keadaan sehat, Kangjêng Pangeran Pekik
menjawab dengan manis, aku baik-baik saja (selamat).
MEGATRUH 23
Setelah berbasa-basi saling menghormati, datanglah
hidangan dan sajian di hadapan mereka, silahkan seadanya, dengan merendah, menghaturkan
sembah tanda bhakti, singkatnya sang anak tidak lagi segan.
MEGATRUH 24
Duh Kangjêng Rama telah datang malam-malam,
seorang diri tanpa ada yang mengawal, terkejut perasaan kami seketika, apa yang
menjadi maksud, tujuan datang ke Giri Kedhaton.
..................
BERSAMBUNG
-o0o-
Bagian selanjutnya, baca [ DI SINI ]
Judul asli:
Suluk Tambangraras
Pengarang:
KGPAA Amengkunegara III (Sunan Pakubuwana
V)
Raden Ngabehi Yasadipura II (Ranggawarsita
I)
Raden Ngabehi Sastradipura (Ahmad Ilham)
Raden Ngabehi Ranggasutrasna
Dituturkan ulang oleh:
Heru Sang Mahadewa
(Member Of One Day One Post)
aku udah lama nggak ngikutin ini padahal aku yang request ya. hahaha maapken kang..
BalasHapuswehehe ..
Hapussaya jawab request ini juga estafet, mas Ian.
Mendarat mas her ....👍👍
BalasHapusmatur suwun, mbak Nuh
Hapus