Senin, 18 September 2017

PENUTURAN ULANG SERAT CENTHINI JILID I (20)



ilustrasi gambar: Yayasan Wacana



PUPUH XI
POCUNG 13
Di antara semua kesukaannya itu, kekuasanmu di dunia, sama dengan gemerlapnya halilintar, oh sayangilah, jangan sampai celaka.

POCUNG 14
Maka berkatalah yang jujur jangan sungkan, segan bersaudara, jangan berpikir belas kasihan, kebulatan tekad itu yang menjadi panutan.

POCUNG 15
Sunan Giri Prapen mengangkat wajah sembari tersenyum, Ya Wallahualam, Alah yang menentukan, hamba hanyalah bersandar pada kehendak Tuhan.

POCUNG 16
Maka Kangjeng Pangeran Surabaya, ketika mendengar, ucapan Sunan Giri Prapen, langsung beranjak dari hadapan sang ulama.

POCUNG 17
Sepulangnya Pangeran Pekik ke Surabaya, dibahaslah terjadinya perang, disepakati bahwa besok pagi, Endrasena yang menjadi panglima perang.

POCUNG 18
Telah diterima semua perintah sang ulama besar, kepada para sahabat, siswa khotib dan kaum pemuka agama, para prajurit se-Giri sudah siap.

POCUNG 19
Pagi harinya sang Pangerah telah tiba, di Surabaya, menemui istri terkasih, lalu dengan sigap menata pasukan perang.

POCUNG 20
Sunan Giri Prapen tidak mau menghadap utnuk tunduk, pasukan Surabaya, di alun-alun telah siaga, berbaris meliuk-liuk, Kangjeng Ratu nampak naik di atas tandu besar.

POCUNG 21
Mengitari barisan prajuritnya hingga tak terlewat, memberikan penghargaan, kepada yang bersiap perang, uang dan busana yang beraneka warna.

POCUNG 22
Semua telah mendengar bunyi genderang bertalu-talu, pertanda diberangkatkannya, yang menjadi ujung tombak pasukan, telah berjalan bagai aliran bengawan.

POCUNG 23
Lalu diikuti tandu tumpangan Kangjeng Ratu, Kangjeng Pangeran berada di belakangnya, menunggang kuda yang tak pernah jauh (dari sang Ratu), dilindungi oleh banyak prajurit yang saling merapat.

POCUNG 24
Tiada halangan di perjalanan, hingga sampai di Giri pura, gelar tempur pasukan langsung mengepung, sesak di dada melihat telah hilangnya cinta dan perdamaian.

..................

BERSAMBUNG

-o0o-

Bagian sebelumnya, baca [ DI SINI ]
Bagian selanjutnya, baca [ DI SINI ]

Judul asli:
Suluk Tambangraras

Pengarang:
KGPAA Amengkunegara III (Sunan Pakubuwana V)
Raden Ngabehi Yasadipura II (Ranggawarsita I)
Raden Ngabehi Sastradipura (Ahmad Ilham)
Raden Ngabehi Ranggasutrasna

Dituturkan ulang oleh:
Heru Sang Mahadewa
(Member Of One Day One Post)

4 komentar:

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *